Prolog

93 15 4
                                    

Affan mengendarai motor MV Agusta f4 rr miliknya dengan kecepatan yang sedang. Di tengah perjalanan, ia terhenti ketika melihat keramaian yang membuat jalanan menuju sekolahnya jadi semakin macet.

"Kasian banget cewe itu, kakinya berdarah. Tapi dia dituduh bersalah karena dia nggak punya uang. Emang zaman sekarang mah, yang kaya yang berkuasa."

"Iya, kita nggak bisa bantu dong kalau udah berurusan sama orang yang punya mobil gitu."

Itulah percakapan yang terdengar di telinga Affan ketika ia membuka kaca helmnya.

Affan mengerutkan kedua alisnya, entah mengapa hatinya merasa penasaran dengan apa yang terjadi di depan sana. Baru kali ini Affan merasa penasaran dengan keadaan sekitar. Ia pun mulai memajukan motornya lagi dan mencari sela - sela jalan yang bisa ia lewati sampai ke keramaian itu.

Hingga pada akhirnya, motornya terhenti di dekat keramaian. Ia pun turun dari motornya dan berjalan ke arah keramaian tersebut. Saat Affan berhasil menerobos kerumunan itu, Affan pun melihat seorang gadis dengan seragam sekolah yang tengah terduduk di Zebra Cross dengan darah yang melekat dari lutut hingga setengah kaki bawahnya.

"Astaghfirullah," ucap Affan tiba - tiba.

"Dengar ya! Mobil gua lecet dan kena darah dari kaki lo. Lo tau ini mahal? Mahal! Jadi lo harus ganti, atau lo gue laporin ke polisi!!" ujar lelaki yang berada di hadapan gadis yang sedang terluka itu.

"Eh mas... dia luka - luka loh, masnya nggak punya hati apa?" tanya salah seorang yang bediri tepat di samping lelaki tersebut.

"Diem lu! gue nggak punya urusan sama lu. Oh, atau lo mau ganti kerusakan mobil gue!?" tanya lelaki itu kepada wanita paruh baya di sampingnya.

"Gue bakal ganti, tapi gue nggak bisa ganti sebanyak yang lo minta!" ucap gadis yang terluka di hadapannya dengan lantang namun tetap santai.

Lelaki itu tersenyum miring, "Gue nggak mau tau, lo harus ganti sesuai yang gue minta." ujar lelaki itu.

"Gue nggak punya uang segitu,"

Lelaki itu kemudian berjongkok di hadapan gadis itu. "Kalau gitu lo ikut gue ke kantor polisi!" ujar lelaki itu dan menarik lengan gadis di hadapannya.

"Please, gue mohon, gue janji bakalan ganti uang lo tapi dengan cara gue cicil. Gue mohon jangan bawa gue ke kantor polisi." ujar gadis itu memohon.

Lelaki itu tersenyum, "Sekali gue bilang nggak ya nggak." ujar lelaki itu membentak. "Ayo!!" ajak lelaki itu sembari menarik lengan gadis tersebut.

"Lepasin dia!"

Lelaki itu terhenti dengan pergerakannya karena mendengar ucapan tersebut. Kemudian ia tersenyum sarkas saat melihat seorang lelaki yang berdiri dengan menggunakan hoodie hitam dengan rambut bewarna hitam yang sedikit acak - acakan dan lengan yang di masukkan di dalam saku celananya. Tidak lupa pula wajah yang di tutup dengan masker wajah. Ia adalah Affan, Affan Gana Darsciano.

Gadis itu juga melihat lelaki tersebut dengan tatapan heran.

"Siapa lo berani merintah gue!?" ujar lelaki yang masih memegang lengan gadis di hadapannya.

Affan tidak menggubris ucapan lelaki tersebut.

Lelaki itu kemudian menatap Affan, "Lo sama aja kaya yang lain, beraninya cuma merintah doang." ujar lelaki itu.

Affan melangkah mendekati kedua insan yang menjadi sorotan khalayak ramai tersebut. "Berapa biaya kerusakan mobil lo?" tanya Affan.

Lelaki itu tersenyum miring. "Dua puluh tiga juta, kerusakan mobil gua, kaki gua yang hampir patah--" ucapan lelaki itu terhenti.

"Nomer rekening lo?" tanya Affan yang memotong ucapan lelaki itu sembari mengeluarkan ponsel dari saku hoodienya.

Semua orang yang berada di tempat itu tertegun dengan tingkah Affan. "Mau ngapain lo?" tanya lelaki itu.

Affan menatap lelaki itu dengan datar, "Buruan, nomer rekening lo! Ntar gue telat." ujar Affan.

Lelaki itu terdiam, lalu ia berjalan mendekati Affan dan menyebutkan digit nomor rekeningnya. Affan pun langsung mentransfer uang yang diminta lelaki itu. "Udah, sekarang lo boleh pergi!" ujar Affan.

Lelaki itu mengecek ponselnya, dan benar saja, saldo di rekeningnya bertambah. Ia kemudian menatap Affan dengan heran, "Lo pacarnya?" tanya lelaki itu kepada Affan.

Affan melihat gadis yang masih terduduk di zebra cross yang ternyata juga melihatnya. Kemudian setelah menatap gadis itu beberapa detik, Affan pun kembali menatap lelaki di hadapannya. "Bukan urusan lo!" ucap Affan.

Lelaki itu mengangguk, "Bener juga, yaudah gue cabut. Jagai pacar lo, pacar kaya gini cuma jadi benalu doang." ucap lelaki itu sembari menepuk pelan bahu Affan dan pergi meninggalkan keramaian tersebut.

"Pacarnya orang kaya ternyata."

"Bener, mana ganteng lagi. Wah bersyukur banget ya cewe itu."

Dan banyak lagi ucapan dari mereka yang terdengar di telinga Affan maupun gadis itu.

Affan tidak memedulikannya, ia berjongkok menghadap gadis itu dengan jarak yang tidak terlalu dekat. Affan melihat darah segar yang menempel di kaki gadis itu. Gadis itu menatap Affan, "Makasih kak, eh om, eh- ah kakak aja deh." ujar gadis itu. "Makasih kak, gue bakalan ganti uang kakak." tambahnya.

"Oiya gue Keyra," ucap Keyra sembari menjulurkan lengan kanannya ke arah Affan.

Bukannya menyambut lengan Keyra, Affan justru menelepon. "Halo ambulan, disini ada kecelekaan. Di jalan Teratai di sebelah lampu merah pertama." ucap Affan yang sedang menelpon ambulance.

Melihat pergerakan Affan, gadis bernama Keyra itu pun menarik lengannya kembali dengan kikuk.

"Sebentar lagi ambulan dateng, biaya administrasi biar gue yang bayar." ucap Affan kepada Keyra.

Affan menatap Keyra, "Lain kali pakai rok yang lebih panjang!" ucap Affan sembari memukul dahi Keyra pelan dengan ponselnya, kemudian ia pun bangkit.

Keyra mengusap - usap dahinya yang merasa hentakan dari ponsel Affan.

Affan melihat Keyra sebentar, ia sedikit tersenyum melihat tingkahnya. Kemudian Affan pun beranjak dari tempatnya.

"Loh kak--" ucap Keyra memanggil Affan yang pergi begitu saja.

Kemudian ambulan pun dateng bersamaan dengan kepergian Affan.

Lah kok dia pergi? Uangnya gimana? Ini gue bayarnya gimana? batin Keyra.

------

Haiii....

Assalamualaikum....

Akhirnya setelah lama tidak kembali, aku pun kembali dengan segudang kalimat lagi.

Gimana, ada yang kangen sama aku g?

Sabar ya, ini baru prolog. Jadi, jangan buru - buru kebawa emosi dulu hehe. Calm down babe.

Masih penasran kan, sama cerita dari darah daging Arga? Yuk mari di sv cerita ini, supaya nnti pas udh d upload notifnya masuk. Okay!!  :)

Salam sayang,
Dari aku Nami, cewe anti ghosting wkwk.

Reach of LoveWhere stories live. Discover now