Extrapart Last

45.8K 2.5K 29
                                    

Pagi kembali datang, hari ini Agatha tidak lagi sakit, sekarang ini Agatha tengah memasak dan bergurau bersama dengan Aruna.

Pagi ini Aruna mulai sering merasa keram di perutnya namun dokter bilang belum waktunya Aruna melahirkan, sekitar seminggu lagi Aruna akan melahirkan.

"Awshh." Ringis Aruna lagi entah sudah ke berapa kalinya Aruna meringis kesakitan di area perutnya, dari mulai tendangan sang anak dan berbagai macam lainnya.

"Sakit lagi? Apa perlu ke dokter Runa?" Tanya Agatha sembari memfokuskan diri pada masakan nya agar tidak gosong.

"Engga kok bun, gak terlalu sakit kaya tadi Runa cuma kaget aja." Jawab nya, ia kembali meminum air untuk menetralkan rasa sakitnya.

Rey turun bersama Anna dengan pakaian rapi mereka, tidak terlihat Arthur disana, pasti Arthur terlambat bangun lagi. Agatha harus memeriksanya sendiri. Jika tidak Arthur tidak akan bangun sampai siang dan melewatkan makan pagi yang penting.

"Sakit lagi? Ke dokter yuk." Ucap Rey sembari mengelus perut Aruna. Aruna malah menggelengkan kepalanya.

"Nanti aja dulu tunggu sakit yang luar biasa baru ke rumah sakit, kita tunggu sebentar lagi." Ucap Agatha membuat Rey menganggukkan kepalanya.

"Anna, tolongin dong ini tinggal kamu aduk-aduk aja kaldunya sampai mendidih abis itu matiin, bunda harus bangunin papa dulu." Lanjut Agatha ia menyodorkan centong keadarah Anna.

"Oke bun." Jawab nya, Agatha langsung pergi ke kamarnya untuk memeriksa Arthur sudah bangun apakah belum. Sekalian memeriksa kedua anaknya yang lain di kamar mereka masing-masing.

Agatha membuka pintu kamar terlihat Arthur sudah berpakian rapi dan tinggal memasang dasi, hanya saja lelaki itu lupa cara memasang dasi dengan benar.

Seperti biasa Agatha lah yang membuatkan dasi di lehernya, setiap di pasangkan Arthur selalu terkekeh melihat ekspresi kesal Agatha. Ya pagi-pagi Arthur sudah membuat Agatha kesal dengan tingkahnya sendiri.

Setelah selesai Agatha kembali melihat dua anaknya di kamar mereka, lampu berubah menjadi hijau tanda mereka sudah pergi ke luar kamar mereka.

Semua makan dengan tenang sampai Aruna tidak menghabiskan makanan nya karena sakit yang teramat di perutnya. Agatha tahu rasanya di posisi Aruna karena memang sangat sakit perutnya kala mengandung Jeff.

"Ke dokter aja yuk." Ujar Agatha yang mulai khawatir dengan kondisi Aruna yang semakin menahan sakit di bagian perutnya.

"Lebih baik gitu bunda, ayo." Ucap Rey ia langsung membawa Aruna kedalam pangkuan nya, semua ribut di situ. Anna di perintahkan untuk membawa Jeff dan Stormy ke sekolah karena hari sudah mulai siang mereka tidak boleh terlambat.

••

Jadwal melahirkan Aruna hari ini. Pembukaan juga sudah pada pembukaan 5 Aruna harus stay di rumah sakit hari ini.

Agatha hanya mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri sekarang, jujur saja ia sangat ketakutan melihat Aruna mengalami kontraksi dan harus melahirkan memperjuangkan nyawa nya dan juga buah hatinya.

Disini Agatha lah yang paling ketar-ketir menunggu Aruna melahirkan. Rey sendiri ia santai dan lebih memilih menemani Aruna di dalam. Rey sempat khawatir bundanya akan jatuh sakit hanya karena mengkhawatirkan istrinya namun ternyata itu biasa di alami oleh ibu yang pernah melahirkan.

Apalagi ibu seperti Agatha yang takut sekali dengan namanya melahirkan, sampai ia harus khawatir berlebihan pada Aruna.

Cucu pertamanya akan lahir dalam satu atau dua jam kedepan, di rumah sakit ada Rey, Agatha, Arthur dan kedua orang tua Aruna.

Kakak Aruna tidak datang karena sedang berada di luar negeri, Arthur masih harus meeting sampai malam dan kedua anaknya yang masih sekolah belum juga pulang.

"Pasien akan segera melahirkan, mohon doanya." Ucap suster yang baru saja keluar dari ruangan tempat Aruna akan melahirkan, semuanya menjadi khawatir sampai doa pun mereka tidak putuskan.

Ternyata dugaan dokter tadi salah, yang seharusnya Aruna melahirkan satu atau dua jam kedepan malah harus melahirkan sekarang. Agatha melihat di jendela bersama dengan mama Aruna.

Melihat bagaimana kesakitan nya Aruna saat melahirkan putri kecilnya.

"Semoga ini segera berakhir, tolong lindungi putri dan cucuku." Ucap Maya selaku Mama Aruna.

"Aamiin, semoga segera selesai ya kak, Atha juga pengen liat cucunya Atha." Jawab Agatha di sebelah Maya. Umur mereka beda jauh jadi lebih enak Agatha memanggil Kak Maya.

Maya mengangguk tak lama dari itu bayi keluar dengan selamat dan Aruna dalam keadaan baik.

Rey keluar bersamaan dengan anak nya yang di bawa suster untuk proses observasi di ruangan bayi. Rey menghampiri Agatha dan memeluk Agatha begitu erat, Rey menangis dalam pelukan Agatha.

"Rey jadi papa bun, bunda juga punya cucu." Ucap Rey sesenggukan di dalam pekukan Agatha, membuat beberapa orang yang berlalu lalang di sana tak percaya.

Dokter yang selama ini mereka tahu dingin dan tidak mudah menangis sekarang ini menangis di dalam pelukan bundanya sendiri, siapa yang tidak menangis melihat seorang anak lahir dengan sempurna dan sehat?

Yang di rasakan Rey sekarang campur aduk. Benar-benar membuatnya menangis haru.

"Selamat jadi papa sayang, bunda selalu ada di deket kamu kalau kamu membutuhkan bunda, jangan lupa untuk selalu bersyukur atas apa yang Tuhan berikan sama kamu." Ucap Agatha tak lupa ia mengusap wajah anaknya itu dengan penuh kasih sayang.

"Setelah semuanya selesai kita kunjungi alm. Mama kamu, kamu juga harus tunjukin kalo kamu bisa menjadi papa yang baik untuk anak kamu di depan mama kamu. Ngerti abang?" Rey mengangguk mengerti.

Dengan kekuasaan penuh Rey akan menemani anaknya untuk di observasi, sedangkan Agatha, papanya dan kedua mertuanya akan menunggu Aruna di ruang rawatnya.

"Semua berjalan tidak terduga, aku menjadi seorang nenek untuk cucuku sekarang. Anehnya aku begitu bahagia dan juga sangat bersyukur atas apa yang telah di berikan. Tolong buat Rey menjadi papa yang baik untuk anak nya." -Calina Agatha.

"Tidak terasa semuanya berjalan dengan baik, gelombang yang terus menerus menerpa dan pada akhirnya terbayarkan oleh kebahagiaan tak terhingga. Terimakasih Agatha telah mau menjadi istriku dan juga bunda dari anak-anakku." -Arthur Calbert.

••

~End~

Udah beneran ending ya sahabat wkwk

Terimakasih!

BUNDA ATHA Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt