17

2.6K 125 2
                                    

happy reading

•°•°•

"Pandu?" Pandu, cowok itu kini berada di lobby salah satu apartemen mewah di Jakarta, merasa seseorang memanggil namanya, Pandu berbalik dan menatap wanita yang memanggil nya dengan tatapan dingin penuh kebencian.

"I-ini kamu nak?"tanya wanita itu membuat pandu ingin muntah ketika wanita itu menyebut nya dengan panggilan "nak."

"Anda siapa?"

Pertanyaan menusuk dari seorang Pandu Praja Vrestirn itu berhasil membuat air mata wanita yang berada di hadapannya ini jatuh, tetapi pandu tidak peduli, ia menganggap angin lalu dan segera menuju ke kamar nya untuk beristirahat.

Setelah sampai di apartemen nya, langsung saja Pandu merebahkan tubuhnya sebentar dan memasuki wc untuk mandi agar terlihat lebih segar.

Setelah mandi, Pandu memutuskan untuk berjalan sekitar apartemen nya, ia rindu suasana jakarta.

"jakarta masih sama yah, polusi dimana-mana,"ujar pandu seraya memandangi jalan di depan nya, kendaraan yang begitu banyak berlalu lalang.

pada saat berjalan, pandu tak sengaja melihat wanita yang hendak menyebrang jalan, dari kejauhan terlihat mobil yang berjalan ke arah wanita itu dengan cepat, pandu yang tak sengaja melihat kejadian itu melotot saat menyadari bahwa wanita itu adalah ibu dari gadis yang ia cintai.

"TANTE DINDA!"teriak pandu kencang kemudian mendorong Dinda ke arah tepi jalan.

'Brak'

kecelakaan besar terjadi sore itu membuat semua pengendara berhenti, baik itu mobil, motor maupun ojek, semua fokus pada satu titik dimana seorang lelaki yang mengalir darah dari kepalanya dengan deras, dan juga seorang wanita yang pingsan di pinggir jalan.

Disisi lain, Ardan yang mendengar suara tabrakan itu langsung keluar dari supermarket kemudian berjalan ke arah keurumunan itu.

"itu kenapa ya pak?"tanya Ardan setelah melihat wajah pandu yang sudah tertutupi darah segar berwarna merah pekat itu.

"itu pak, tadi lelaki ini nolongin ibu-ibu dari arah supermarket yang hendak di tabrak mobil,"ujar pria itu membuat jantung ardan entah kenapa berdetak lebih cepat.

"mana perempuan nya pak?"tanya Ardan membuat pria tadi menunjuk ke arah pinggir jalan yang juga di kerumuni oleh orang sekitar walau tak seramai tadi.

mencoba menerobos, betapa terkejutnya Ardan ketika menyadari bahwa itu Dinda.

Dengan tergesa gesa, Ardan mengangkat tubuh Dinda membawanya kemobil dan melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata menuju rumah sakit.

"DOK DOK DOK, ISTRI GUE ANJING CEPET, GAK BECUS AMAT KALIAN JADI DOKTER!"seru Ardan dengan pakaian yang berantakan serta di tangannya berada Dinda yabg tengah tak sadarkan diri.

"pak mohon tunggu disini,"ujar Perawat membuat Ardan mengangguk pasrah kemudian merogoh saku nya mencari handphone nya.

"halo ro, kesini sama zara dan zaki yah,"ujar Ardan dengan suara setenang mungkin membuat Zero yang di telepon hanya menganggukkan kepalanya, kemudian otak pintarnya bertanya-tanya ketika sang ayah mengirimkan lokasi rumah sakit? ada apa?

***

"ASHAAA!"teriakan itu membuat Asha, sepupu Diva menuju ke arah Diva dengan terburu-buru.

"Kenapa kamu?"tanya Asha dengan suara lembut nya membuat Diva menggelengkan kepalanya, itu membuat Asha heran dengan tingkah laku sepupunya ini.

Entah hanya perasaan Asha saja, atau bagaimana, tetapi setelah dari Bandung, sikap Diva berubah 360°, yang awalnya Diva akan merasa jijik jika berkunjung ke rumah Asha di Jakarta karena sempit dan panas, tetapi kali ini berbeda, entah kenapa.

"Em Div?"panggil Asha membuat Diva menoleh dan menaikkan alisnya pertanda apa.

"Kamu punya uang gak? Aku boleh pinjam gak? Obat ibu habis, aku belum gajian, tapi tenang aja kalau aku sudah gajian, pasti ku bayar."

Ucapan Asha membuat Diva tersenyum tulus dan mengeluarkan uang berwarna merah sebanyak 20 lembar, itu membuat Asha hendak menolak ketika Diva memberikan uang itu kepada Asha.

Melihat reaksi Asha, Diva tau apa yang ada di pikiran sepupunya ini, "Asha, kita itu keluarga, bukan nya keluarga harus saling membantu? Oh ya tenang aja, gue pasti bakal bantu Lo buat nemuin paman Robert, gue juga kangen ama dia, yang pasti dia masih hidup, dan dengan di temukan nya paman Robert, harta warisan kakek bakal jatuh ke tangan lu, bukan ke tangan perempuan picik itu kan, Okay?"

Ucapan panjang lebar Diva membuat Asha mengangguk dan menitikkan air mata mengingat sang ayah yang telah hilang, akibat hilang nya sang ayah, itu membuat ia dan ibunya di usir dari keluarga Anderson.

Tak lama mereka diam, ketukan pintu membuat Asha bergegas membuka pintu rumah nya, sedangkan Diva hanya tersenyum.

Yang mengetuk pintu ternyata seorang suster yang di bayar Diva khusus untuk merawat ibu Asha, Eva.

Setelah itu Diva kembali mengajak Asha ke mall, lebih tepatnya salon yang berada di pondok indah mall.

Mulai dari Kuku, tangan, wajah sampai rambut pun di renovasi oleh Diva, tenang aja, yang bayar Diva kok, Diva juga ikut spa, yakali enggak.

"ASHA SUMPAH INI LU??? AAA SEPUPU GUE CANTIK MPHH."

belum selesai Diva melanjutkan teriakan nya, mulut nya lebih dulu di masukkan makanan oleh Asha. "Diva jangan teriak, malu maluin."

Diva yang mendengar Omelan Asha pun hanya cengengesan, setelah makan malam di Pim, mereka memutuskan untuk pulang kembali ke rumah.

"ayo pulang, capek kan lu seharian jalan,"ujar Diva membuat Asha mengangguk saja.

Kedua gadis itu pun berjalan menuju ke arah parkiran.

"loh k-kamu?"tanya diva gugup, bagaimana tidak? sekarang alasan ia ke jakarta telah ada duduk di depan mobilnya sembari menatap Diva dengan tatapan tajam nya.

"ngapain ke jakarta?"tanya Kevin, kevin memang tak sengaja melihat mobil yang cukup ia kenali, karena ia pernah mencari tahu informasi tentang gadisnya, ah ralat! wanita nya, dan ya, dia mendapatkan semua plat kendaraan milik sang kekasih.

"kok kamu ada di sini? bukan nya meeting?"tanya Diva balik mencoba menetralkan kegugupan nya, sementara Asha yang tak mengerti apa-apa hanya diam bak patung.

"tadi baru aja meeting, besok baru turun ke tempat, kamu sendiri ngapain?"tanya kevin balik membuat diva menampilkan cengiran nya lalu mendekat ke arah Kevin.

"hehe, ngikutin kamu,"ujar Diva menbuat kevin menghela nafas nya lalu membawa wanitanya itu ke dalam pelukan nya.

"lain kali kalo mau ikut ngomong, bukan diam-diam perginya."

Diva yang mendengar itu mengangguk dalam dekapan Kevin, kevin yang gemas akan tingkah wanitanya itupun mencium serta mengacak pelan rambut diva.

"ekhem."

deheman berasal dari asha itu membuat Diva serta Kevin menoleh, diva yang malu dan kevin yang mendatarkan wajahnya.

"yaudah aku pulang dulu yah, nanti aku kabarin,"ujar diva melepas pelukan nya dengan kevin, kevin pun mengangguk lesu namun tak lama ia mendekatkan bibirnya ke telinga diva, dan berbisik dengan suara rendah.

"hati-hati, jagain anak kita."

'blush'

•°•°•

Hi! Back lagi nih, kembali dengan Versi yang udah di revisi, kangen ga nih?? Hahaha. Oh ya gimana puasanya? lancar gak? ada yang bolong nih pasti haha.

@eci.nltfyhh25
@watt.padstyy

See you next part.

ZARA dan kepahitan nya[ROMBAK ALUR + REVISI BERJALAN]Where stories live. Discover now