*4*

2K 177 6
                                    

Jely mulai membuka matanya. Berduduk sembari memegangi kepalanya yang masih agak sedikit pusing. Menatap kesegala arah dengan ekspresi bingung. Bukankah terakhir kali dia sedang berada di Bar?

Seolah tidak ingin ambil pusing, gadis itu mengedikkan bahunya acuh, dan mulai beranjak dari tempat tidurnya menuju keluar kamar. Mungkin saja Eric yang mengantarkannya tadi malam.

Menerima minuman ber topping Bubble seperti biasa, kemudian langsung menyesapnya. Berjalan menuruni anak tangga dengan kaki yang beralas sendal bulu rumahan berwarna putih.

"Ahjumma,"

Salah satu Asisten Rumah Tangga yang sekarang sedang sibuk menatap meja makan untuk makan siang itu pun langsung menoleh dan menghampirinya.

"Iya, dek Jely? Ada yang bisa saya bantu?"

Senyum Jely merekah manis. Sesosok paruh baya yang masih setia bekerja di rumah ini sampai sekarang. Satu-satunya orang yang begitu sabar merawatnya dari kecil di saat sang Ayah di sibukkan oleh pekerjaannya. Bukan tanpa alasan lagi mengapa dirinya begitu menghargai sang Asisten Rumah Tangga ini.

Jung Ahjumma. Namun biasanya Jely hanya memanggil Ahjumma saja. Sampai Art yang lain pun sampai ikut menoleh juga karenanya.

"Mau tanya, tadi malam memang Eric yang mengantarku kesini kan?"

"Dek Eric?"

"Iya, Eric sahabatku. Yang sering main kesini. Dia yang mengantarku kan?"

Lantas Jung Ahjumma terdiam bingung. Dia tentu tahu visual maupun perawakan Eric seperti apa. Namun, bagaimana dia menjelaskan kepada Anak Majikannya ini bahkan yang mengantarkannya itu bukan Eric. Melainkan sesosok pemuda tinggi nan tampan bersurai hitam. Memiliki tatapan yang tajam namun begitu sopan. Berpamitan kepadanya pada saat orang itu pulang setelah beberapa menit yang lalu membawa Jely ke kamar.

Setelah adegan ciuman di atas Ranjang tadi malam, Jay langsung melepaskan tautan mereka dan bergegas pergi. Syukurnya Jely tidak protes dan menghentikannya sama sekali. Karena jujur, dia tidak bisa berlama-lama berada disana. Takut kembali tidak bisa mengontrol hasrat birahinya, dan berakhir melecehkan gadis itu.

Pesona Jely memang kuat sekali. Saat sudah dirumah pun dia sampai menyesal dan merutuki dirinya karena tidak bisa melanjutkan aktifitas itu. Dan berakhir dia harus bermain sendiri di kamar mandi.

"I-itu," Jung Ahjumma menatap kesegala arah dengan gelisah. Sampai pada pandangannya tidak sengaja mengarah ke sosok pemuda berjaket denim yang baru saja masuk dari arah pintu utama. Ingin rasanya Art itu langsung mengatakan bahwa dia lah yang sudah mengantarkan Jely tadi malam.

Jely pun juga ikut menoleh. Menatap heran sekaligus sinis. Dia tentu tidak akan lupa atas perlakuan pemuda itu terhadapnya waktu itu.

"Winter sedang tidak ada di rumah." Tutur Jely to the point. Menoleh sekilas menatap Jung Ahjumma yang membungkuk sopan sebelum pergi dari sana.

Jay mengangguk tenang, "Aku tahu. Dia sedang berada di rumah Chaeryeong sekarang"

"Baguslah kalau kau sudah tahu. Jadi kau bisa langsung pulang sekarang"

Setelah mengatakan itu, Jely ingin segera bergegas dari sana. Namun keburu berhenti saat pemuda bermarga Park itu langsung mempertanyakan suatu hal kepadanya.

"Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa masih pusing?"

Lantas, Jely mengernyit bingung. Atas dasar apa dia mempertanyakan hal itu?

ASIAN BABY GIRL | JAY ENHYPENWhere stories live. Discover now