32. Bukan prank

489 32 0
                                    

Saat ini, Aidan, Wafa, Umi Saira dan Abi Sahlan sedang berada di perjalanan berkunjung ke Ayah dan Bunda Aidan-Wafa, Aidan bersenandung shawalat dengan hati yang berbunga-bunga. Benar saja, istrinya sedang berbadan dua. Kandungan Wafa sedang memasuki minggu ke-5.

"Seneng banget kayaknya, Boy," sahut Abi Sahlan.

Aidan menengok sekilas Abi Sahlan yang berada di sampingnya. "Alhamdulillah, Abi. Aidan seneng. Ini mah lebih dan lebih dari dapat doorprize kopi."

Jawaban Aidan mengundang tawa dari ketiganya. Aidan ini bisa dibilang maniak kopi. Apalagi kalau dibuatkan langsung oleh Umi dan Wafa. Berasa dapat mobil mercedes-benz dianya.

"Oh iya, nanti mampir ke rumah Ayah sama Bunda sampai jam 12 siang aja nggapapa?" tanya Abi Sahlan. Sekarang pukul setengah delapan pagi. Tiga jam setengah, cukuplah ya. Pikir Wafa.

"Nggapapa, Abi," balas Wafa.

"Lhah, wonten nopo tah, Abi?" tanya Aidan. (Lhah, ada apa tah, Abi?)

"Marriednya kakakmu gitu," sahut Umi Saira.

Aidan tersenyum kikuk. "Aih, iya ya. Kok bisa lupa kalo Kak Ilo hari ini wedding."

Sesampainya mereka di depan rumah Wafa, langsung saja mereka turun.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam, udah datang ju-"

"Lhoh, Wafa?" balas Rafan terkejut. Dirinya tak menyangka bahwa adik perempuannya lah yang sedang bertamu. Karena sedari tadi, Rafan sedang menunggu kedatangan dari teman-temannya.

Dan langsung saja Rafan bersalaman dengan Abi Sahlan. "Apa kabar kamu?" sapa beliau.

Rafan mengangguk sopan. "Alhamdulillah, Abi. Rafan sae-sae mawon." balas Rafan dan diangguki Abi Sahlan.(Alhamdulillah, Abi. Rafan baik-baik aja)

"Mari, masuk dulu," ajak Rafan dan diangguki mereka.

"Wei abang bro, pakabs?" sapa Aidan yang baru datang setelah memarkirkan mobilnya.

"Weh, adekbro! Alhamdulillah, baik. Sampeyan gimana?"

"Alhamdulillah, super duper baik, dong!" balas Aidan dengan raut yang kentara sekali bahagianya.

"Masya Allah, besan," sapa Ayah Malik. Abi Sahlan berdiri dari tempat duduknya lantas mereka berpelukan ala lelaki.

"Oh iya, bini saya lagi di dapur. Panjenengan kalau mau, saya panggilkan," lontar Ayah Malik kepada Umi Saira. "Ngga usah. Biar aku aja yang kesana. Pamit nggih, Mas!" balas Umi Saira kepada keduanya.

"Kita berdua di lobi atas bagaimana, besan?" ajak Ayah Malik.

Abi Sahlan tertawa sambil menepuk bahu Ayah Malik pelan. "Wah, boleh tuh."

"Wafa ngga ditanya nih, Bang?" celetuk Wafa. Rafan terkekeh. "Sini lhah, lo! Gue kangen banget."

Wafa menatap Aidan untuk meminta izin. Dan dengan senang hati, Aidan mengizinkannya.

Tanpa banyak basa-basi, Rafan mendekap adiknya. "Gue kangen sama lo. Gue mau kesana, tapi takut."

Giliran Aidan yang menatap bingung kakak iparnya itu, "Lhah, kenapa takut, Bang?"

"Takut kalo ganggu kalian," balasnya lirih.

Aidan ikut mendekat ke arah keduanya, kemudian menepuk bahu Rafan untuk meyakinkannya. "Aih! Kayak sama siapa aja, Bang! Nanti kalau kita udah pindah ke rumah sendiri, mau main juga santai aja. Sekalian nemenin Wafa dan calon anak gue."

Rafan mengangguk. Kemudian menguraikan pelukannya karena tersadar dengan ucapan akhir Aidan. "Maksud kalian apa weh? Ini bukan ulang tahun gue. Gue belum ulang tahun. Ngga usah nge prank segala ah," balasnya sambil berkacak pinggang. Gayanya persis seperti mak mak yang sedang memarahi anaknya.

Aidan dan Wafa justru kompak tertawa. "Mana ada bercanda," ucap mereka.

Rafan memicingkan matanya guna mencari tau kebohongan dari keduanya, tapi dia tidak menemukan itu. "Beneran?" tanya Rafan untuk memastikan lagi.

"Beneran," balas Aidan.

"Masya Allah..."

"...AYAHHHHHH BUNDAAAA, ABANG TEH BAKAL JADI OM OM! RAFAN BAKAL PUNYA PONAKAN GEMOYYYYY HUAAAAAA!" teriak Rafan sambil berlari ke belakang, guna menemui Ayah dan Bundanya.

🌻🌻

ASSALAMU'ALAIKUM..

Cukup sekian, wkwk.

Saran dan Kritiknyaa silahkan tulis di komentar, yaa

Kalau ada typo, minta tolong untuk ditandai, yah🤗

Okee, Jazakumullahu khairan katsiran udah baca cerita ini

"Ambil baiknya, buang jauh-jauh buruknua."

Sampai jumpa di part berikutnya yaaa. In Syaa Allah, Allahumma Aamiin☺❤.

Langkah Sebuah Cinta-LSCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang