✧ SIXTEEN ✧

288 42 0
                                    

-HAPPY READING-





Tidak mungkin.

Dia.

Minho, Taehyung, dan Jungkook menatap heran ke Jimin yang melamun sembari menatap intens Yong Joon.

"Hei Jimin-ah... Kau kenapa saeng? " Tanya Minho sembari menepuk pundak Jimin hingga empunya tersentak kaget.

"A-ah gw-gwenchana hyungie" Jimin tersenyum paksa menatap Minho dan kedua sahabatnya. Tapi mereka mengenal Jimin bukan beberapa hari, jadi tentu ketiganya tahu ada yang disembunyikan olehnya tetapi memilih untuk diam karena masih ada pamannya Taehyung.

Setelah makan malam, semua berbincang-bincang di ruang tamu, tapi tidak dengan Jimin yang tidak bicara banyak sejak tadi dan Taehyung sesekali mendapatkan sahabatnya melamun entah apa yang sedang mengganggu pikirannya. Jungkook tidak beda jauh, ia tentu menyadari perubahan Hyung pendeknya ini. Sedangkan Minho dan Yongjoon hanya membicarakan seputar pekerjaan di kantor. Heol , jika mereka sudah ada di perusahaan masing-masing keduanya seakan tidak sedekat sekarang. Perhatian Yongjoon juga tidak lepas dari Jimin, tentu ia tahu-sangat tahu malah ada apa dengan perubahan drastis Jimin.

"Sepertinya ini sudah sangat malam Presdir Min, aku dan Jimin pamit. Selamat malam Presdir, Taehyung... Jungkook selamat malam. " Minho berpamitan pada ketiganya. Bukan tanpa alasan, ia tahu Jimin  sedari tadi tidak nyaman.

"Selamat malam semuanya, sampai jumpa disekolah Tae Kook" Jimin berdiri dari sofa pamit pada sahabatnya tanpa melirik namja paruh baya yang notabenenya paman Taehyung. Karena jika melihat wajah sok baik itu, Jimin seperti menyaksikan kejadian 12 tahun lalu.

"Selamat malam Minho Hyung, Jimin Hyung" Balas Jungkook.

"Selamat malam Hyung, selamat Jim... Sampai jumpa besok" Balas Taehyung. Jimin tersenyum tulus kepada kedua sahabatnya.

"Nee... Selamat malam, Hati-hati di perjalanan nanti" Ucap Yongjoon. Minho mengangguk lalu masuk ke mobil. Jimin? ia tidak peduli.


Keduanya kini sudah sampai di mansion. Tanpa mengatakan apapun, Jimin langsung masuk kedalam. Minho bergegas menyusul Jimin, ia sangat penasaran... Ada apa dengan bocah itu?

"Jiminie... " Panggilnya tetapi tidak dihiraukan.

"Park Jimin " Panggilnya lagi tapi dengan cekalan ditangan kiri Jimin.

Minho memutar tubuh mungil Jimin menghadapnya. Betapa terkejutnya ia saat melihat bekas air mata di pipi mochi namja tersebut.

"Ji-jimin... A-ada apa? Apa Hyung membuat kesalahan? Atau ada yang mengganggu mu? Katakan pada Hyung! " Minho sedikit mengguncang tubuh Jimin.

"Hyung... "

"Nee Jimin-ah... Katakan saeng"

"Aku ingin belajar bela diri dan menggunakan senjata"

Sang Hyung terdiam dengan permintaan tiba-tiba dari Jimin. Heol, Jimin sempat trauma dengan senjata. Ia masih ingat bagaimana Jimin histeris saat melihat polisi memegang sebuah pistol hingga Jimin demam tinggi dan tidak mau ditinggal sendiri. Tapi sekarang? Anak ini meminta ingin belajar menggunakan senjata.

"Aku mohon Hyung"

"Kenapa tiba-tiba Jiminie? Arraseo Hyung ijinkan tapi.... Kau pasti punya alasan bukan. Katakan padaku Jim, ada apa? "

"Hyung"

"Hm? "

"Min Yongjoon... " Minho mengernyitkan dahinya penasaran kenapa Jimin menyebut nama Presdir Min. Ada apa dengan namja paruh baya tersebut?.

[✔] MY BROTHER || PJM•MYGWhere stories live. Discover now