Baby 01

38.4K 2K 207
                                    

Annyeong!
.
.

"Eomma tidak mau tau! Kau harus segera menikah dengan anak teman eomma."

"Tapi eomma, aku masih bersekolah bagaimana dengan masa depanku?"

Sang kepala keluarga menghela nafasnya saat melihat perdebatan anak dan istrinya itu. "Yeobo, biar aku saja yang berbicara kepada chenle."

"Appa~" Rengek chenle memeluk lengan sang appa.

Mark tersenyum kepada anaknya itu dan mengelus suari madu anaknya. "Chenle sayang sama eomma dan appa?" Chenle mengangguk. Mark kembali tersenyum.

"Turuti apa kata appa ne? Kau harus menikah dengan anak teman appa, dia bisa menjagamu selama appa dan eomma mu tidak ada dirumah. Lagian jangan fikirkan masa depanmu. Karena masa depanmu sudah terjamin oleh calon suamimu." Bibir chenle mengerucut.

"Appa pasti dia sudah tua, lele nggak mau nikah sama om - om pedofil." Ucap chenle membayangkan bahwa ia menikahi om om. Sedangkan eomma dan appanya terkikik geli.

"Kau akan suka saat pertama kali melihatnya lele." Ucap eomma lembut.

"Maaf kan eomma ne, karena membentakmu tadi." Chenle mengangguk dan memeluk sang eomma.

"Nah begini kan kelihatannya enak."

Chenle dan haechan hanya terkekeh. Mark pun memeluk anak dan istri kesayangannya itu, berbagi kasih sayang lewat pelukan hangat tersebut.

"Nanti malam jangan lupa berdandan dengan cantik eoh."

"Aku laki - laki eomma, dan aku tampan."

"Ya ya ya anak eomma memang tampan, tapi lebih tampan appa mu." Chenle cemberut sedangkan haechan tertawa dan menghampiri Mark yang sudah berdiri.

"Persiapkan dirimu nak, dan jangan mengganggu eomma dan appa mu dulu ne." Chenle memutar bola matanya malas.

"POKOKNYA AKU NGGAK MAU PUNYA ADIK TITIK!" teriak chenle. Mark dan haechan lagi - lagi dibuat tertawa oleh tingkah chenle.

"Tidak janji."

"Issh appa~" Haechan menggiring Mark memasuki kamarnya, bisa habis nanti chenle menangis akibat kejahilan suaminya itu.

"Huh, lele gak mau nikah nanti kalo calon suami lele om - om gimana? Terus kalo perutnya buncit rambutnya botak? Huuwaaa gamau." Chenle menendang nendang udara saking kesalnya.

<Baby>

Park jisung seorang CEO muda asal korea selatan, diusia mudanya yang baru saja menginjak 23th sudah banyak orang yang mengaguminya, dari parasnya yang rupawan, dan jangan lupakan auranya yang kentara dengan sikap dingin dan angkuhnya.

"Sajangnim apakah ada masalah?"

"Hm. Saya harus bagaimana mingyu Hyung?"

Mingyu terdiam sesaat, melihat respon atasannya itu dan secara tiba - tiba ia dipanggil Hyung tanpa embel - embel formal. "Ada masalah apa jisungie." Kini pembicaraan mereka bukan lagi atasan dan bawahan sekarang layaknya seorang adik dan kakak.

"Tsk! Orang tua itu sungguh menyebalkan."

"Bisa tidak kalau menjelaskan jangan setengah setengah?" Mingyu geram sendiri kalau kayak gini.

"Mereka mengundangku untuk pergi makan malam, untuk bertemu seseorang yang mau dijodohkan denganku." Mata mingyu melebar.

"What?! Kenapa kau tidak menolaknya."

Baby!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang