00

5.4K 912 236
                                    

Untukmu, yang tengah berkorban....

 ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Kelopak mata itu terbuka, menampilkan iris [eye colour] yang terpantul cahaya permukaan. [Name] merasa tubuhnya makin tenggelam hingga hampir menyentuh dasar.

Ah, ini sensasi yang sama.

"Apa sekarang kau puas?"

Suara familiar itu mengalun, suara jernih yang tidak pernah bisa [Name] lupakan. Ia tidak lagi berusaha mencari pemilik suara itu. Walau buram, dirinya bisa melihat sang dewi berada di depan sana.

"Tidak...."

Binar matanya meredup. Air makin memasuki paru-paru, membuat nafas terasa sesak tiap detiknya.

"Kenapa? Bukankah kau berhasil menyelamatkan teman-temanmu?"

Benar, tapi tidak sepenuhnya begitu. [Name] ingin mengatakan itu pada sang dewi, namun terasa sakit. Ingatan tentang kematian teman-temannya membuat [Name] merasa gagal.

"Kau merasa tidak puas, huh. Kalau begitu bagaimana jika aku mengizinkanmu untuk kembali memutar waktu, [Name]?"

Netra indah itu berbinar cerah. Tangannya yang semula berada di sisi tubuh, kini menjulur kedepan, berusaha meraih sang dewi yang ikut tenggelam bersamannya.

"Pertanyaanku tetap sama."

[Name] merasa tangan sang dewi menyentuh pipinya, begitu dingin namun hangat disaat bersamaan. Cahaya permukaan makin menjauh, sebuah pertanda bahwa dirinya hampir menyentuh dasar.

"Apa yang akan kau korbankan untuk mengulang waktu?"

Ingatan datang bersamaan, merasuki kepala.






Tentang Atsumu, sang ksatria pemuja tuan putri tercinta.

"Astaga! Jangan buka baju seperti itu di depanku! Walaupun aku suka, tapi tetap saja—"

"Diam!"

Gerbang tinggi, air mata, serta geraman mengerikan tiada henti.

"Aku mencintaimu... lebih dari yang kau tau."













Osamu, sang pengganti.

"Samu! Jangan sampai tergigit ya!"

"Tentu."

Pengorbanan, melindungi, dan kasih sayang seorang kakak kepada adiknya.

"Atsumu sudah pergi meninggalkanku, jika [Name] pergi juga, aku bisa gila, Kageyama...."












Hinata, anak kesayangan mentari.

"Aku ingin menyelamatkan semua orang dan [Surname]-san!"

"[Surname]-san! Terima kasih sudah membuatku percaya kalau aku bisa melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak bisa aku lakukan."

Percaya, perubahan, dan mentari yang menghangatkan raga.

"You're my sunshine... my only sunshine...."













Sakusa, salah satu anak terkasih para saksi kekejaman takdir.

"Kau, berhenti egois dan mengorbankan dirimu sendiri!"

Darah, perjuangan, mencintai dalam diam.

"Kau itu berharga bagiku, bodoh."

















Mereka semua masih tetap sama, walau takdir berubah dan dirinya tidak lagi berada di garis waktu yang seharusnya.






























"Aku akan mengorbankan...."




























"Dikesempatan kali ini, selamatkan lah mereka semua, wahai anak kesayanganku..."










"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.











"....Aku, Dewi agung Athena akan selalu menyertaimu."




































❝.... Sudahkah kau mendapatkan kebahagiaan? ❞
























 Sudahkah kau mendapatkan kebahagiaan? ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





























Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Zombie Apocalypse [Haikyuu x Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang