41 - Diskualifikasi

17.9K 2.4K 171
                                    

Selamat datang buat pembaca baru, jangan lupa kritikannya ...

❤❤


***

Aku duduk termenung di dalam kelas sambil menunggu kedatangan Pak Anhar. Merenungkan permintaan pria itu. Siapa lagi? Pria yang dengan kejam menjajah pikiranku setiap malam. Menghabiskan sumber daya otakku untuk memikirkan ucapannya, tepatnya lamarannya yang hingga detik ini belum juga kujawab. Ada sesuatu yang masih mengganggu pikiranku, aku tidak mau semuanya terlalu terburu-buru.

Bukan itu saja, setiap beranjak tidur aku senantiasa teringat rasa bibirnya. Bagaimana bibir itu bergerak berdansa bersama bibirku, saling adu rayu. Ah, ternyata melihatnya di drama dan merasakan sensasinya langsung adalah dua hal yang sangat berbeda.

Melihatnya di drama bikin baper, merasakannya bikin deg-deg ser.

"Bengong aja lo, Beb." Tangannya menampar lenganku pelan, menarikku dari lamunan. "Mikirin apaan?"

"Eh, rambut lo diapain?" tanyaku saat melihat warna rambutnya yang berbeda dari biasanya.

Amara dan aku sudah berteman sejak awal masuk kuliah, sifat dan karakter kami hampir mirip. Pembicaraan kami nyambung dan jarang sekali melakukan atau mencoba hal-hal aneh. Kami, yah, mahasiswi pada umumnya. Makanya aku heran melihatnya pagi ini tampil dengan rambut berwarna terang. Rambut sebahu yang biasanya berwarna hitam sederhana kini telah menjelma menjadi coklat bergradasi. Terlihat bagus, hanya saja tidak cocok untuknya.

"Gue ke salon kemaren. Cocok nggak?"

"Kenapa tiba-tiba? Terinspirasi siapa?"

Dia mendengus keras, seperti menumpahkan beban pikiran melalui saluran napas.

"Tunangan gue suka banget lihat cewek rambut ombre begini, makanya gue ubah."

"Maksudnya?"

Pembicaraan kami terpaksa terhenti karena Pak Anhar memasuki ruangan. Beliau membuka kelas dan sesuai dengan hasil pertemuan sebelumnya, kami diminta untuk mulai melakukan presentasi hari ini.

"Silakan maju kelompok pertama yang mengumpulkan proyek. Vikrama, Raihana dan Amara." Ucap beliau.

Kami bertiga serentak maju mengambil posisi di depan kelas. Sebelumnya komting telah mengumumkan di group bahwa kami presentasi sehingga kami sempat berlatih. Hasil proyek yang baik akan lebih bagus jika dikemas dengan presentasi yang baik pula.

"Punya pointer? Silakan pakai punya saya saja," tawar Pak Anhar pada kami.

"Makasih, Pak. Kami sudah punya." Jawabku sambil mengeluarkan pointer presentasi yang waktu itu diberikan Mas Angga.

"Wah, persiapannya matang sekali." Pak Anhar mengangguk kecil memberikan apresiasi.

Materi presentasi terbagi dalam tiga bagian. Bagian pertama pendahuluan dan latar belakang terciptanya aplikasi dibawakan olehku. Bagian kedua tentang cara kerja dan program aplikasi dijelaskan oleh Rama. Bagian terakhir perihal hasil uji coba dan responden dipresentasikan oleh Amara.

"Kita semua setuju bahwa jantung merupakan salah satu organ penting bagi tubuh. Sayangnya masih banyak masyarakat yang kurang sadar pentingnya peranan jantung dalam sistem penunjang kehidupan tubuh kita. Kami, memanfaatkan kemajuan teknologi khususnya perkembangan perangkat komunikasi ponsel untuk mempermudah masyarakat mengakses informasi tersebut. Mulai dari mencari info, hingga melakukan deteksi dini pada jantung mereka, melalui sebuah program aplikasi."

Aku sudah mempelajari materi ini berbulan-bulan, aku pula yang menyusun kalimat demi kalimat dalam laporan. Jadi dengan penuh percaya diri aku memaparkan materi presentasi yang sudah kukuasai tanpa melihat lagi di slide power point.

BEDA SEGMENWhere stories live. Discover now