PART 1

76 40 34
                                    

Sebelumnya makasi udah mampir, semoga suka dan ikutin sampai akhir💓

Ini karya pertama aku, jadi maklumin ya kalo gak sesuai sama ekspektasi kalian.

Tapi aku harap kalian suka dan support karya ku ini


***

Pagi ini mading SMA Trisakti dikerumuni banyak siswa, maklum saja hari pertama masuk di tahun ajaran baru ini mereka belum mengetahui dirinya ditempatkan di kelas mana

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Pagi ini mading SMA Trisakti dikerumuni banyak siswa, maklum saja hari pertama masuk di tahun ajaran baru ini mereka belum mengetahui dirinya ditempatkan di kelas mana.

Tasya sendiri bingung, bagaimana cara ia agar bisa menerobos kerumunan tersebut. Mata sipitnya meneliti sekitar, mencari seseorang yang bisa membantunya. Senyumnya seketika terbit kala melihat seorang lelaki yang lumayan akrab dengannya, berjalan ke arahnya.

Pikirnya dengan meminta bantuan lelaki tersebut, ia bisa berhasil melihat daftar siswa yang bertengger pada mading tak jauh dari di hadapannya. Apalagi kebanyakan siswa perempuan, Tasya yakin mereka akan takluk dengan pesona lelaki ini walau terbilang absurd.

"Woy Junedi, sini!" Tasya agak meninggikan suaranya. Lelaki yang dipanggil Junedi itu menoleh pada Tasya sambil memasang tatapan bertanya.

"Sini dulu ihh." Tasya agak memaksa.

"Apaan Junedi Junedi, nama gua tuh Juna," kesal lelaki bernama Juna itu.

"iya kan Juna-edi," balas Tasya tertawa padahal tidak lucu sama sekali menurut Juna. Emang pada dasarnya humor Tasya yang receh.

"Gak usah ketawa lu kek bayi koala," sarkas Juna, membuatnya mendapat pukulan dari wanita di hadapannya, Memang hanya Juna seorang yang menolak pesona Tasya.

"Jun, ini gua mau liat mading susah ketutup mereka, jadi tolong ya." Tunjuk Tasya pada orang yang sedari tadi berdesakan.

Berhubung dirinya juga bertujuan untuk melihat mading, Jadi Juna mengiyakan permintaan Tasya. Ide brilian di otaknya akan segera ia lakukan, untuk menyingkirkan makhluk yang menghalangi jalannya ini.

"Ehem ehem." Juna mengetes terlebih dahulu suaranya dengan intonasi tinggi yang membuat perhatian orang sekitarnya beralih pada dirinya.

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, pusat perhatian yang tertuju pada dirinya ini ia jadikan ajang tebar pesona, jemarinya menyugar rambut sambil bergaya yang menurut Tasya terkesan 'so cool', namun malah membuat para siswi kesemsem. Tasya hanya menghela nafas pasrah menunggu Juna beraksi.

"PARA TETEH TETEH DAN AKANG AKANG BISA MINGGIR DULU TIDAK," ujarnya setengah berteriak sembari menampilkan senyumannya, bahasa yang digunakannya pun sangat bervariasi mulai dari bahasa sunda hingga bahasa gaul dan baku, yang tergabung dalam satu kalimat.

"Yang minggir, nanti difollback Tasya nih." Juna menyenggol Tasya menggunakan sikunya. Ucapannya barusan yang mengatasnamakan Tasya, namun tak meminta persetujuan gadis itu, membuat Tasya menahan kesal. Respon yang ia berikan pun hanya sebuah senyuman yang terpaksa.

FRIENDZONEHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin