When Fate Happens Part 4

241 33 0
                                    

Oppa, kapan kau akan datang?

Kirim.

Linzy menghembuskan napas setelah mengirimkan pesan yang kesekian kalinya pada Jungkook. Sekarang dia sudah ada di restoran dimana Jungkook mengajaknya bertemu. Jungkook tadi memang tak ada kabar. Linzy memutuskan datang duluan dan kembali menghubungi Jungkook. Namun nomornya tak aktif. Membuat Linzy menjadi kesal. Namun juga khawatir.

Linzy sudah tak nyaman disini. Dia sudah menunggu 4 jam. Namun Jungkook belum juga datang. Sekarang sudah jam sepuluh malam. “Dia kemana sih?” kesalnya.

Sampai akhirnya ada pesan masuk membuat Linzy dengan semangat membuka ponselnya. Namun raut wajahnya berubah kecewa melihat bukan Jungkook yang mengirimkan pesan.

Yang mengirimkannya pesan adalah Lee Yonggi.

Tahu diri ketika berkencan. Sekarang sudah jam berapa?

Kira-kira begitu isi pesannya. Jika sudah begini, mau tidak mau Linzy harus pulang. Lagipula dia memang sudah melewati waktunya. Dia tak pernah pulang semalam ini. Dia juga bisa melihat beberapa pelayan memandangnya. Mengharapkannya untuk segera pulang. Linzy akhirnya berdiri, meletakkan uangnya dan beranjak pergi darisana. Menggunakan taksi untuk pulang.

Dalam perjalanan, dia mengirimkan pesan kepada Jungkook.

Aku pulang.

***

“Kencanmu bagaimana? Menyenangkan?”

“Linzy, kenapa? Kau tidak menjawabku sejak tadi.”

“Kau dan Jungkook Sunbae bertengkar? Semua tak berjalan lancar ya?”

Linzy hanya diam. Tak mau membalas berbagai pertanyaan Jisoo yang sangat penasaran. Jisoo memang sangat semangat kemarin dan sudah meminta Linzy untuk menjelaskan semuanya besok. Dia akan senang hati menceritakannya kalau saja semua terjadi sesuai keinginan. Namun ini? Jelas ini tidak sesuai dengan yang dia inginkan. Kencan? Iya. Lisa berkencan dengan meja dan kursi yang ada di restoran itu.

Menyadari raut wajah temannya yang tidak semangat. Jisoo menyadari terjadi sesuatu. Keningnya berkerut. “Ada apa kemarin?”

“Jangan bahas dulu. Aku—”

“Linzy.”

Linzy berhenti bicara mendengar suara itu. Namun dia enggan menoleh karena sudah tahu siapa yang memanggilnya. Jisoo yang melihat Jungkook, langsung bergeser dan Jungkook duduk di tempatnya.

“Linzy, aku memanggilmu,” ujarnya begitu lembut. “Kita tidak berangkat bersama hari ini. Kau seharusnya menungguku seperti biasa. Kenapa pergi duluan?”

“Untuk apa?” Linzy menatap Jungkook akhirnya. Namun Jungkook terkejut ketika diberikan tatapan datarnya—tampak kesal atau marah. “Agar aku terlambat ke sekolah karena menunggumu?”

Jungkook menggeleng. “Tak akan, Lin. Aku pasti akan datang. Sejak kapan aku terlambat?”

“Benar juga. Kau terlambat diluar sekolah.”

“Linzy, apa maksudmu?”

Linzy menarik satu sudut bibirnya. Sebenarnya enggan melihat Jungkook lagi. Namun dia melakukannya. Hanya sekedar memberikan tatapan datarnya. Raut wajah pria ini bingung. Jelas bukan karena kemarin terjadi sesuatu. Tapi Jungkook melupakan ajakannya. Menghancurkan kesenangan Linzy kemarin dalam sekejap. Suasana hatinya memburuk sampai sekarang.

“Aku menunggumu 4 jam kemarin di restoran. Kau yang mengajakku. Kau lupa?”

Linzy bisa melihat wajah Jungkook yang terkejut. Namun dia tak peduli. Hanya kembali memandang ke depan.

When Fate HappensWhere stories live. Discover now