Cahaya rembulan menyinari wajah seorang pemuda yang sedang berdiri ditengah dermaga, angin malam yang sejuk menerpa wajahnya dan rambut pirangnya. Sungguh malam yang damai, hanya suara riak air laut yang ia dengar. Hari-hari hanyalah kehampaan yang ia rasakan.
Ia merindukan sosok kekasihnya yang sudah lama pergi, pergi jauh entah kemana. Mengharapkan diri yang kekasih kembali namun tak ada harapan yang bisa membuat yang kekasih kembali.
"Ini sudah terlalu larut dan angin laut yang terlalu dingin ini akan membuatmu masuk angin, sebaiknya pulang saja, kau perlu istirahat."
Sebuah suara yang familiar muncul dari dari belakangnya, dengan cepat, ia membalikkan tubuhnya dan betapa terkejut dirinya ketika melihat secara jelas sosok didepannya.
Tidak mungkin terjadi
Tak akan pernah terjadi
"Permisi? Ada yang salah dengan saya?"
Pemuda itu tersadar dengan ucapan pria dihadapannya namun otaknya masih tidak bisa mencerna hal apa yang terjadi kepadanya saat ini. Senyum paksa ia pasang diwajahnya agar seolah tidak terjadi apa-apa pada dirinya.
Jika mungkin ini bukan dia, biarkan dinginnya angin malam yang membawa kerinduanku kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The God And The Harbinger.
FanfictionSegalanya terasa sangat hampa dan hidupnya dipenuhi oleh tugas yang membuat dirinya sangat sibuk. Namun semua itu hilang ketika ia bertemu dengan seseorang berambut coklat tua tersebut. Childe merasa hidupnya seperti berada pada cerita-cerita romant...