Telepati Mimpi

67 47 60
                                    

Suasana penuh sunyi, dengan Bunda yang menunggu kabar baik dari Diana agar lekas bangun, juga Mas David yang selalu mencari cara agar raga Diana bisa terlepas dari bawah sadarnya. Sedangkan Daniel menatap raga terdiam yang terlihat seperti bukan Diana, membuat rasa bersalah menitikkan air mata Daniel karena memilih pergi.

"Karena kamu masih belum membuka mata, janjiku tidak jadi terlanggar. Tumben, gejala rindu berkepanjangan tak membuatmu berlari hanya untuk menagih janji cokelat galaksi."

"Aku penasaran, apa yang kamu selesain dalam mimpi. Aku tebak, ruangan rahasia yang tidak kamu ketahui ujungnya itu, ya?" sambung Daniel.

Seketika ucapnya terdiam, mengingat permintaan Diana jika terjadi sesuatu padanya.

Jika suatu masa, akan terjadi hal padaku yang tak pernah kamu duga. Kumohon buka tentang ruangan rahasia yang aku sebutkan padamu, kapanpun kamu mau. Karena aku sudah mengijinkanmu untuk tau kebenaran itu. Maafkan aku yang selalu menyembunyikan hal ini darimu. ucap Diana seperti itu.

Bertatap Daniel pada rahasia yang tak inginkan seseorang bernapas selain Diana, mulai menghidupkan daya laptop yang menjadi sumber ruangan rahasia dan menuju berkas yang memiliki ruang penyimpanan sendiri.

Terheran dengan apa yang menjadi ruangan rahasia bagi Diana, menumui sambutan lembaran pertama dengan gaya bicara andalannya.

Cek 637, dari Galak kepada Aksi.

Selamat menemui apa yang menjadi rahasia bagi Galak. Aku akan menjelaskan apa itu ruangan rahasia.

Sebuah cerita rahasia yang berujung pada karya tentang masa lalu yang di tampung dalam sebuah ruangan canggih yang kusebut laptop pribadi, Ada banyak cara serta rasa yang kualami ketika mengetik kata per kata, karena mungkin peran utamanya terlalu manis dari aslinya atau bisa saja kejadian yang sangat aku inginkan.

Ajaib, bukan? Karena kau serta daku dan seseorang dari masa lalu juga turut andil dalam karyaku, maka dari itu aku menyembunyikan kalimat cerita dalam karyaku. Mungkin kau selalu bertanya, kenapa aku selalu merelakan malamku tanpa kamu tau alasan di balik itu. Inilah maksudku, karya ini jadi saksi malam yang kuceritakan untuk mengobati gejala rindu berkepanjangan darimu, dan dari dia yang menjadi masa laluku.

Kamu tau siapa orangnya, jadi jangan berlagak bertanya. Mungkin saja, kau membuka ruangan rahasia ini di saat aku tidak bisa menjawab segala pertanyaanmu.

Bersama Aksi, aku merasa dekat. Namun, waktu bersamamu kadang tersita oleh tuntutan masa depan. Orang sekitar kita sering merasa aneh dengan kode yang sering kita ucapkan. Benar, mereka bertanya sebelum mencari apa artinya, hehehe.

Aku ijinkan dirimu masuk ke dalam ruangan rahasia milikku. Dengan syarat, kamu jangan terlalu sedih jika kelak ragaku tak berlari mendatangimu, atau takdir yang tak membuat nama kita tak mungkin bersatu.

Terima kasih, Aksinya Galak

Sekejap sang waktu membuat awalan garis rasa kagum, memberi pengertian akan alam bawah sadar Diana yang berujung pada deskripsi panjang atas apa yang selama ini ia pertanyakan. Dengan harap, agar kisah di ruangan rahasia kepunyaannya berakhir bahagia.

Jarak pandang yang kembali menatap gelapnya sekitar, dengan seseorang yang berjalan mendekat terlintas memunculkan banyak kalimat tanya.

Aku di mana? Suara jejak siapa itu? Kenapa aku tak bisa melihat sosoknya? besit Diana bertanya seakan tak berjeda.

Terbelalak mata Diana ketika orang yang ia temui, ialah seseorang yang menjadi masa lalu. "Alfa?!! Kau kah itu?"

"Benar, ini aku."

"Kenapa kita berdua bisa ada di sini?"

"Aku ada, karena telepati mimpimu harus kuselesaikan."

"Maksudmu?"

"Kau ingin menemukan cerita akhir pada ruangan rahasiamu itu, bukan? Maka aku akan menjelaskan, tapi ini benar mimpimu yang membawaku kesini. Untuk memberi tau kebenaran yang selama ini kau salah pahami."

Sudut pandang menjadikan diri Diana seperti berada dalam jenjang ingatan yang berkesan tiap momennya. Seperti berkaca pada sebuah cerita yang melihat dirinya berdiri sewaktu perkenalan kelas, yang membuat rasa kagum tercipta pada orang yang membuat masa lalunya terukir indah.

"Kau mungkin ingat, ketika pertama kali kau bernyanyi, Aku sebenarnya bukan melihat kearahmu, tapi teman sebangkumu yang terlihat jelita membuat mataku tertuju padanya saat itu."

"Jelita? Maksudmu, Aida?!"

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Jun 26, 2021 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Ruangan RahasiaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant