PROLOG

8.4K 496 14
                                    

    "Sang Figuran dari Kisah Ratu Sekolah? Sebutan apaan tuh? Gila panjang banget, belum cukup dia di panggil Putri Salju? Masih ada sebutan yang lain? Yang bikin julukan siapa sih?" Seru gadis bersurai coklat pada temannya.

Yah perbincangan normal di tengah-tengah jam makan siang siswa-siswi Bima Sakti. Lagi-lagi tentang Manda dan Dira, pemenang Hot topik nomer satu di Bima Sakti.

"Nyadar gak sih kalian? Emang sih Manda pemeran utamanya. Tapi bukannya kalo di lihat justru Manda yang jadi Figuran buat Dira?" Bantah siswi lainnya.

"Apa?" Beo seseorang merasa tak mengerti. "Gimana? Gimana? Ngomong yang jelas ah! Ngomong belibet banget, pemeran utama Dira Manda gimana?" Tanyanya geregetan.

"Ah males ngomong sama lo!"

"Heh jelasin!"

"Iya! Manda di lihat dari sudut pandang kita itu, emang dia yang jadi pemeran utama. Secara Ratu sekolahan, cantik, pacarnya Awan, banyak drama pula. Tapi kalo elo lihat baik-baik dari sudut pandang lain, justru Dira yang jadi pemeran utamanya!"

"Kok bisa?"

"Bisalah. Lihat dong! Dira bahkan gak pantes jadi Figuran. Mana ada pemeran utama yang ngebet banget deketin orang datar dingin tembok baja kayak gitu buat jadi tem--" ucapannya berhenti. Gadis itu menggulum bibirnya pias, sungguh sepertinya ini pertanda dari tuhan agar mengurangi membicarakan orang.

"Kenapa ucapan Lo gantung? Lanj--"

"Yah pada dasarnya gue yang harusnya jadi pemeran utama!" Potong suara dingin yang langsung membekukan pergibahan ciwi-ciwi itu.

"Dir--DIRAAAAAAA?!!!!"

Ini dia Wahyu Adira, panggil saja Dira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini dia Wahyu Adira, panggil saja Dira. Siswa SMA Bima Sakti yang dikenal sebagai putri salju picik. Gadis dingin tak tersentuh, sahabat dari Sang Ratu SMA Bima Sakti, Manda Renantama. Walaupun tidak bisa di bilang sahabat juga, yah untuk saat ini katakanlah begitu karena Manda memang sangat amat bersikeras menempel padanya.

Sekali lihat pun semua orang pasti sudah dapat menyimpulkan bahwa gadis itu tak tersentuh. Raut wajahnya bahkan sudah membuat orang langsung mundur menghindarinya. Kecuali Manda yang otaknya entah kemana.

Dira menatap Manda yang tengah berdiri di sampingnya, itu dia wajah polos yang sok tak bersalah. Dalang dari semua penyebab ketidak tentramannya bersekolah di Bima Sakti. "Harusnya gue emang gak temenan sama lo," gerutunya melenggak pergi.

"Blablabla udah seribu kali Lo bilang gitu!" Cibir Manda tak peduli, Yah Dira harus menyalahkan dirinya sendiri. "Siapa suruh temenan sama gue," imbuhnya tak peduli.

Sejak awal masuk SMA, Dira sudah tidak berminat berteman dengan siapapun dengan alasan traumanya tentang persahabatan. Dengan sengaja ia menghindari banyak orang, memperkecil kemungkinan berteman sampai ke 0%.

Semuanya berjalan lancar, sampai akhirnya Manda datang menjadi satu-satunya gadis yang sangat suka berinteraksi dengannya, yang sudah di benci hampir seisi kelas karna sikap cuek itu.

Lucunya, walaupun Dira selalu mengacuhkan Manda, gadis itu tetap setia menempelinya.

Lambat laun Dira akhirnya menerima Manda sebagai teman walau hanya berlatar belakang kasihan. Tidak ada salahnya memiliki satu teman, setidaknya bisa dimanfaatkan untuk masalah masalah yang tak terduga di masa depan. Namun seiring waktu berjalan, Manda menjelma menjadi Most Wanted Girl di Bima Sakti membuat semua kehidupan tentram Dira hancur.

Manda terlalu populer membuat Dira mau tak mau menjadi sorotan banyak orang. Yah walaupun itu tidak bertahan lama, setelah mendapat julukan putri salju licik karena sikap dinginnya. Itu sedikit melegakan walaupun tetap saja menyebalkan.

Seperti sekarang, keadaan menyebalkan lagi-lagi di datangkan Manda.

Dira mendudukkan dirinya di kursi kantin, kejadian seperti tadi bukanlah sesuatu hal yang baru bagi Dira. Ia tidak dapat marah hanya karena gosipan kecil itu, tapi tetap saja rasanya jengkel.

"Apa? Kenapa? Salah gue lagi??" Protes Manda merasa di salahkan.

"Gue gak ngomong apapun!!" Ketus Dira mengingatkan.

"Lo gak ngomong tapi tatapan Lo ketara banget!" ujar Manda tak terima.

Dira memutar bola matanya malas, dari awal ini bukan salah Manda atau salah siapapun. Okay, keadaan seperti ini pure karena perbuatannya sendiri. Salahnya telah membiarkan Manda menjadi sahabatnya.

"Ck!" Dira tambah kesal karena tak dapat menyalahkan siapapun. Sepertinya dari awal ia memang sudah di takdirkan menjadi Figurannya Manda.

••••

Okay let's go to the story with DiraaTerimakasih telah membaca, jangan lupa Vote🌟 dan Komennya💌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Okay let's go to the story with Diraa
Terimakasih telah membaca, jangan lupa Vote🌟 dan Komennya💌

FIGURANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang