Bodoh

3.1K 203 7
                                    

Julia masuk ke dalam kamar asrama, dia terkejut sekaligus canggung saat melihat Anya sedang duduk diam di tepi jendela kaca menatap keluar. Hatinya semakin nyeri saat melihat Anya menoleh dengan mata yang sembab dan hidung merah.

Julia segera memeluk Anya dan menangis juga.

"Maafkan aku, aku tidak tahu kalau Tuan Muda memberiku duplikat dari milikmu." Ucap Julia penuh penyesalan.

"Tidak apa Julia, aku tidak menyalahkanmu sedikitpun. Aku tahu semua ini perbuatan Tuan Muda sombong itu. Dia pasti sudah memanfaatkan rasa sukamu padanya." Sahut Anya.

"Aku sudah menolaknya Anya, aku tidak mau kehilangan sahabatku hanya demi proyek mahal itu." Ucap Julia.

Anya spontan mendorong tubuh Julia dan menatapnya dengan bingung.

"Kenapa? Kamu tidak perlu menolaknya Julia, ini kesempatan yang sangat baik untukmu." Tanya Anya.

"Ya, tapi ini juga kesempatan yang buruk untuk kehilangan sahabat terbaik. Tidak, aku tidak mau seperti itu, aku tidak mau kehilangan dirimu." Sahut Julia.

"Maafkan aku, Julia." Ucap Anya.

"Aku akan maafkan kamu, jika kamu ceritakan apa benar kamu melakukan hubungan itu dengan Tuan Muda?" Sahut Julia dengan penasaran.

"Maafkan aku, malam itu terjadi begitu saja, aku sudah berusaha menghindar dan mengalihkan fokus kami berdua, tapi akhirnya kami sama-sama tidak bisa menghindar lagi." Jelas Anya dengan menunduk tak mampu menatap Julia karena perasaan bersalahnya.

"Jadi kamu akhirnya memberikan hal berhargamu pada Tuan Muda? Apa alasanmu? Biasanya kamu akan menghindar dan bahkan memilih menyatakan dirimu lesbian." Tanya Julia.

"Julia, Tuan muda melihat langsung saat aku..., kamu tahu kan?" Sahut Anya.

"Ouh tidak.... Jadi dia melihatmu sedang berfantasi liar?" Tanya Julia dan Anya menganggukkan kepala.

"Aku pikir fantasi liarmu itu sudah berhasil kamu hilangkan dan sembuh, karena aku tak melihatmu pernah seperti itu lagi." Ucap Julia.

"Keinginan itu mulai muncul setelah aku pergi ke pesta ulang tahun Tuan Muda, dan aku terus ingin untuk berfantasi dengan menggunakan bayangan tubuh Tuan Muda. Aku juga tak tahu kenapa aku bisa membayangkan dirinya." Sahut Anya.

Julia kembali memeluk Anya.

"Apa kamu juga menyukai Tuan Muda, tapi kamu tidak ingin bersaing denganku?" Tanya Julia.

"Tidak, aku tidak menyukai Tuan Muda seperti dirimu menyukainya. Aku juga tidak tahu mengapa aku bisa punya keinginan untuk berfantasi dengan bayangannya. Maafkan aku Julia, aku memakai idolamu untuk fantasi liarku bahkan melakukan hubungan liar itu dengannya." Sahut Anya.

"Anya, tenanglah, aku tidak marah jika dia berhubungan denganmu, asalkan kamu tidak dipaksa olehnya." Ucap Julia menghibur sahabatnya itu. Keduanya berpelukan dengan senyuman lebar di wajah mereka.

*****

"Dasar wanita-wanita bodoh! Menolak kesempatan besar hanya demi menjaga perasaan! Benar-benar bodoh! Business is business, perasaan tidak boleh ikut dalam hal ini." Ucap Barry menolak untuk memikirkan  suatu rasa yang timbul dalam hatinya sesaat tadi.

Barry pun akhirnya pergi meninggalkan ruang pertemuan itu dan melanjutkan kegiatannya hari ini. Entah dia memang tak peduli dengan perkataan Anya maupun Julia, atau dia sedang melarikan dirinya dari rasa aneh dalam dirinya yang sempat muncul sesaat tadi.

Barry terus melakukan segala transaksi gelapnya saat malam hari, dan proyek kota dalam laut pun mulai berjalan pembangunannya. Barry juga kembali bermain dengan para jalangnya di club private miliknya. Barry terlihat melupakan dan tak peduli pada Anya dan juga Julia.

Love Makes Me A Wild FoolWhere stories live. Discover now