Perlahan mata wanita itu terbuka saat sebuah cahaya terang menyilaukan matanya. Remang-remang ia bisa melihat dirinya berada di sebuah gudang yang terbengkalai.
Tangannya hendak menutupi matanya yang silau, namun tercegah oleh sesuatu. Seketika matanya terbuka sempurna saat menyadari kedua tangan dan kakinya terikat di tepat yang didudukinya sekarang.
Tidak hanya itu, tetapi Lisa juga melihat Jieun meringkuk dengan kondisi yang sama dengannya. Yang membedakan hanya pada bagian mulut Jieun yang tersumpal kain sedangkan dirinya tidak.
"Eonnie!" Lisa berusaha mengerakkan kursinya sekuat tenaga untuk mendekati Jieun.
Tapi seberapa keras pun usahanya semua sia-sia. Seseorang mengikatnya menggunakan besi yang hampir mustahil Lisa melepaskannya sendiri.
Bruk!
Bukannya terlepas Lisa justru ambruk.
Bayangan seseorang kini terlihat menginjak kursi yang Lisa tempati. "Tidak bisakah kau diam? Kau hanya memperburuk keadaan."
Seperti kenal akan suara itu Lisa langsung menoleh ke atas.
Deg!
Ternyata menoleh bukanlah pilihan yang tepat, sekarang lehernya sudah ditodong sebilah pisau yang kapan saja bisa melukai lehernya.
"Sudah aku bilang, tapi kau tak mau mendengarkan." Wanita itu menatap Lisa remeh. Jika ia mau memajukan tangannya sesenti saja, leher Lisa bisa tergores.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa yang kau lakukan, Jennie!" sentak Lisa yang nampak tegang. Pisau itu terlihat sangat tajam dari dekat.
"Menurutmu apa lagi yang akan ku lakukan? Ini hari ulang tahunmu, tentu aku akan memberimu sebuah hadiah. Aku saudara yang baik bukan?" Jennie menyerigai dengan serigai yang menakutkan.
Saudara? Saudara macam apa yang memeberlakukan saudaranya seperti ini. Sampai reinkarnasi ke sepuluh pun Lisa tidak akan sudi menjadi saudara Jennie. Jangankan sepuluh, reinkarnasi ke seribu pun Lisa tidak akan mau.
"Kenapa kau melakukan hal ini padaku?" tanya Lisa disertai keringat dingin yang mengalir deras di seluruh tubuhnya.
"Omo! Kau tidak tahu?" Jennie memasang ekpresi kaget yang dibuat-buat, kemudian menyungingkan senyumnya saat tatapan matanya berhenti pada Jieun.
"Eomma, kenapa kau tidak bilang bahwa aku ini adalah eonnie-nya." Jennie menurunkan alisnya, memasang wajah melas yang menyebalkan.
"Hentikan omong kosongmu!" sentak Lisa lagi.
Jennie menjauhkan pisaunya dari leher Lisa. Membuat wanita itu sedikit bisa bernapas lega.
Jennie membuang pisau itu kesembarangan tempat, kemudian mengambil sesuatu di balik saku jaketnya.