33 - Tingkah Arin

1.8K 100 0
                                    

Hello! Untuk group chat Godriguez beda lagi ya rulesnya! Nanti bakal ada gue cantumin di akhir part! Jadi comment banyak banyak untuk yang bener bener berminat❤

Happy Reading🤗

" cewe itu sukanya naik mobil! Bukan motor! Kalau mobil gak kepanasan, gak kehujanan! " ketus papa gara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" cewe itu sukanya naik mobil! Bukan motor! Kalau mobil gak kepanasan, gak kehujanan! " ketus papa gara

" anda jangan sembarangan!! Mobil emang mewah! Tapi motor tetap punya banyak cerita! " sentak vano

" cerita apa!? Mobil lebih banyak cerita dari pada motor jelek lo!! " ejek papa gara

Mata vano membulat " walaupun motor saya jelek! Tapi yang punya ganteng! Gak kayak om! Keriput! "

" dasar bocah!! Emang selalu bener! "

Tawa mereka seketika meledak karna ucapan papa gara. Berdebat dengan vano? Jangan harap kalian menang! Karna vano ahlinya!

" harris kemana? " tanya arnez

" harris lagi ngurusin pertunangannya " jawab geefi

Arnez mengangguk paham, bibir tebalnya tertarik ke atas saat melihat arin memakai daster tanpa lengan bermotif awan, menuruni tangga bersama ice cream yang ada di genggaman tangannya.

Arin yang merasa di tatap menoleh " APA LIAT LIAT! " sentak arin

Semua berjengit kaget, sensi sekali nyonya Martinez hari ini.

Mata arin berbinar saat melihat vano, entah kenapa ia sangat ingin berdekatan dengan vano. Ia pun berjalan ke arah vano yang sedang duduk di atas kursi.

" vanoo! " panggil arin

Vano menoleh " mending jangan gue rin! Geefi aja! Perasaan gue gak enak " ujar vano

Arin menunduk lesu, ia kembali mendongak kan kepalanya, di pipinya sudah terdapat air mata mengalir.

Vano gelagapan dengan gesit ia mengusap air mata arin dengan jempolnya. Arnez yang melihat itu segera memukul kepala vano dengan koran yang di bawanya.

Buag!

" anjir! Lo apa apaan sih! " sentak vano

" ngapain lo pegang pegang ist-- "

" udah! Jangan ribut! " lerai arin

" bu bos ada maunya ya? " tanya geefi pelan

Arin mengangguk cepat " iya! Gue mau dong di cium vano! " ujarnya seraya tersenyum

Semua mata membola, menatap arin tak percaya, bagaimana bisa ia meminta lelaki lain menciumnya, sedangkan suami nya sendiri ada di hadapannya.

" nak suami kamu ada di hadapan kamu! Kalau kamu lupa! " ujar papa gara lembut

Arin berdecih pelan " gak mau! Tadi malem aja arnez gak mau aku cium pa! "

Semua kepala menoleh ke arah arnez, yang di tatap pun mengeluarkan cengiran khasnya " semalem bukannya gak mau, gue kebelet boker "

MARTINEZ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang