Siapa Keyra?

10 0 0
                                    

Keyra berjalan menyusuri koridor sekolah, kedua bola matanya menatap lurus ke arah depan dan tidak ingin menoleh ke arah mana pun. Ini sudah menjadi rutinitasnya di sekolah. Ia juga tidak ingin menyapa siapa pun, kecuali guru dan sahabatnya, Ningrum.

Hal ini terjadi karena di sekolahnya tidak ada satu pun yang menyukai Keyra. Mereka tidak menyukainya karena Keyra adalah anak beasiswa. Anak beasiswa di sekolah ini adalah anak yang masuk secara gratis lewat jalur prestasi atau kurang mampu. Dan Keyra merupakan salah satu siswa yang mendapatkan beasiswa melalui jalur prestasi.

Setiap siswa yang mendapatkan beasiswa prestasi dari sekolah mereka, maka akan di umumkan saat upacara pertama untuk anak baru. Sekolah bertujuan mengumumkan ini agar murid-murid yang lain bisa belajar dari anak beasiswa. Akan tetapi, yang didapat bukan apa yang diinginkan. Seluruh murid sangat menyepelekan anak beasiswa, baik itu beasiswa melalui jalur prestasi atau kurang mampu sekalipun.

Mereka tidak pernah memandang anak beasiswa sebagai suatu kebanggaan. Di mata mereka, anak beasiswa adalah anak miskin yang dibiayain oleh sekolah dengan mengatasnamakan beasiswa.

Maka dari itu, keberadaan Keyra di sekolah ini sangatlah tidak nyaman sebetulnya. Namun demi kelangsungan pendidikan, ia rela mengorbankan dirinya untuk tidak mendapatkan teman.

Beruntungnya Keyra, ternyata tidak semua orang membenci anak beasiswa jalur prestasi. Ada beberapa yang sangat menghargai mereka. Salah satunya Ningrum, ia sangat membanggakan sahabatnya ini. Awalnya Keyra tidak percaya bahwa Ningrum mau berteman dengan orang sepertinya. Menurut Keyra, Ningrum sama dengan yang lainnya, kaya, cantik dan sempurna. Namun ntah mengapa gadis pribumi itu menerima Keyra apa adanya.

"Key!"

Keyra menoleh ke sumber suara. Ia kemudian tersenyum melihat siapa yang memanggilnya.

"Ning Ning." sahut Keyra sembari melambaikan tangannya.

Ningrum pun kemudian berlari menyusul Keyra. Kemudian ia menggandeng lengan Keyra dengan sekali tangkapan. "Lo nggak papa kan?" tanya Ningrum.

Keyra menggeleng.

"Nggak ada yang nabrak lo lagi kan kaya yang lalu?" tanya Ningrum.

Keyra tersenyum. "Lo selalu aja bahas kejadian sebulan yang lalu. Kejadian itu juga udah berlalu Ning, gue juga udah nggak ngerasa sakit kok." jelas Keyra.

Ningrum berdecak. "Tetep aja, itu kejadian mengerikan buat gue. Bisa-bisanya orang nabrak tapi masih mikirin mobilnya. Padahal mobil bisa diganti, lah kalo nyawa mana bisa." kesal Ningrum.

Keyra tersenyum. "Itu karena lo mihak gue. Coba kalau posisinya dibalik, gue yang nabrak. Pasti lo bakal nyalahin orang yang gue tabrak." ucap Keyra.

Ningrum menghela napas kesal. "Nggak ngerti lagi sama otak lo." ucap Ningrum sembari menyunggingkan bibirnya.

Keyra hanya tersenyum menanggapi ucapan Ningrum.

"Terus gimana, lo udah nemuin siapa cowo yang nolongi lo pas ketabrak itu?" tanya Ningrum.

Keyra menghela napasnya dengan berat, ia kemudian meggeleng.

Ningrum menatap sahabatnya dengan tatapan sedih. "Ya udah sih Key, nggak usah dicari. Gue yakin kok dia itu udah ikhlas. Kalau dia emang mau minta balen, dia pasti nyariin lo juga, kan?" ucap Ningrum. "Lagian yah, dia juga bakal ninggalin sesuatu ke elo buat hubungi dia atau apalah namanya, kalau memang dia minta elo ganti uangnya." tambah Ningrum.

"Tetep aja Ning, gue nggak enak. Uang dengan jumlah segitu bukan nominal yang kecil menurut gue. Ya mungkin menurut dia-atau lo itu adalah nomial yang dikit." ucap Keyra.

Reach of LoveWhere stories live. Discover now