Bagian 01

2.8K 283 17
                                    

     Siapa yang tak mengenal kota X, tempat yang terdapat sejumlah landmark dengan berbagai atraksinya, institusi terkenal, dan juga taman populernya, yang mana itu menarik orang bak sebuah magnet yang besar.

Banyak touris dan pelancong datang untuk mengabadikan setiap keindahan yang sangat memukau di sana, apalagi saat malam hari yang selalu di hiasi banyak lampu jalanan yang indah dan jangan lupakan juga penyanyi jalanan yang memiliki suara merdu sehingga malam tak pernah terasa membosankan.

Tak pernah ada hari dimana yang mengatakan jika kota x itu akan sepi karena setiap hari pengunjung baru akan datang dan meramaikan setiap jalan, entah itu memang turis atau orang-orang yang bertempat tinggal di sana dan memiliki pekerjaan yang selalu mereka kerjakan ataupun hanya sekedar berjalan-jalan saja.

"Maaf tuan, saya melihat seleberan yang ada di depan pagar gedung ini dan di sana tertulis jika sedang mencari pekerja baru" Ucapan ini terdengar dari seorang pria tampan dengan pakaian kemeja putihnya serta celana kainnya yang saat ini sedang berbicara dengan seorang pria yang sepertinya berumur sekitar 30 tahunan lebih.

Orang yang di ajak bicara, tampak memperhatikannya dengan sangat seksama. Dia berkata "Ikutlah dengan saya" pria ini mulai berjalan dengan pemuda tadi mengikutinya dari belakang.

Pria itu membawa masuk pemuda tadi ke dalam sebuah gedung besar. Pemuda itu juga tampak memperhatikan semua yang ada di dalam gedung tersebut. Dirinya bisa melihat beberapa orang berlalu lalang terlihat sangat sibuk, dan ada juga pria-pria berpakaian jas hitam dengan badan kekar yang senantiasa berdiri di beberapa tempat dan juga kadang-kadang mereka akan berjalan seperti mengecek sesuatu.

Pria itu berhenti di bagian meja resepsionis "Dia ingin melamar kerja" katanya pada seorang wanita di balik meja. Wanita itu memandang pemuda yang ada di samping pria tadi dari bawah hingga atasnya, merasa jika pemuda itu sangat tampan di balik kacamata yang sedang dia gunakan dan berpikir jika sepertinya orang itu adalah seorang alpha karena kedominantnya cukup jelas terlihat.

"Baiklah, kau pergilah aku akan menanganinya" Ucap wanita itu dan pria tadi mengangguk sebelum pergi meninggalkan keduanya.

"Jadi tuan..?"

"Jeongguk, jeon jeongguk" Pria itu memberi tahu namanya.

Wanita itu mengangguk pelan dan berkata "Baiklah tuan jeongguk-ssi, saya adalah kim jennie seorang Beta. Saya akan memberitahu anda apa pekerjaan anda di tempat ini, karena jika anda keberattan maka anda bisa langsung keluar dari gedung ini. Kalau begitu ikuti saya sekarang"

Keduanyapun berjalan dengan jennie yang memimpin.

Beberapa saat kemudian, keduanya sampai di depan sebuah pintu kayu kecoklatan. Jennie membukanya dan kemudian mempersilakan jeongguk masuk duluan. Setelah masuk, jennie menyuruh jeongguk untuk duduk di salah satu sofa. Jennie juga menempatkan dirinya untuk duduk berhadapan dengannya setelah mengambil sebuah map.

Meletakkan map itu ke atas meja, jennie berkata "Minumlah tehnya dulu sebelum kau membacanya" Sebelum mereka memasuki ruangan, di atas meja memang sudah tersedia dua cangkit teh yang memiliki asap mengepul di atasnya, terlihat masih baru.

Jeongguk menatap sekilas ke arah jennie, lalu mengambil cangkir itu kemudian menyesapnya sedikit dan meletakkan lagi kembali pada meja. Setelahnya jeongguk mengambil map di atas meja.

Dia mulai membuka map tersebut dan membaca apa yang ada di dalamnya yang merupakan surat perjanjian dan sertai juga peraturan. Jungkook sedikit terkejut. Dia berpikir, kenapa di sana tertulis jika ia akan bekerja sebagai bartender di sebuah tempat yang sama sekali tak sama dengan nama perusahaan ini, dan di sana juga tertulis beberapa peraturan yang jika dilanggar salah satunya maka nyawalah yang akan menjadi taruhannya.

Apa ini sebenarnya?, batinnya tak mengerti.

"Aku yakin anda pasti bingung, tapi seperti itulah adanya" Ujar jennie setelah meminum sedikit tehnya dan memperhatikan jeongguk yang masih tampak serius membaca kertas itu.

"Saya tak mengerti, saya ingin melamar sebagai karyawan di sini dan bukanlah untuk menjadi seorang bartender" Jeongguk meletakkan kembali berkas itu ke atas meja.

"Tapi masalahnya, tempat ini tak membutuhkan karyawan baru, dan lagi anda tak akan bisa keluar dari tempat ini karena anda telah membaca berkas itu"

"Apa maksudmu?" Bingungnya.

Tak berapa lama pandangan jeongguk terahlihkan pada pintu yang terbuka dan menampakkan beberapa orang dengan persenjataan lengkap di masing-masing tangan, mereka mengambil tempat di belakang sofa yang di duduki jennie dan ada juga dua orang berjaga di pintu.

"Pilihannya hanya ada dua. Pertama, anda menerima pekerjaan ini, atau..." Dia menjeda sedikit ucapannya dan menatap tajam ke arah Jeongguk "Kau mati sebelum bisa bergerak dari tempat dudukmu" Lanjutnya dengan penuh peringatan.

Jeongguk tak menunjukkan ekspresi apapun dengan sedikit kerutan pada dahinya. Dia melihat ke arah orang-orang yang berada di sana dengan bola matanya. Semula ia tak merasa ada yang salah di dalam sana, namun sekarang dia bisa mendengar sesuatu bunyi, memang tak terlalu nyaring tapi itu bisa di dengarkan jika keadaannya hening seperti saat ini dan sepertinya hal itu sebuah bom kecil yang jika dia tak salah berada tepat pada sofa yang dia duduki saat ini.

Ini sesuatu yang mengejutkan bagi dirinya.

Jeongguk tak menjawab selama beberapa saat, ia menghembuskan nafas pelan dan berkata. "Saya menerima pekerjaan itu" Hanya ini yang bisa dia lakukan, pilihan pertama lebih baik.

"Baguslah. Anda sudah bisa mulai bekerja malam ini" Katanya "Ambillah ini" Jennie meletakkan sebuah kartu kartu ke atas meja.

Jeongguk mengambil dan melihat sebuah kartu yang sangat berbeda. Kartu itu berwarna emas dengan pinggiran berwarna hitam, pada ujung kanan kartu terdapat kristal kecil yang berkilau dan di bagian tengah terdapat sebuah tulisan 'DC' yang tertulis dengan indah.

Kartu ini sangat elegant, pikirnya.

"Malam nanti, anda kembali lagi ketempat ini dan menunggu di depan pagar depan. Nanti akan ada seseorang yang datang dan menejemputmu, apa anda mengerti"

"Ya, saya mengerti"

"Kalau begitu, anda bisa menandatangani berkas sekarang"

Jeongguk kemudian mulai menandatangani berkas dia atas meja.

"Apakah sudah selesai?" Tanya jeongguk setelah ia mendorong kembali berkas ke arah jennie.

"Ya"

"Kalau begitu, bisakah saya pergi?"

"Ingat satu hal, jangan berpikir untuk bisa lari, karena nyawamu ada di tangan kami sekarang.

Jeongguk terdiam mendengarnya.

"Pergilah dan hati-hati" Lanjut jennie.

"Terimah kasih. Saya permisi" Jeongguk membungkukkan sedikit badannya sebelum akhirnya dia keluar dari sana.

Ucap jeongguk yang berniat untuk keluar dari sana tapi berhenti saat wanita itu kembali berkata.

Setelah kepergian jeongguk, jennie mengambil ponselnya dan menekan beberapa tombol di sana untuk menghubungi seseorang.

"Halo Direktur. Saya sudah mendapatkan orang yang akan menggantikan bartender lama" katanya.

"....."

"Ya, dan dari yang aku lihat, dia adalah alpha"

"...."

"Baiklah, saya mengerti dan nanti saya akan mengirimkan datanya kepada anda"

Setelah itu panggilanpun terhenti.

Jennie segera saja berdiri dari sana dan keluar dari ruangan dengan di ikuti oleh orang-orang yang ada di dalam ruangan itu.
















To Be Continue

Aku sedikit merevisinya (sedikit saja😄), aku ingin buat cerita ini lebih santai lagi dan gak memusingkan.

Jangan lupa juga untuk vote dan komennya gys, agar aku lebih semangat lagi buatnya😉💜

Black Life, Black Love [KOOKV]Onde histórias criam vida. Descubra agora