20. Tertunda Lagi

3.8K 626 41
                                    

Alur cerita ini lebih dulu beberapa bulan dari cerita Anya. Jadinya Anya ya gitulah spoiler duluan🤣🤣🤣

Jangan lupa vote dan komennya ya❤️

***

Semuanya sudah terasa lengkap bagi Fira. Di mana ia memiliki seorang suami yang sangat mencintai dan begitu perhatian padanya. Ia juga telah memiliki seorang putra kecil yang tampan. Apalagi anaknya itu sudah bisa dibawa pulang karena perkembangannya yang sangat signifikan. Rasanya Fira bahagia sekali sebab bisa berkumpul anak dan suaminya di rumah.

"Anaknya Mama yang ganteng udah mandi dan wangi ya, Sayang," ujar Fira seraya menciumi hampir seluruh wajah putranya. Alhasil anaknya itu pun tertawa karena mungkin merasa geli. "Mama bahagia banget bisa punya kamu, Sayang."

Perhatian Fira teralihkan ketika mendengar suara pintu kamar dibuka dari luar. Bisa ia lihat kalau Kafka sudah pulang kerja. Suaminya itu melangkah mendekati mereka lantas mencium keningnya juga kening anak mereka secara bergantian.

Setelah Fira melahirkan, ia memang belum bisa kembali ke kantor untuk bekerja seperti biasa. Maka dari itu, Kafkalah yang menggantikan tugasnya untuk sementara waktu. Apalagi ia memang melarang suaminya untuk mengambil proyek di luar kota. Kalau proyeknya masih di daerah yang sama dengan mereka, Fira pun masih mengizinkan.

Kafka sendiri tidak merasa dikekang sama sekali oleh istrinya. Apalagi ia memang belum bisa jauh-jauh dari anaknya yang masih kecil. Sebentar saja tak melihat buah hatinya itu maka Kafka sudah merasa rindu. Sehingga ia tak keberatan walau Fira tidak memberinya izin untuk mengambil proyek di luar kota.

"Gimana kerjaan hari ini, Mas?"

"Lancar kok, Sayang. Gak ada kendala yang berarti. Kamu sendiri gimana ngurusin Arden? Rewel gak dianya?" jawab dan tanya balik Kafka. Dielusnya rambut anaknya itu dengan penuh kasih sayang seraya kembali mencium dahinya.

"Nggak rewel kok anak kitanya. Ya udah, kamu mandi dulu deh, Mas, biar badannya segar. Nanti sekalian aku buatin minum buat kamu."

"Iya, makasih ya, Sayang."

"Sama-sama." Fira hanya terkekeh saat Kafka mengecup singkat bibirnya. Kemudian suaminya itu langsung menuju kamar mandi.

"Papanya siapa itu, Sayang? Papanya Arden ya? Sayang gak sama Papa?"

Fira tahu anaknya belum mengerti dengan apa yang dirinya ucapkan. Namun, seolah ada kesenangan tersendiri baginya saat mencoba berbicara dengan putranya. Meski hanya direspon tawa ataupun cekikikan kecil dari sang buah hati.

Tok tok tok

Fira menoleh saat pintu kamarnya yang masih terbuka diketuk dari luar. Ia pun tersenyum pada sahabatnya yang datang berkunjung.

"Masuk, Nya."

"Gak lo suruh pun, gue bakal tetap masuk kali," sahut Anya disertai tawanya.

"Karena udah ada lo di sini, gue titip anak gue bentar ya. Soalnya mau bikinin minum buat papanya yang lagi mandi."

"Yakin lo Fir? Mau ninggalin gue di kamar sama laki lo? Gak takut apa kalo misalnya kami ehem," ujar Anya seraya berdehem karena berniat menggoda sahabatnya itu.

"Laki gue gak bakal mudah kegoda sama perempuan lain. Apalagi sama lo yang lagi bunting begitu," cibir Fira yang membuat Anya tertawa.

Fira pun menitipkan Arden pada Anya selagi dirinya membuatkan minuman untuk Kafka. Tak begitu lama kemudian, Fira sudah kembali ke kamar dengan secangkir kopi di tangannya.

"Minumnya, Mas," ujar Fira seraya menyerahkan gelas berisi kopi itu pada Kafka yang sudah selesai mandi. Kafka pun langsung menerimanya lantas menghadiahi kecupan di pipi Fira sebagai ucapan terima kasih.

Marriage with My Ex Brother in Law (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang