Hanya Untukku

1.1K 49 2
                                    

Beberapa saat sebelum malam tiba, seperti biasanya lagi. Semenjak nikah dan dinyatakan hamil, Naruto mengurus Sasuke selayaknya mengurus bayi?!

Dimandikan, dipakaikan baju, disuapi, digendong, diajak jalan, dipandu berjalan, menonton televisi tapi tidak dengan gadget.

Sekilas informasi, sekarang sudah tepat seminggu setelah keduanya menikah. Selama seminggu pula, Naruto menemani Sasuke yang tidak keluar rumah sejak dinyatakan hamil.

"..."

Sasuke hampir tertidur ketika Naruto menepuk-nepuk pelan punggungnya di dalam selimut besar nan hangat sementara Sasuke berbaring di lengan Naruto.

"Naruto?",panggil Sasuke pelan.

"Hm.. bagaimana dengan ini? Dinyanyiin atau diceritaiin?"

Sasuke menyipitkan matanya kesal, suaminya itu masih sempat-sempatnya membicarakan hal tak penting. Tangan Sasuke langsung terangkat untuk menutup kedua mata Naruto.

"Tidur!"

"Huh? Tapi kau belum memilih"

"Tidak perlu",balas Sasuke pelan, terlalu kualahan menghadapi tingkah aneh Naruto.

"..."

Segera setelahnya Sasuke mendengkur halus sementara tangan yang ia gunakan untuk menutupi mata Naruto merenggang.

'Dia sudah tidur',pikir Naruto diam-diam sembari menyingkirkan tangan Sasuke dari matanya.

Naruto segera turun dari ranjang setelah memperbaiki selimut yang menutupi tubuh istrinya. Naruto melihat ke arah meja dan mengambil earphone mini miliknya lalu melangkah pergi.

"...."

Keesokan harinya, Sasuke membuka matanya, sosok yang biasanya sudah ribut tiap pagi malah tidak ada di tempatnya.

Sasuke menatap berkedip, ketika dirinya akan turun dari atas ranjang, telepon di kamarnya malah berbunyi.

"Sayang?"

"Hm... Aku akan segera kembali. Jika kau lapar, ada makanan di samping-"

"Aku ingin mandi",balas Sasuke cepat, ia ingin Naruto cepat pulang.

"?!"

"Sepertinya akan sedikit lama, bisakah kau minum air di atas meja?"

"Sudah kuminum",ucap Sasuke melirik ke samping dan langsung mengambil segelas air putih.

"..."

"Naruto, kau sebenarnya dimana?"

"Hahh...",Naruto menghela nafas berat. Ia segera berjalan cepat ke arah ke arah Sasuke lalu mengangkat Sasuke dan berjalan pergi.

Sasuke masih cemberut. Sesuai keinginan sang suami, Sasuke benar-benar menjadi luluh. Tapi, luluhnya Sasuke berakhir menjadi sebuah kemanjaan yang hakiki.

'...sejak kemarin, apa yang dilakukannya?',pikir Sasuke menatap suaminya yang misterius dengan bertanya-tanya.

"Apa kau akhirnya menyerah?",tanya Sasuke heran.

"Huh? Menyerah melakukan apa?",tanya Naruto sibuk dengan hal lain, ia merogoh sakunya.

"Menyerah- apa ini?",tanya Sasuke langsung mengubah arah pembicaraannya seketika.

"Kalung. Aku sudah memesannya tapi ini memiliki kegunaan lain"

"...?"

"Alat kesehatan lagi? Darimana kau mendapatkan semua ini?"

"Sangat mudah membuatnya"

'Sejak kapan dia memiliki ide-ide itu?',pikir Sasuke sangat heran.

"Yang kuperlukan adalah suamiku, aku ingin ini menjadi alat terakhir"

"Iya, iya",balas Naruto sembari menaruh kedua tangannya di atas ranjang  sementara Sasuke terduduk menghadapnya.

"Ada lagi?",tanya Naruto dengan jarak yang sengaja dibuat dekat.

"Melakukan hal-hal seperti ini.. aku hanya akan menggunakannya beberapa kali. Barang-barang seperti ini diberikan padaku.. apa-?"

"...?!"

Sasuke melebarkan matanya ketika Naruto malah memberikan ciuman di bibir dan mendorongnya sedikit ke belakang.

'Lembut.. hangat.. lengket..',pikir Sasuke setelah tanpa sadar menikmati ciuman yang sudah lama tidak ia rasakan.

"Hmngh~"

"Ngh~ ahh~"

"Sudah baikan?",tanya Naruto sengaja membujuk Sasuke dengan sebuah ciuman.

"Hmph!",dengus Sasuke kesal kemudian terdiam menatap Naruto,"sudah."

Naruto melebarkan senyum puas.

"Tapi kau tidak boleh mengingkari janjimu sendiri, jadi tetaplah bersama denganku setiap saat",ucap Sasuke sembari mengingatkan.






















Minggu, 27 Juni 2021
20:33

18+ ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang