9. MY BIAS

313 5 0
                                    

JI HYANG NAYAKA

Di sokcho aku bersekolah di salah satu SD negeri yang ada di dekat rumah kakek dan nenek.

Kakek dan nenek ku sangat baik, mereka menyayangi ku dan Soo.
Mereka juga mengurus kami berdua dengan sangat baik.

Berhari-hari lamanya aku hanya mengurung diri di dalam rumah, aku tidak mau bermain di luar rumah meskipun di sekitar rumah kakek dan nenek ada banyak teman yang sebaya dengan ku.

Aku masih saja teringat pangeran ku yang ada di Daegu.
Aku begitu merindukannya.
Aku ingin bertemu dengannya.
Oppa, aku merindukan mu.
Apa kau juga sama seperti ku?.
Apa kau juga merindukan ku?.
Aku ingin bermain jagi bersama mu.
Aku ingin berlarian di antara kebun bunga bersama mu.

Satu bulan sekali ayah ku mengunjungiku dan adik ku Soo.
Dan setiap kali beliau akan kembali ke Daegu aku akan menangis, merengek dan memohon untuk ikut dengannya kembali ke Daegu.

Sampai akhirnya aku menyerah dan tidak pernah lagi memohon untuk kembali ke Daegu.
Tapi bukan berarti aku sudah bisa melupakan Gi oppa.
Aku masih saja terus mengingatnya, bahkan hingga aku tumbuh dewasa.
Aku juga masih menyimpan jepit rambut dari kancing baju pemberian Gi oppa.
Aku menjadikan jepit rambut itu sebagai barang paling berharga.

Pernah suatu ketika di musim dingin, tanpa aku sadari jepit rambut pemberian Gi oppa tersebut terjatuh di jalan saat aku pulang sekolah.
Sesampainya di rumah, aku baru menyadarinya bahwa jepit rambut itu hilang, aku begitu panik, aku berlari keluar rumah tanpa mengenakan mantel untuk mencari jepit rambut tersebut, aku kembali menyusuri jalan yang tadi aku lewati sambil mencarinya di setiap sudut.
Tidak aku perdulikan salju yang turun semakin lebat.
Dan aku merasa begitu bahagia dan lega setelah menemukan jepit rambut tersebut jingga aku meneteskan air mata.

"Ommo ommo, apa yang kau lakukan di luar sana tanpa menggunakan mantel di hari bersalju seperti ini Naya?", tanya nenek ku ketika aku kembali kerumah dalam kondisi basah dan penuh dengan serpihan salju.

"Pulang sekolah tadi barangku terjatuh di jalan, aku panik dan pergi mencarinya", kata ku sambil tersenyum.

"Tapi kau jadi basah Naya", ucap nenek ku seraya mengeringkan rambutku dengan handuk.

"Hanya basah sedikit halmeoni", jawab ku.

"Cepat ganti bajumu atau kau akan masuk angin".

"Baiiikkk....".

Sejak saat itu aku tidak pernah lagi memakai jepit rambut tersebut ke sekolah.
Aku menyimpannya di sebuah kotak dari stik ice cream buatanku sendiri.

Aku memakai jepit rambut pemberian Gi oppa tersebut hanya pada saat-saat tertentu saja, seperti saat perayaan tahun baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memakai jepit rambut pemberian Gi oppa tersebut hanya pada saat-saat tertentu saja, seperti saat perayaan tahun baru.

.....................................

DECALCOMANIA HE❤ART IN DAEGUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang