Part 25

2K 230 18
                                    


"Datang juga lo, gue kira bohongan." Anggun membuka pintu untuk Yasinta. "Masuk gih."

Yasinta mengekor di belakang Anggun, setelah meminta sharelock rumah Anggun, akhirnya Yasinta sampai di tempat kediaman gadis itu.

"Gue gak mau basa-basi, jadi alasan lo ke sini ngapain?" tanya Anggun yang telah duduk di sofa.

Yasinta tersenyum kala seorang wanita kira-kira berusia empat puluh tahunan menyuguhkan teh hangat untuk Yasinta. "Makasih."

"Sama-sama," balas wanita itu sedikit membungkuk lalu melenggang pergi.

Yasinta melihat Anggun yang begitu angkuh menatapnya. Perawakan gadis yang sedikit lebih tinggi dari Yasinta itu benar-benar bukan tipikal yang bisa bersahabat dengan Yasinta.

"Apa karena Geral?" tanya Anggun tepat sasaran.

"Jauhi dia!" nada bicara Yasinta terkesan dingin.

Anggun tertawa mendengar ucapan Yasinta barusan. Jelas sekali Anggun sedang mengejek Yasinta. Tersirat kesombongan dari gelagat yang ditunjukkan Anggun, seolah mengatakan apa hak Yasinta melarangnya untuk berdektan dengan Geri?

"Jangan pengaruhi dia," peringat Yasinta lagi.

"Gue mempengaruhi apa?" tanya Anggun enteng.

"Geri bukan orang seperti itu, bukan orang yang bisa menyakitkan orang lain, apalagi orang yang dia sayang."

"Jadi lo merasa Geral sayang dengan lo?" Anggun menatap penampilan Yasinta dari ujung rambut sampai kaki.

"Asal lo tau." Anggun beranjak dari tempatnya dan berdiri tepat di belakang Yasinta duduk. "Lo sama sekali gak cocok dengan Geral," bisik Anggun.

Yasinta menggertakkan gigi, ia menahan nafas sebentar kala jemari Anggun meremas bahunya pelan. Sebisa mungkin Yasinta tidak terpancing emosi, karena salah langkah maka Yasinta yang akan menaggung konsekuensinya. Apalagi ini tempat Anggun, mau minta tolong pada siapa Yasinta jika terjadi apa-apa dengannya.

"Apalagi gue tau kelemahan Geral. Dengan itu, bukan hanya lo. Gue akan buat seluruh teman dekat Geral gak bisa berkomunikasi dengannya, dan Geral jadi milik gue seorang." Anggun lagi-lagi tertawa.

"Apa maksud lo?" Yasinta mengerutkan kening.

"Kita panggil saja Geral ke sini."

••

"Gue gak habis pikir dengan Geri." Dandi menghempaskan tubuhnya pada bangku kayu di kedai minuman.

"Secara gak langsung dia kalah dengan cewek sialan itu," umpat Dandi.

Tidak seperti Dandi yang terus mengoceh, Yasinta hanya terdiam dengan menumpu dagu di lipatan tangan di atas meja bundar sembari menunggu pesanan mereka.

Langkah Yasinta untuk menemui Anggun mendapat penemuan baru tentang Geri. Melihat Geri yang berlutut di depan Anggun dengan sorot mata seperti sudah tidak tahan dengan segala sesuatu yang merenggut kebahagian Geri, jujur Yasinta ikut merasakan keputus asaan Geri. Mengingat betapa sayangnya Geri terhadap Mamanya, tidak bisa dipungkiri betapa sakitnya Geri selama ini.

Jadi ini alasan kenapa Tante Elsa gak pernah kelihatan," batin Yasinta.

Geri selama ini mencari Tante Elsa dan gue seolah buta dengan apa yang terjadi, bodoh Yasinta.

Yasinta 2 (Dia kembali?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang