•Girl Boss and Mysterious Man (2)

3.9K 64 0
                                    

•Girl Boss and Mysterious Man (2)

:::

Viora duduk anteng di dalam mobil yang masih melaju konstan. Di luar jendela, hanya ada hamparan sawah sejauh mata memandang. Namun karena sudah dini hari, gelap membungkus pemandangan menyegarkan itu.

Sudah hampir lima jam Viora melakukan perjalanan, sempat terhenti di beberapa titik untuk sekadar mengisi perut, bensin, dan istirahat sejenak. Kalau perhitungannya tidak salah, maka kurang dari lima belas menit lagi ia akan sampai ke tempat tujuannya.

"Neng Viora cocok kalau pakai rok." puji si supir pada Viora.

"Makasih, Pak. Bisa aja," sahut Viora memaksakan senyum.

Inge memang kampret dan tidak bisa dipercaya. Sudahlah, memikirkan sobatnya satu itu cuma bikin darah tinggi!

Ia menghabiskan waktunya memandangi jalanan yang temaram. Beberapa kali ia sempatkan untuk mengobrol dengan supir agar tak mengantuk. Viora sadar betul akan bahaya mengendara di malam hari. Jalanan yang sepi, orang-orang yang tidak semua baik, kontur jalanan yang tidak selalu mulus, kendala mesin yang bisa saja terjadi, dan satu hal terfatal yang tidak boleh dibiarkan, mengantuk.

Oleh karena itu, sebisa mungkin Viora terus mengajak supirnya untuk berbincang. Kendati ia bisa tidur selama perjalanan, ia memilih menahan kantuknya.

Bukan tanpa alasan ia melakukan ini. Viora pernah di posisi menjadi supir. Sering.

Diantara teman-temannya, ia lah yang seringkali jadi supir. Mengantar dan menjemput saat akan hangout bareng. Karena hanya Viora yang punya dan bisa mengendarai mobil. Teman-temannya mana pernah memikirkan berapa biaya yang harus Viora keluarkan untuk bahan bakar setiap bepergian, belum lagi servis kendaraan setelah dipakai perjalanan jauh. Tapi Viora tidak mempermasalahkan itu semua, karena ia senang bisa membantu.

Namun hal paling menyebalkan adalah ketika perjalanan yang menghabiskan waktu lebih dari satu jam, teman-temannya malah sengaja tidur dan meminta dibangunkan saat sampai. Betapa mati-matian Viora menahan kantuknya dan berusaha tetap sadar saat berkendara. Apalagi saat malam, terkadang matanya perlu waktu untuk menyesuaikan dengan sorot lampu jalanan dan kendaraan lainnya. Membuat jarak pandangnya terbatas dan agak buruk ketika malam.

Tapi seperti biasa, mereka tidak tahu dan tidak berusaha mencati tahu. Mereka tidak akan pernah mengerti sebelum merasakan sendiri.

"Pak Nam, udah ngantuk belum?" tanya Viora untuk kesekian kalinya.

"Ndak Neng, diajak ngobrol mulu sama Bos Cantik mana bisa ngantuk, yang ada mata seger." jawab Pak Anam--sopir-- bercanda.

"Ihh, Pak Nam bisa aja. Kalau ngantuk, bilang ya. Bisa gantian nyetirnya." tutur Viora.

Mata Viora tiba-tiba teralihkan pada sesosok laki-laki di dekat kedai-kedai jalanan yang buka 24 jam. Viora tanpa sadar membuka bibirnya ketika melihat mata lelaki itu bersinar.

Viora bahkan masih memandang ke belakang, dan hanya mendapati jalanan yang sepi. Kemana lelaki itu?

Ah, mungkin masuk ke dalam salah satu kedai.

Tapi matanya...

Apa mungkin karena sorot lampu mobil?

Tak mau berpikir macam-macam, Viora memutuskan untuk mengabaikannya dan fokus memperhatikan jalanan di depannya.

Lampu sen mobil dinyalakan, lalu dengan hati-hati berbelok ke arah kiri. Jalanan setapak terlihat di depan mata.

Penunjuk arah dimana-mana.

Dalam hati, Viora berteriak senang.

Welcome back Missing House...



Welcome back Missing House

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Viora)

:::
To be continue...
Jangan lupa vote di pojok kiri bawah!

Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang