Chapter 7 : Figura

63 3 0
                                    

"Punya hak apa kamu buang barang orang sembarangan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Punya hak apa kamu buang barang orang sembarangan?"

📖📖📖

"Ke sini dulu, aku belum mandi."

Nara hanya menganggukkan kepalanya seraya mengembalikan helm yang baru saja ia pakai itu pada pemiliknya. Lelaki itu yang tak lain adalah Jeno pun menerimanya dan meletakannya di motor. Entah apa tujuannya, Jeno selalu mambawa dua helm ke mana-mana.

Mereka berdua pun masuk ke sebuah rumah. Rumah yang sudah lama tidak Nara kunjungi—Rumah Jeno. Lebih tepatnya rumah orangtua Jeno.

"Mama sama Papa kamu ke mana?"

"Mama ke Minimarket, belanja bulanan. Papa lembur."

Jawaban Jeno membuat Nara sedikit heran, "Tau dari mana?"

Mendengar pertanyaan itu Jeno pun berbalik menghadap Nara yang sedari tadi berjalan di belakangnya.

"Dari sini," Jeno pun menunjukkan ponselnya pada Nara sambil menaikkan satu alisnya. "Gitu aja pake tanya."

Nara pun mendengus, lalu duduk di sofa yang ada di sampingnya.

"Masih inget cara nyalain tv, kan? Kalau mau minum ada di dapur atau langsung aja ambil di kulkas. Dapurnya ada di—"

"Udah tau!!"

Jeno mengangguk, "Kirain."

Lelaki itu pun segera menuju kamarnya yang berada di lantai dua, ia harus cepat-cepat mandi dan bersiap.

Sembari menunggu Jeno yang tengah bersiap, Nara memutuskan untuk menonton tv. Ia hanya mendengus dan sesekali berdecak akibat acara tv yang dipenuhi oleh serial Bollywood. Entah kenapa Nara tidak terlalu menikmatinya, berbeda dengan Sang Bunda yang bisa dibilang sebagai Bollywood Addict.

Tv itu pun berakhir dimatikan oleh Nara yang memutuskan untuk beralih mengulas materi yang akan ia presentasikan nanti.

.

.

.

.

"NARAA?!!"



"WOY BUDEK!! BISA TOLONG AMBILIN HANDUK DI KAMAR MANDI BAWAH? AKU KELUPAAN."

Teriakan Jeno barusan berhasil membuat Nara menghela napas kasar, "Kebiasaan banget sih! TUNGGU BENTAR!!"

Tanpa menunggu waktu lama, Nara pun mengambil handuk berwarna putih yang ternyata masih tersampir asal di belakang pintu itu seraya berdecak sebal. Nara tebak pintu kamar mandi Jeno sempat terkunci sendiri, oleh karenanya lelaki itu mau tidak mau harus mandi di kamar mandi bawah selagi Ayahnya itu berusaha memperbaiki pintunya.

Jeno sebenarnya bisa memperbaikinya sendiri, tapi Ayahnya itu bersikeras melarangnya dengan alasan Jeno tidak boleh telat ngampus. Nara juga heran, keluarga ini termasuk keluarga yang tercukupi tapi pintu saja bisa sampai terkunci sendiri berulang kali.

Ex-Boyfriend [NCT Dream]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang