This is What I Decided

713 142 0
                                    

Blam!

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Blam!

Yibo menutup pintu di belakangnya saat Xiao Zhan sudah masuk lebih dulu. Mereka berdua pulang bersama dari restoran. Inginnya pulang masing-masing tapi akan sangat mencurigakan mengingat kedekatan mereka selama ini dan lagi semua orang tahunya mereka baik-baik saja selama acara makan tadi. Sehingga mereka memutuskan untuk tetap pulang bersama seperti biasanya meski dalam keadaan yang canggung. Kejutan yang diterima oleh mereka berdua menimbulkan perasaan yang carut-marut dalam hati mereka. Tidak tahu harus berkata apa, tidak tahu harus bertindak bagaimana, pikiran mereka sangat kusut.

Lelah mental dan pikiran. Xiao Zhan melemparkan dirinya ke sofa. Kepalanya terlentang ke belakang dengan mata yang terpejam. Yibo menuju dapur mengambil segelas air putih dan meneguknya. Lalu menuangkan segelas lagi yang dibawanya ke arah Xiao Zhan di sofa.

""Mau minum?" tanyanya sambil menyodorkan segelas air

Xiao Zhan membuka matanya, menatap Yibo sebentar lalu meraih gelas itu. Xiao Zhan menyerahkan gelas yang sudah kosong kepada Yibo yang kemudian dibawanya ke wastafel.

Senyap

Tidak ada satu pun dari mereka yang berbicara. Meski tahu pikiran masing-masing namun mereka bingung bagaimana menyuarakannya keluar.

Yibo masuk ke dalam kamarnya. Sementara Xiao Zhan masih dengan posisinya di sofa. Tak lama kemudian, Yibo keluar sambil menggaret koper. Xiao Zhan langsung membuka mata dan menoleh saat mendengar suaranya. Tak berkata apa-apa hanya saling menatap di antara mereka berdua.

Senyap

Yibo tertunduk, "Aku pergi." suaranya sangat berat karena menahan sesuatu di dadanya

Entah kenapa dua kata itu terasa sangat menyakitkan bagi Xiao Zhan sehingga sebutir air mata melintas begitu saja di pipinya. Xiao Zhan menelan ludah dengan susah payah, "Kemana?"

"Pulang."

"Dan kita menjadi musuh?" kalimatnya dibarengi dengan sebutir lagi air mata yang mengalir sementara Yibo mendongak terkejut

"Apa harus begitu?" suara Yibo terdengar sangat terluka

Mulut Xiao Zhan bergetar, "Aku tak tahu...." suaranya mengecil di akhir karena ditelan oleh rasa sakit dan kesedihan

Senyap

Keduanya hanya tertunduk lesu, menangis dalam diam. Dada mereka sesak satu sama lain. Tidak ada yang bersuara. Tidak ada yang berani bergerak. Mereka terdiam dengan caranya masing-masing, berusaha menangani rasa sakit dengan caranya sendiri untuk menerima kenyataan yang kini berjalan di depan mereka.

Lama tak bergeming, akhirnya Xiao Zhan bangkit berjalan menghampiri Yibo. Kedua tangannya terulur menjangkau wajah Yibo, mengangkatnya agar berhadapan dengan Xiao Zhan. Kedua mata mereka yang dibanjiri air mata saling menatap satu sama lain. Hati mereka sakit untuk satu sama lain.

REVOIR ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat