Chapter (17)

37 3 0
                                    

   Scavi kembali menuju tempat dimana tadi Scava latihan Basket dengan berjalan sembari menundukan kepalanya.

   Anak itu duduk di bangku yang tadi di tempati nya, Napasnya bahkan terdengar kasar membuat Justin yang ada di sebelahnya menatapnya khawatir.

   Justin merasa ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu langsung memeriksa sahabat nya.

   "Cavi kau baik-baik saja?"

   "Hmm, aku okey."

   Dengan lambat Scavi merespon, Scavi memejamkan matanya sambil menyandarkan kepalanya ke dinding dan punggungnya bersandar nyaman ke kursi. Pikirannya masih menerawang ke pada kejadian setengah jam yang lalu saat dirinya dan Belfa bertemu dengan orang yang tidak di kenalnya.

   "Halo Kak Belfa lama tidak bertemu ternyata sekarang Kakak berteman dengan seorang pembunuh ya?"

Deg,,,

   Seketika tubuh Scavi menegang mendengar ucapan dari pria yang memiliki postur tubuh paling tinggi dari yang lain. Ia menyadari kalau yang di maksud 'pembunuh' oleh pria dihadapannya itu adalah dirinya.

   "Jaga bicaramu Kris!"

  Belfa membentak Pria yang memiliki postur tubuh tinggi di atas rata-rata itu.

   "Membelanya ya?"

   Kris seakan memancing amarah dari Belfa terus saja mengeluarkan kata-kata tajamnya. Kris menyuruh dua orang temannya untuk memegangi Belfa dan sedikit menjauh dari Scavi.

   Sedangkan ke dua teman lainnya memegangi tangan Scavi. Baik Belfa maupun Scavi sedikit berontak dari pegangannya teman-teman Kris itu namun tetap saja kekuatan teman-teman Kris itu lebih besar di banding Scavi dan Belfa.

   "Apa-apaan ini. Jangan sakiti dia."

   Belfa semakin berontak membuat kedua orang yang memegangnya semakin kuat menahannya. Belfa terus berteriak saat Kris terus saja mendekat ke pada Scavi lalu tangan Kris membelai wajah Scavi membuat Scavi ketakutan belum lagi saat tangan Kris mencengkram rahangnya dengan kuat.

   "Kau tau anak manis, Sebenarnya wajah polos mu ini tidak cocok untuk menjadi seorang pembunuh."

   "CUKUP KRIS! dia tidak bersalah."

   Belfa terus berteriak namun Kris sepertinya tidak menanggapinya. Belfa tidak ingin Kris menyakiti Scavi dengan apa yang tidak di ketahui oleh anak itu.

   "Apa yang kau dapatkan dari membela keluarga dari seorang pembunuh ini atau bahkan anak ini lebih pantas lagi di bilang pencuri. Ah ya! pembunuh sekaligus pencuri bertopeng kan wajah malaikat sangat cocok untuk julukan mu anak manis."

   Kris masih dengan nadanya yang mengejek namun tatapan matanya seakan mampu menusuk hati Scavi.
  
   Belfa sudah mengepalkan tangannya menahan kekesalannya yang siap meledak. Sedangkan Scavi masih di buat bingung dengan apa yang di ucapkan oleh Kris. Sacavi sama sekali tidak mengenal lima orang pria yang sedang bersama dengannya jua Belfa.

   Walaupun ingatannya belum kembali namun ia menangkap sepertinya orang di hadapannya ini adalah orang yang baru di lihatnya namun mempunyai hubungan di masalalu yang belum ia ketahui.

   "Apa maksud ucapan mu itu? Aku bahkan tidak mengenalimu." Scavi meberanikan diri untuk berbicara, Kris malah menertawakannya.

   "Lihat lah teman, bahkan anak manis dihadapan kita ini tidak mengenal orang yang sudah ia rampas kebahagiaan nya."   

   Teman-teman Kris seakan ikut mencibir Scavi seakan Scavi adalah orang yang paling hina yang mereka pernah temui.

   "Huh?"

TwinWhere stories live. Discover now