Bagian 79

8.2K 1K 370
                                    

Bara bersandar di dinding Roftop Antraxz, menunggu Brayen datang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bara bersandar di dinding Roftop Antraxz, menunggu Brayen datang.

Ketukan kaki yang sudah Bara pastikan itu Brayen, tiba tiba mendekat.

"Kenapa Lo manggil gue kesini?" Tanya Brayen yang baru sampai.

Bara membuang beberapa penyadap suara serta sebagian foto Queen bertemu dengan Graha malam itu.

Brayen memunggut penyadap suara serta foto tersebut.

"Malam kemarin Queen pergi ke rumah Lo, dan kenapa usir dia malam malam?"

"Bukan urusan Lo!" Ucap Brayen, sementara mendengar penyedap suara, yang dimana bukti Alea meminta Queen untuk bertemu Ray.

"Urusan gue!" Bentak Bara balik.

"Lo tau?, Ponsel Queen lobet dia gak bisa mesen taksi malam malam, dia kehujanan malam itu sampai menggigil di pinggir jalan. Bahkan Lo gak pantas buat di panggil Abang!" Bentak Bara

"Lo gak percaya?" Tanya Bara yang sudah kelewatan marahnya.

"Atau Lo mau tau apa tanya adik lu alami selama ini?"

"Tentu dong Lo kan Abang terbaik yang ninggalin adiknya kehujanan malam malam."

Brayen diam tak berkutik, tapi dia juga sedikit penasaran dengan kata Bara, apa yang Queen alami selama ini yang tidak dia ketahui?

"Lo tau?, Selama ini Queen di teror sama Talaskar. Bahkan mereka kasih dua pilihan, yang mungkin gak bisa Queen pilih!" Bara menjeda kalimatnya, "kita semua bakal selamat dari Talaskar, kalau Queen kasih bukti kalau Ray bukan anak kandung Graha dan segala buku buku peninggalan Naravez!"

"Gue tanya sama Lo sekarang, anak mana yang bisa milih antara orang yang udah besarkan dia, atau keluarga kandung serta teman temannya, ha?"

Bara menatap penuh dendam ke arah Brayen dengan napas naik turun. Sedangkan Brayen masih tidak percaya dengan semua yang ia dengar.

"Ini udah sore, kalau lu masih sayang adik lu. Noh jenguk dia, gue curiga dia sakit gegara kehujanan kemarin."

•~•||•~•

Di tempat lain, di waktu yang bersamaan Alea mengetuk pintu apartemen Queen. Setelah dipikir pikir, ini bukan salah Queen, mungkin juga Queen lakukan demi kebaikan dirinya.

Alea sudah menelpon berulang kali namun tidak satu pun dijawab. Akhirnya ia memutuskan untuk langsung pergi ke apartemen Queen, entahlah ia juga sangat merasa bersalah.

Ia sudah menunggu lama di sana, namun Queen tak kunjung keluar. Alea akhirnya memasuki sandi, dan membuka pintu.

Satu kata saat Alea masuk ke apartemen Queen, sunyi.

Alea masuk ke kamar Queen, dia menemukan obat obatan berdosis tinggi, kaca pecah, serta kertas kertas berserakan di atas meja. Dari sini ia bisa tau, keadaan Queen sangat buruk.

I'M Queen Where stories live. Discover now