S

1.1K 243 37
                                    

Chapter kali ini sebanyak lebih dari 3000 kata. Selamat hari Minggu dan selamat membaca!

.

.

.

.

Levi merasa kesialan selalu menimpanya atau orang-orang terdekat.

Kali ini kasusnya tidak hanya satu, tetapi dua: Ayah Petra yang syok berat karena rumah yang hangus terbakar, lalu putrinya. Baru saja ia menginjakkan kaki di tempat ini, [Name] memberikan kabar mengenai keadaan Selina yang masuk rumah sakit.

Pria itu sudah mengecek keadaan sang mertua. Selain syok, tidak ada hal lain yang patut dikhawatirkan. Bahkan seharusnya orang-orang di sana melemparkan tatapan tanya. Bagaimana lelaki renta itu bisa selamat dari luka setelah tempat tinggalnya terbakar habis? Levi sendiri pun terus memikirkan hal yang sama, bahkan hingga saat ini.

Levi sedang berada di luar ruangan Archie beserta Petra berada.

Pria itu tidak tahu apa yang baru saja terjadi. [Name] meneleponnya dengan nada khawatir tanpa menjelaskan sedikit pun penyebab atau luka apa saja yang dialami Selina. Membuat Levi ikut-ikutan kalang kabut. Setidaknya beritahulah ia keadaan terbaru putri mereka! Sejak dulu sama saja. Wanita satu itu masih belum berubah.

Setelah menerima panggilan mendesak, ia tahu jika dirinya harus undur diri dari sana saat itu juga. Namun, Petra juga ayahnya—

Levi menutup kedua mata. Memijat pelipisnya dengan sebelah tangan. Ia merasa lelah. Sungguh. Bukan karena terlalu sibuk bekerja—sebab sekarang bisa dibilang pria itu hanyalah seorang pengangguran—tetapi lelah dalam artian lain. Walau sudah pernah mengalami yang seperti ini, bukan berarti dia bisa meminimalisir kekacauan yang ada.

Lalu tak lama sebuah panggilan telepon pun masuk.

Pria itu buru-buru mengangkatnya setelah tahu siapa yang menelepon. "Halo?"

"Halo, Levi. Maaf jika aku kelewat panik dan langsung menutup telepon tanpa menjelaskan sedikit pun."

"Yah, tidak apa-apa."

"Aku tahu sekarang kau pun merasa khawatir dengan Selina. Aku minta maaf," katanya. Dari nada bicara itu, Levi sudah bisa menebak jika kemungkinan besar putri mereka dalam keadaan baik-baik saja.

Levi pun menjawab, "Tidak masalah. Aku tahu bagaimana dirimu."

Hening sebentar sebelum suara itu kembali mengudara. "Begini, Selina baik-baik saja. Hanya mengalami luka kecil walau aku tetap mencemaskannya."

"Jadi apakah dia sudah memberitahumu kemana dia pergi?"

"Um, untuk masalah itu ... mungkin kau harus bertanya langsung padanya."

Pria itu mengernyit bingung. "Apa terjadi sesuatu?"

Terdapat jeda yang cukup lama.

"[Name]."

"... Sekarang aku hanya bisa bilang jika dia ingin sekali bertemu denganmu. Mungkin ada hal yang ingin Selina sampaikan."

Memang sedikit konyol. Sebab mau bagaimana pun, Levi akan tetap menemui putrinya. Entah di rumah sakit, atau nanti ketika sudah tiba di kediaman mereka.

"Levi?"

"Ada apa?"

"Kau bisa datang, kan?" pintanya. "Untuk menemui putrimu."

Ia menjawab jujur, "Yeah? Aku memang berencana untuk menemuinya."

"Tapi bagaimana dengan Petra?" tanyanya sedikit ragu.

Before DawnWhere stories live. Discover now