01| Reinan dan Kleio

1.5K 246 17
                                    

Jangan berhenti mencintaiku
Meski mentari berhenti bersinar
Jangan berubah sedikit pun
Di dalam cintamu kutemukan bahagia

-Titi DJ-

______________________________________

03 November 2001

“REINAN!!AYO CEPAT TURUN!KITA SARAPAN”

Teriak windy, wanita cantik berumur 25 tahun yang kini berstatus sebagai ibu rumah tangga dalam keluarga Sanjaya. Di umur yang masih bisa dibilang cukup muda, Windy ternyata sudah memiliki dua orang anak, keduanya laki-laki. Si sulung namanya Reinan biasa dipanggil Rei dan si bungsu namanya Kleio biasa dipanggil Leo atau lele.

“ma, bisa gak jangan teriak-teriak?malu tuh sama tetangga

Sedetik kemudian...

-REINAN!AYOK CEPETAN TURUN,NANTI PAPA TELAT KE KANTOR!” teriaknya setelah menegur istrinya yang berteriak.

Windy kaget karena teriakan sang suami, dan hampir saja dia menjatuhkan piring lauk yang isinya ada tempe dan tahu goreng

“mas?kamu barusan negur aku loh biar gak teriak-teriak, tapi barusan apa?aku gak bohong, tapi teriakan kamu lebih keceng daripada punyaku”heran windy sambil menaruh piring tadi dimeja, setelah itu dia duduk di kursi samping kiri suaminya.

“hehehe maaf ma, papa tadi reflek teriak. Leo, papa minta tolong sama kamu, sana panggilin kakak kamu,
dia udah kayak anak cewe aja ganti bajunya lama sekali”

Baru saja Leo ingin beranjak dari tempat duduknya tiba-tiba

“SELAMAT PAGI!REINAN YANG GANTENG HAD-

Belum selesai, ucapannya terpotong kala Leo berteriak

“KAKAK BISA DIAM TIDAK?-

sadar akan suaranya yang meninggi, Leo langsung saja menutup mulutnya dan sedikit berdehem

/ekhem..

-ya ampun dirumah ini mau sarapan aja ribet sekali”sambung leo

Mama, Papa dan Reinan hanya saling tatap kemudian memberikan pandangan heran pada Leo, pasalnya dalam keluarga Sanjaya, Leo lah anggota keluarga yang jangankan berteriak bicara saja dia malas.

Merasa risih karna ditatap anggota keluarganya, Leo pun jadi salah tingkah

“kenapa natap aku kayak gitu?tanya leo yang makin salah tingkah, kini dia sudah duduk kembali

Tak ada jawaban, tapi seketika tawa mereka pecah, jangan lupakan saat ini tawa papa yang paling kencang dan mendominasi, Leo yang heran akhirnya ikut tertawa sampai,

“tau ahh..Leo ngambek “ucapnya cemberut

Utututu adeknya kak Rei ngambek, mukanya tambah jelek” ucap Rei yang duduk disamping Leo, don’t forget kini tangan jahil Rei dengan bebas mencubit gemas pipi Leo

Mendengar itu leo segera menepis tangan Rei dari pipinya, muka Leo yang awalnya sudah kusut menjadi tambah kusut.

“Rei!! jangan jahilin adik kamu, entar dia tambah jelek”ucap mama

“iiihhh mama!” kesal Leo.
Rei yang mendengar itu semakin mengencangkan tawanya begitupun papa.

“Papa kok ketawain Leo?” tanya Leo yang kesal melihat papanya tertawa diatas penderitaannya

“papa gak ketawain Leo kok, papa ketawain kak Rei yang bentar lagi lulus SMA tapi tingginya gak nambah-nambah”ucap papanya yang masih saja tertawa

A Plane with HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang