Hari sudah larut, tengah malam baru saja terlewat. Juyeon sudah hampir terlelap setelah mengerjakan pekerjaannya yang tersisa dan mengobrol dengan Sangyeon setelah makan malam tadi.
Rumahnya sudah sepi. Hyein seperti biasa duduk diam di ujung tangga, sementara Lyli kini sudah berdiam di salah satu sofa di ruang tengah. Sangyeon masih ada di rumah itu—Juyeon tidak tahu mengapa, tapi kakak Hyunjae itu sepertinya belum ingin pergi.
Lalu, di tengah kesunyian dan rasa kantuk yang luar biasa, Juyeon terpaksa harus membuka matanya kembali saat ponselnya yang terletak asal di atas nakas samping tempat tidurnya berdering. Ini agak gila. Siapa manusia kurang kerjaan yang menelponnya di tengah malam seperti ini?
Juyeon kesal—sudah jelas—tadinya ingin mengabaikan telpon itu. Tapi, dering ponselnya begitu menganggu karena tak hanya datang sekali. Dering ponsel itu sempat berhenti lalu datang lagi—setidaknya sampai tiga kali. Lalu, saat lelaki Lee itu memutuskan untuk meraih ponselnya, kantuknya mendadak hilang begitu saja. Nama Hyunjae terpampang di layar benda itu—bagaimana ia bisa mengantuk lagi.
Maka saat telpon itu datang lagi, Juyeon tak berpikir dua kali untuk menjawabnya.
“Je?” Ucapnya setelah benda persegi itu ia tempelkan ke sisi telinganya. “Je, gue minta maaf. Gue gak...”
“Lo udah tidur ya?”
Juyeon tak selesaikan ucapannya, tapi Hyunjae sudah berucap lebih dulu dari ujung sana.
“Gue di depan, Ju. Lo bisa buka pintunya dulu gak?”
Juyeon tak memberikan jawaban apapun. Karena sesaat setelah Hyunjae mengatakan kalimat-kalimat tadi, sambungan telpon ia putus begitu saja. Setelahnya, ia langsung melompat turun dari tempat tidur dan berlari keluar.
Keadaan rumahnya masih sama—masih sepi. Hyein masih duduk di ujung tangga—hantu perempuan itu sempat kaget saat ia tiba-tiba keluar dan berlari turun menuju ke pintu utama. Lyli juga masih di tempat yang sama—bocah itu hanya menatapnya sesaat sebelum menyusulnya dalam diam.
Juyeon membuka pintu rumah dan benar saja apa yang Hyunjae katakan. Si manis itu ada di depan rumah Juyeon—bersama Younghoon karena lelaki Kim itu yang mengantarnya dengan mobilnya. Dan sesaat setelah Juyeon membuka pintu dan keluar barulah pintu mobil ikut terbuka—keduanya turun hampir bersamaan. Penampilan Hyunjae masih sama saat ia pergi dari rumah Juyeon menjelang malam tadi—masih menggunakan kemeja kerjanya. Itu membuat Juyeon berpikir jika si manis itu belum kembali ke rumahnya.
“Je, lo...?”
“Kita baru balik dari rumah sakit, Ju.” Tapi, jawaban itu malah datang dari Younghoon. “Tapi dia gak mau pulang ke rumahnya dan nolak buat nginap di rumah gue. Dia minta gue buat nganterin dia ke sini lagi. Udah gue kasih tahu kalo ini udah tengah malam dan lo pasti udah tidur, sori udah ganggu waktu istirahat lo.”
Lanjutan ucapan Younghoon buat Juyeon menggeleng, “gak apa-apa, Hoon. Gue juga belum nyenyak banget kok. Cuma ya, males aja jawab telpon tengah malam.”
“Kan itu udah ganggu.”
“Santai elah.”
“Ya udah kalo gitu.” Younghoon mengangguk pelan di tempatnya. Ia sempat lemparkan tatapannya pada Hyunjae—yang kini terlihat lelah—sebelum kembali menatap Juyeon. “Gue langsung balik ya, udah jam segini juga, besok masih harus ngantor kan.”
Juyeon mengangguk mengiyakan.
“Hati-hati, Hoon.” Ucap Hyunjae setengah bergumam.
Younghoon memberikan senyumnya. Lalu, kembali masuk ke mobilnya setelah mengusak rambut Hyunjae. Sesaat setelahnya, mobil itu sudah bergerak pelan untuk meninggalkan halaman rumah tua Juyeon.
YOU ARE READING
i n s a n i t y •• jujae
FanfictionJuyeon suka sama Hyunjae, tapi Hyunjae gak suka sama Juyeon karena Juyeon punya teman dari dunia lain. Ya, itu awal kisah mereka sebelum Juyeon sadar sudah bertemu dengan seseorang yang punya ikatan dengan Hyunjae dari dunia lain itu. yoa's midnight...
