Pengantar Cerita

137 29 15
                                    

.

Willkommen mein Freund! Lass mich dir all die Sorgen und Missbräuche zeigen!

.

Gedung-gedung bertingkat, bertuah mengoyak cakrawala. Sebab itu, hujan darah menerpa kota—yang tahu menari-nari, yang tak tahu mencari-cari, yang sok tahu berlari-lari. Tak bisa dipungkiri.

Lewat teleskop, mata itu berbicara. Oh, terima kasih Ibnu Al-Haytam, berkatmu ia jadi bertemu, dengan kebengisan pempimpin, wakil, legislator, administratur, dan segala peranannya. Hujan darah, ternyata sebagai imbas dari segala entitas kesiangan. Masing-masing menampilkan perangainya, ia hanya menyaksikan, lewat teleskop yang mencium bola matanya.

Ada yang berlalu teduh di tengah-tengah kontoversi.

Ada yang merengek pada bapak-bapak terhormat, sampai air matanya berambai-ambai jadi kolam kenstapaan.

Ada yang berteriak, mengusul, dan menengakkan segala yang tunggang langgang.

Yang pertama berakhir modis. Yang kedua berakhir amis. Yang terakhir selalu berakhir sadis. Nasib si aktivis, harus mengempis digigit non-humanis.

Tahun berganti tahun, bulan berganti bulan, hari berganti hari, pemimpin berganti pemimpin. Semuanya sama, tak ada yang asing. Hidupnya, masih penuh dengan pekikan dari bani Adam. Kapan pasang kembali surut? Katanya merdeka? Kok, kami masih diperbudak? Dengan hukum rimba bau tinja.

Ya sudah, pokoknya,

Herzlich Willkommen!

.

Herzlich Willkommen!

©rangasbengkok 2021

.

Herzlich Willkommen!Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt