7. Jaket

401 83 2
                                    

Pagi menjelang siang, namun Mahesa masih belum bertemu dengan Januar. Hari ini ia berangkat sendiri seperti biasanya dengan bus. Ia takut Januar tak akan menjemputnya karena soal kemarin sore, jadi lebih baik berangkat sendiri daripada menunggu namun tak juga dijemput.

Mahesa juga membawa jaket milik coklat Januar ke sekolah, niatnya ia ingin kembalikan karena bagaimanapun itu bukan barang miliknya. Ia juga tak mau Januar berangkat dan pulang tanpa jaketnya, nanti bisa-bisa masuk angin.

Tapi saat jam istirahat ini ia sama sekali tak menemukan ketua osis itu di manapun, bahkan di gerbang kantin seperti biasanya. Hanya ada kawanan futsalnya yang sedang tertawa-tawa, tapi Januar tak ada.

Ah ya omong-omong soal berangkat bersama kemarin, Aksa melihatnya. Mereka secara kebetulan bertemu di lahan parkir sekolah. Aksa jelas terkejut, ia langsung mencerca Mahesa untuk segera menceritakannya mengapa bisa berangkat bersama. Ya pastinya Mahesa ceritakan.

"Surya!"

Panggilan itu ditanggapi si pemilik nama. Surya yang saat itu tengah membeli sebuah minuman tak sengaja tertangkap oleh penglihatan Mahesa, "Apa?" Tanyanya setelah menghampiri Mahesa dan kawan-kawannya.

"Tau Januar kemana? Aku belom liat dari tadi pagi,"

"Dia pergi, survey tempat buat minggu depan,"

Mahesa mengangkat kedua alisnya. Setahunya Januar sudah pergi keluar sekolah untuk survey beberapa tempat yang akan digunakan untuk berkemah, atau acara tahunan sekolah yang akan diadakan minggu depan. Tapi kenapa kali ini ia pergi lagi?

"Yang kemarin?"

"Yang kemarin kurang luas tempatnya, jadi sekarang nyari lagi,"

Mahesa membalasnya dengan seruan 'oh', tanda ia mengerti. Setelahnya ia berterimakasih pada Surya, teman se-jurusannya yang juga anggota osis itu. Setelahnya ia pergi, mungkin kembali ke ruang OSIS.

Kalau kata Joan, Surya paling senang jika ada rapat. Rapat apapun itu, pasti yang paling antusias adalah Surya. Tidak heran jika ia sering memimpin rapat apabila Januar sedang malas atau tak masuk. Jadi anggota OSIS lainnya tak perlu susah-susah mencari pengganti ketua rapat jika sedang terjadi kendala.

"Nanti sore mungkin pulangnya, soalnya kan masih harus rapat dulu sama dewan guru,"

Mahesa menatap Aksa bingung, "Kamu tau darimana?"

Aksa mengangkat kdua bahunya, "Ngasal aja,"

Mahesa yang mendengar itu langsung memasang wajah kesal. Ia mengambil kentang goreng yang berukuran kecil di meja mereka, dan melempari makanan cepat saji itu ke wajah Aksa.
Yang dilempari hanya memasang senyum tak berdosa, dan Dika hanya tertawa melihat tingkah kedua kakak kelasnya itu.

"Ya doain aja beneran pulang sore ini, lo kan piket tuh, sekalian deh,"

Tapi perkataan Aksa ada benarnya juga. Maksudnya jika Januar betul-betul pulang sore nanti, ia bisa bertemu dengannya dan mengembalikan jaket. Tapi kalaupun tidak, masih ada hari esok. Tidak enak Mahesa jika terus-terusan menyimpan barang milik orang lain.

Harapan Mahesa sekarang adalah semoga Januar tidak kelelahan dalam membantu para guru untuk bisa menjalankan kegiatan tahunan sekolah minggu depan.

{-o0o-}

Bel pulang sudah berbunyi sedari 30 menit yang lalu. Mahesa dan beberapa teman sekelasnya baru akan memulai untuk membersihkan kelas. Karena tadi pelajaran terakhir cukup lama, jadi kelas baru bubar agak telat.

Aksa sudah pamit terlebih dahulu, atau lebih tepatnya Mahesa yang menyuruhnya untuk pulang. Padahal lelaki pemilik nama depan Aditya itu mau menunggu, tapi Mahesa mengingatkan jika ia masih harus mengembalikan jaket, kemungkinan besar akan lama. Akhirnya Aksa mengalah, dan mau pulang lebih dulu darinya.

Make You Mine • Mashikyu ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang