kamu

38 4 0
                                    

Terimakasih atas kehadiranmu. Mengenalmu adalah salah satu hal yang aku syukuri. Menjadi tempat ternyaman berbagi keluh kesah, canda tawa, bahkan tak jaim berbuat gaje.
Kamu adalah teman terbaikku. Seseorang yang sangat berharga bagiku. Teman yang selalu ada saat aku butuh dan kepedulianmu tak akan pernah aku lupakan.
Darimu aku banyak belajar arti kehidupan, perjuangan dan kesabaran.
Kamu, seorang teman yang aku sayangi bahkan lebih dari teman biasanya. Perasaan sayang yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Bahkan meskipun pernah terlontar kata "udahan" dariku.
Aku berpikir ulang "oh aku hanya terbawa emosi sesaat" yang ternyata berujung penyesalan dalam diri. Dan aku hanya bisa menangisi penyesalanku, ketika kamu tidak lagi menoleh kepadaku.
Perasaanku tak pernah berubah. Perasaan mengharapkanmu tak pernah hilang dari hati dan pikiranku. Dan ini sangat menggangguku.
Pikiran bertanya-tanya...
"Apakah ini sudah menjadi akhir, karena kamu sudah benar-benar melepasku?" "Ataukah kamu akan memperjuangkanku kembali ketika masalahmu telah usai?" "Masikah ada Kesempatan?" Meski aku sadar, aku sudah tak layak untuk diperjuangkan.
Mungkin kamu sudah muak membaca kalimat panjang dan bertele-tele dariku. Untuk kesekian kalinya aku minta maaf. MESKI AKU TAU JUGA KAU TAK BISA MEMBACA INI.

DIARY DEPRESIKUWhere stories live. Discover now