06.

2.2K 240 18
                                    

Salju turun perlahan-lahan, menapaki permukaan tanah. Kediaman Hyuga begitu tenang. Tampak Hinata sedang duduk memanggu Ketashi disamping perapian. 

"Mama..." Ketashi memang selalu memanggil Hinata dengan sebutan mama, hati Hinata menghangat. Sekekali ia mencubit pipi Ketashi yang penuh itu, lalu mengeratkan syal rajuannya yang ia buat untuk Ketashi.

Melihat syal itu ia teringat syal navy yang ia buat sudah setengah jadi untuk Sasuke. Mengingat Uchia bungsu itu membuat ia tak habis pikir bahwa pria itu menyukainya.

Seingat Hinata saat diakademi, Hinata tak pernah bertegur sapa dengannya. Bahkan tak pernah menjalankan misi atau bertemu dalam suatu situasi bersama.

Namun akhir-akhir ini kebetulan-kebetulan yang terjadi malah membuat akrab dan timbul perasaan yang seharusnya tidak muncul.

Hinata terkekeh, hidupnya memang tak bisa berjalan dengan baik entah itu sebagai putri Hyuga, dalam percintaanya, kekuatan, dll. Kali ini untuk kesekian kalinya ia akan mengalah pada Sakura, toh ia sudah terbiasa.


Flashback on


"Hinata-chan." panggil seorang wanita pada Hinata.

Gadis itu berbalik melihat kesumber suara yang ia yakini Sakura.

"Sakura-chan?" 

"Apa kabar? Aku ingin makan bersama dengan gadis-gadis angkatan kita. Apa kau mau ikut, Hinata-chan?" ajak Sakura, gadis beriris hijau itu memang tipe yang senang bergaul dan senang akan keramaian.

Hinata gelagapan, penyakitnya itu kambuh lagi saat bersama orang lain. "Annoo.. Saku_" belum sempat menyelesaikan perkataannya Sakura dengan semangatnya menarik Hinata ke kedai yang menjadi tempat berkumpulnya mereka.

"Ahh ayolah kita sudah jarang makan bersama."

....

"Hei semuanya, aku ingin beritahu kalian tentang sebuah kabar  bahagia." ujar Ino bahagia. "Kabar apa, Ino-chan?" tanya tenten.

"Aku dan Sai resmi BERPACARANNN!!!" " Wah benarkah? Selamat yah Ino-chan" Ino begitu heboh dan menjelaskan bagaimana Sai menyatakan perasaanya dan bagaimana pendekatan mereka.

"Hei jidat, bagaimana kabar kau dengan Sasuke-kun? Kapan nyusul aku dan Sai." tanya Ino pada Sakura, Ino memang suka memancing suasana.

"Kau tahulah bagaimana Sasuke? dia memang cuek diluarnya tapi aslinya dia begitu perhatian. Aku satu-satunya cewek yang dekat dengan dia. Tidak ada yang lebih dekat dengannya selain aku." ujar Sakura sambil  berbinar.

"Tapi aku dengar Hinata merawat anak pungutnya Sasuke. Awal aku mendengarnya, heran banget sumpah. Tanpa sepengetahuan kami kalian cukup dekat yah? kenapa tidak menitipkan pada Sakura saja?"  Hinata tertegun, sedangkan ekspresi Sakura langsung menjadi datar.

"An.no... aku dan Uchia-san tidak dekat juga.  Sakura-chan sibuk di rumah sakit, tentu saja Uchia-san tidak ingin membebani dirinya. Karna aku cukup akrab dengan Ketashi dan tidak memiliki mis akhir-akhir ini jadi aku yang menjaganya sementa."

"Hey Ino kau yang benar saja? Hinata dan Sasuke itu bayangkan saja ya kalau mereka berduaa.... yang ada segalanya jadi sunyi senyap. Sipendiam dan si pemalu. HAHAHA konyol banget kalau bayangin situasi mereka saat itu." Tenten menimpali dan tertawa, yang lainpun ikut tertawa.

"Lagian Hinata itu suka banget sama si Naruto-baka." sambung  Sakura sambil tertawa dan merangkul Hinata. Ino tau itu adalah tawa palsu,ia begitu mengenali Sakura yang sudah bersahabat dengannya dari kecil. 

SERENDIPITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang