Still Here

461 52 2
                                    

Pria berambut blonde dengan gaya mullet itu menatap lurus dengan tatapan tajam ke arah pria berambut gradasi yang tengah duduk santai menghadap komputer itu. Yeosang jengah dengan adik kelasnya itu. Bukan! daripada disebut adik kelas lebih tepat disebut sebagai teman kecilnya. Yah, umur mereka memang terpaut satu tahun. Karena itu pria yang sekarang duduk di sana adalah adik kelasnya.

Jongho namanya. Dia sering datang ke kos Yeosang dengan berkedok ngerjain tugas. Jangan percaya. Jongho sering datang ke kos yang lebih tua hanya untuk numpang wifian dan juga main game di komputer baru Yeosang.  Padahal menurut Yeosang, keadaan finansial Jongho jauh lebih baik ketimbang dirinya. Tapi kenapa setiap hari dia harus melihat adik kelasnya itu.

Yeosang menggigit Pocky yang dibawa oleh Jongho dengan tatapan dongkol.

Akhirnya si blonde berjalan dan merebahkan dirinya di atas kasur putih yang hanya cukup untuk dirinya sendiri. Itu karena Yeosang banyak gerak, makanya walaupun cukup untuk dua orang tapi untuk Yeosang tentu tidak.

Yeosang tengkurap dengan siku yang ditekuk, masih dengan mulut yang sibuk menaik-turunkan Pocky tadi. Krek! Yeosang langsung melahapnya dan kemudian mengambil ponselnya untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Di scroll berulang kali, tapi di ponselnya tidak ada yang menarik jadi Yeosang melempar asal benda itu dan menarik nafas kering.

"Jongho! Sampai kapan kamu sibuk dengan komputerku?" Tanya Yeosang dengan nada tinggi dan alis yang terangkat. Dia membalikkan badannya dan menatap langit-langit dengan tatapan dongkol, namun tetap menunggu jawaban yang masih muda.

"Hm..." Jongho bergumam singkat. Merespon Yeosang tapi tidak mengindahkan sama sekali orang itu. Dia hanya fokus menatap layar komputer itu dengan tangan yang menekan keyboard dan juga mouse yang sibuk dengan gerakan maju-mundur-kanan-kiri. Suara efek tembakan menandakan bahwa Jongho memang lagi sibuk-sibuknya bermain game tembak-tembakan.

Bukgh! Jongho mengaduh. Dia merasakan sesuatu mengenai kepalanya. Kemudian dia langsung menoleh ke arah Yeosang dengan tatapan melotot dan tidak percaya. "Kak? Jongho lagi main!" Sebal Jongho sambil mendenguskan hidungnya. Mengembungkan kedua pipi chubby-nya dengan tatapan tajam.

Yeosang terkekeh. Senang karena akhirnya Jongho menaruh atensinya padanya. "Game mulu. Gak baik tahu terlalu sering main game." Yeosang menasehati dengan raut wajah yang merasa orang yang paling pintar sedunia. Mukanya Yeosang memang tengil juga kalau di lihat-lihat lagi. Jadi Jongho mengalihkan pandangannya dan kembali ke layar komputer Yeosang.

Jongho mengernyit. Dia kira Yeosang akan berhenti mengganggunya. Tapi belum beberapa detik, dia merasakan kedua bahunya terasa berat. Jongho mendongak, melihat sosok Yeosang yang sepertinya menekan bahu Jongho dengan telapak tangannya sebagai tumpuannya sambil melihat layar komputer dengan raut penasaran.

"Apa sih, gamenya gak jelas gitu." Yeosang merenggut tapi tetap menonton Jongho bermain game dan pria itu memang nampak menikmati permainan Jongho. Memang, mulut itu kadang tidak sinkron. Karena itu, sepanjang permainan Yeosang mendumel dan kadang mencemooh Jongho tidak bisa bermain game, padahal yang lebih muda memecahkan rekor tertingginya. 

Ah! Walaupun punya skor tinggi, Yeosang tetap mengganggu pria yang lebih muda. Entah itu dengan mencubit pipi atau memainkan rambut gradasi merah-hitam itu. Jongho tetap sabar. Dia sudah biasa diganggu oleh pemilik komputer ini.

"Beli peluru cepat, itu stoknya tinggal dikit!" Yeosang menepuk pundak Jongho dengan cepat sambil menunjuk layar komputer dengan raut tidak sabaran.

Jongho menurut. Kalau tidak nanti omongan Yeosang akan menjadi berkepanjangan dan pasti akhirnya akan berkata 'Kan sudah dibilangin!'

Tadi Yeosang memang mengganggu, tapi sekarang dia terlihat gregetan melihat Jongho yang sedang bermain. Toh, Yeosang memang tidak bisa main game ini. Makanya Yeosang jadi sok pintar dengan menginstruksikan yang lebih muda, yang sebenarnya cukup tidak penting bagi Jongho karena dia lebih jago dari Yeosang sendiri.

JongSang DailyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang