Part 22

12.7K 1.1K 27
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Bukan hanya luka, atau sakit hati karena kecewa, tetapi yang kini dipertaruhkan adalah, psikis seorang anak kecil yang bahkan tidak tau, apa-apa."

©©©

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

©©©

Suasana taman belakang yang sunyi, merupakan tempat dimana Tante Mira, membawa Arkanza untuk duduk disana.

Keheningan sempat menemani mereka, hingga Arkanza pun membuka suara.

"Sejak kapan Nayla memiliki sakit Leukimia, Tan?"

Tante Mira menghembuskan nafas pelan, pikirannya melayang, dimana ia mengetahui fakta tersebut, yang membuat seorang Ibu, merasa terguncang hebat.

"Delapan tahun yang lalu, dimana satu hari lagi, pernikahan kamu dan Nayla akan dilangsungkan," balas Tante Mira, sembari tersenyum getir.

Arkanza terdiam sejenak, lantas kembali bertanya. "Untuk pengkhianatan antara Nayla dan Dav—"

"Semua salah paham, Arka," potong Tante Mira cepat. Kepalanya menoleh menatap Arkanza, yang mendadak bungkam.

Tante Mira kembali mengalihkan perhatian, lantas berkata, "Nayla, divonis dokter memiliki penyakit Leukimia, lalu setelahnya, dia juga divonis tidak bisa mengandung, sebab ada masalah di rahimnya."

Arkanza membeku, ia terpaku mendengar penjelasan dari Tante Mira.

Apakah itu alasan Nayla—

"Iya, Nayla sengaja merencanakan untuk membatalkan pernikahan, dengan berpura-pura selingkuh dengan Davlin, agar keluarga kalian tidak malu, kalau pernikahan tersebut dibatalkan," jawab Tante Mira, seakan tahu apa yang diucapkan Arkanza didalam hati.

Detak jantung Arkanza  berubah cepat, keringat dingin perlahan-lahan keluar, membentuk perasaan bersalah dalam hatinya.

Jadi, selama ini, Nayla menanggung malu, karena berselingkuh dengan Davlin. Agar pernikahannya bisa dibatalkan. Namun, bukan itu yang sebenarnya. Tetapi, Nayla—

Arkanza meraup wajahnya penuh frustasi. Dadanya bergerumuh mengetahui fakta tersebut, bahkan setelah delapan tahun lamanya. 

Helaan nafas kasar, keluar dari mulut wanita paruh baya tersebut, matanya kembali memanas, saat mengetahui betapa sang putri mencintai Arkanza sebesar ini.

Assalamu'alaikum My Wife [END]Where stories live. Discover now