Juyeon suka sama Hyunjae, tapi Hyunjae gak suka sama Juyeon karena Juyeon punya teman dari dunia lain. Ya, itu awal kisah mereka sebelum Juyeon sadar sudah bertemu dengan seseorang yang punya ikatan dengan Hyunjae dari dunia lain itu.
yoa's midnight...
Juyeon tersenyum kecil sambil terus melanjutkan acara menulisnya setelah Hyunjae berteriak emosi padanya. Seakan tidak mendengar jika si manis itu akan terus mengumpat selama beberapa waktu ke depan, ia tetap mengerjakan beberapa pekerjaan mendesaknya sebelum sebuah suara--yang hanya ia yang bisa mendengar--terdengar begitu saja.
"Juyeon?"
Menatap sebentar ke sisi kanan Hyunjae, ia dapat melihat sesosok gadis kecil berambut pirang. Wajah gadis itu sangat menggemaskan walau begitu pucat dan dihiasi dengan beberapa lebam di pipi kirinya.
"Hm?"
"Kakak ini cantik, boleh saya ajak main?"
Gadis itu berucap kemudian dengan tangannya yang bergerak menunjuk Hyunjae yang sudah diam tapi dengan wajah kesal luar biasa.
"Jangan."
Juyeon menjawab tanpa suara, takut-takut kalau Hyunjae kembali mengamuk jika tahu ia berbicara dengan mahluk tak kasat mata.
"Tapi saya mau main dengan dia, Juyeon."
Juyeon menggeleng, kemudian kembali menjawab tanpa suara, "Tapi dia takut dengan kamu, Lyli."
Gadis bernama Lyli itu merengut sedih, dua detik setelahnya, ia menoleh ke arah Hyunjae. Juyeon yang melihatnya juga melakukan gerakan yang sama untuk menatap ke arah Hyunjae. Lalu, saat ia mengarahkan matanya pada si manis, ia jadi tersentak kaget karena Hyunjae yang tengah menatap tajam ke arahnya.
"Kenapa, Je?"
"Lo ngomong sama siapa?"
Melirik sekilas ke arah Lyli--yang masih diam di posisinya--Juyeon lalu menggeleng saja sebagai jawaban, "Gak ada."
"Gak usah bohong deh!" tapi Hyunjae menjawab kesal dengan cepat, "Gue liat ya dari tadi lo komat-kamit sambil liat ke sebelah gue. Di sini ada siapa?" lanjutnya kemudian sambil menunjuk ke sisi kanannya.
"Ada saya, kakak cantik."
Tapi, bukan Juyeon yang menjawab lebih dulu pertanyaan itu, sosok Lyli-lah yang melakukannya--membuat Juyeon jadi melotot tajam ke arahnya.
"Gak ada siapa-siapa, kok."
"Dibilangin jangan bohong!"
"Ada saya, ada saya, ada saya...."
Lyli kembali bersuara--mengatakan bahwa ia ada di situ--tapi sepenuhnya diabaikan oleh Juyeon. Pemilik marga Lee itu lebih memilih untuk kembali menggeleng--mencoba meyakinkan Hyunjae jika memang di situ tidak ada orang lain selain mereka.
"Gak ada siapa-siapa, Je. Beneran ini."
"Jangan bohong!" Hyunjae menjawab cepat, masih dengan emosi yang sama, "Lo kenapa sih, Ju? Katanya suka sama gue tapi kerjaannya bohong mulu kalo masalah ginian."
Juyeon melotot lagi pada Lyli, sedang bocah itu malah tertawa kegirangan. Hyunjae sendiri jadi beranjak dari duduknya lalu pindah ke samping Juyeon dan duduk di samping lelaki itu--dengan tangan yang langsung merangkul erat lengan yang beberapa bulan lebih muda darinya.
"Juyeon, kenapa kakak cantik jadi duduk dengan Juyeon? Harusnya dia main dengan saya."
"Ya karna lo, bocah."
"Kenapa saya?"
"Kan gue udah bilang, dia takut sama lo."
"Tapi saya kan tidak menyeramkan."
"Tidak menyeramkan mata lo tiga. Gue pertama ketemu sama lo juga hampir pingsan ya, setan."
"Juyeon, kenapa bicaranya menyebalkan?"
"Ju, suruh dia pergi!"
Juyeon belum menjawab pertanyaan Lyli, tapi Hyunjae lebih dulu berucap ketakutan di sisinya. Membuat lelaki Lee itu melirik si manis selama beberapa saat sebelum kembali menatap Lyli yang sudah memasang wajah sedihnya.
"Noh, denger sendiri kan? Dia mau lo pergi."
"Tapi saya mau main dengan dia."
"Tapi, dia gak mau, Ly. Dia takut sama lo."
"Lalu, kapan dia tidak takut lagi dengan saya?"
"Gak tahu. Gak sekarang pastinya. Jadi jangan maksa ya. Kasihan dia. Lo gak inget pas pertama dia kerja di sini, dia sampe sakit karna dikerjain temen-temen lo."
"Tapi kan bukan saya, Juyeon."
"Sama aja, kalian semua setan."
"Ish Juyeon menyebalkan."
Tidak menjawab ucapan Lyli, Juyeon hanya menggerakan tangannya--memberi isyarat agar bocah itu pergi. Dan tak butuh waktu lama hingga bocah itu benar-benar pergi.
Setelah Lyli pergi, Juyeon menggerakan tangannya, menepuk puncak kepala Hyunjae--yang masih sibuk menyembunyikan wajahnya di lengannya. Sedikit tersenyum karena si manis memeluknya begitu erat.
"Je?"
"Jangan panggil gue kalo tuh setan belum pergi."
"Lyli udah pergi kok."
"Beneran?"
"Iya."
"Gak bohong?"
"Iya."
"Ah gak percaya. Gue kan gak bisa liat, cuma lo doang. Bisa aja dia masih ada di sini tapi lo bilang dia udah pergi."
"Serah lo deh kalo gak percaya. Gue sih seneng-seneng aja karna lo tetap meluk gue. Walaupun cuma di lengan, anget ini."
Lalu, apa yang diucapkan Juyeon setelah itu sukses membuat Hyunjae melepas pelukannya dan menatapnya penuh emosi.
"Bajingan, lo bohongin gue, kan?" tanya Hyunjae kemudian.
"Bohongin gimana?"
"Lo modus doang, sebenernya tadi tuh si Lyli gak ada di sini. Lo sengaja bilang dia ada di sini biar gue duduk samping lo sampe meluk lo. Wah, makin bajingan ya lo."
К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.