2 : The Arrival

223 36 2
                                    





ROSELLA mengerutkan dahi tatkala dia mendengar sebait nama itu, agent lain yang turut mendengar berpandangan sesama sendiri. Mungkin mereka sudah akun dengan nama itu, namun lain pula bagi Rosella─ ada sesuatu yang sudah berjaya menarik minatnya.

"Emm so... how should I kill him?" tanyanya.

"Crush his limb?"

"Burn him alive?"

"Or..."

"Drown him in the ocean?"

Beberapa agent yang mendengar cadangan Rosella mula bertepuk tampar sementara bunyi siulan riang mereka kedengaran bersahut-sahutan dan bergema di seluruh pelusuk ruangan.

"I did not expect that you are such a goody-two-shoes..." Jack menyampuk dari sisi bersama helaan keluh bosannya, benci betul dia dengan Rosella.

"Unfortunately Red Rose..." kini Ivor pula yang mencelah, barangkali dia tidak mahu Red Rose terpancing dengan kata-kata Red Ripper. Sudah muak dia melihat perbalahan dua orang itu.

"Tsk!"

"What do you mean?"

"I've given you this mission so that you can look after him, not to kill him..."

"HUHH?!" Rosella bangkit dari duduknya. BAMM! Bunyi dentuman meja kedengaran kuat bergema, Rosella menayang muka tidak percaya.

"Pft! PUHAHAHAHAHAHA! So the legendary Red Rose gonna baby sit someone else's child?! You fit the role, Lady Red Rose!" seperti biasa, Jack lah orang pertama yang akan bertepuk riang mendengar berita itu. Suka benar hatinya mendengar intonasi suara Red Rose.

Rosella mencerlungkan anak matanya tepat memandang ke arah Red Ripper. Tajam mata itu menerkam persis sebilah pedang yang diselaputi darah merah menyala.

"My my... you've misunderstood something Red ripper, Red Rose's mission are way more advanced than you are. This is a very dangerous mission Red Rose, so rest assured..."

"Tsk!"

"You need to protect the Prince at all cost, the enemies might come after you but... you already know what you should do, right?"

"Torture them and then... kill." Rosella membalas dengan tenang

"Very well..." Ivor tersenyum bangga mendengar jawapan dari anak didiknya.

"And one more advice from your superior..."

Red Eye, Ivor berjeda.

"Don't trust anybody..."











***









MATANYA meliar di segenap penjuru, segelas wine pada tangan diteguk rakus. Rosella berdiri sambil tubuh rampingnya disandarkan pada dinding di dalam dewan ballroom itu, dia meneguk lagi wine nya namun kali ini perlakuannya tampak lebih elegant.

Masquerade pada wajah lantas dibetulkan, dia hanya mengabaikan mata-mata yang memandangnya. Gaun berwarna merah hati yang tersarung indah pada tubuh seorang Rosella berjaya menarik perhatian mata-mata yang tidak lepas dari menatapnya.

Mata-mata liar di dalam dewan ballroom itu sama persis dengan lensa kamera yang menangkap imej figuranya. Rosella mendengus. Dia tidak suka menjadi perhatian ramai, dia lebih suka menjalankan misi di sebalik bayangan. Lebih selesa jika dia hanya menyarungkan baju yang biasa dipakainya daripada gaun serba menjengkelkan ini!

Assassin in Mission : Red RoseWhere stories live. Discover now