•Cute Student (3)

6.7K 105 1
                                    

•Cute Student (3)

°°°

Kudengar suara gemericik air dari kamar mandi di sisi kanan ruang tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kudengar suara gemericik air dari kamar mandi di sisi kanan ruang tamu. Sepertinya, Ava belum selesai mandi. Aku letakkan kaos hitam dan celana tiga perempatku yang paling kecil. Semoga saja tidak terlalu kebesaran di tubuh kecilnya.

Sekilas cahaya putih di luar rumah tampak memecah gelap untuk sepersekian detik, disusul suara gemuruh dan petir yang cukup keras. Aku membuka pintu dan mengintip keadaan di luar, hujan semakin lebat. Mungkin akan lama redanya, kasihan juga Ava jika menunggu reda yang tak tahu kapannya.

Aku menutup pintu, berjalan ke arah garasi mobil. Sembari menunggu gadis itu selesai mandi, aku bisa menyiapkan mobil. Aku mencoba menyalakan lampu di garasi yang gelap, tapi lampu tak kunjung menyala. Ok, ingatkan aku untuk segera mengganti lampu garasi dengan yang baru.

Setelah mengeluarkan mobil dari garasi, aku turun hendak membuka  pagar. Namun perhatianku teralih pada sekitaran yang cenderung gelap.  Hanya beberapa rumah yang lampunya menyala, serta lampu-lampu di jalanan pun padam. Aku menengok ke arah rumahku, yang tak jauh beda dengan rumah-rumah milik tetangga.

Otakku masih mencerna keadaan, saat sadar aku langsung berlari ke dalam rumah. Aku membuka pintu, dan saat itu juga ada tangan yang langsung menyambut tubuhku. aku masih terkejut hingga tak bergerak sedikitpun.

"Ava?" gumamku pelan sambil memeluknya erat.

"Saya nyalain generator dulu, ya? Kayaknya setel otomatisnya rusak jadi nggak nyala waktu mati lampu gini."

"Ikut," pintanya masih terus memelukku. Aku tersenyum dalam gelap, ternyata dia penakut.

Kami berjalan dalam gelap, dia masih setia memeluk lenganku dan aku berusaha menerawang jalan dalam gelap. Berhati-hati agar tidak jatuh ataupun terbentur barang-barang di dalam rumah.

Klik!

Seluruh area rumahku langsung terang benderang. Aku menoleh ke arah Ava, dan langsung terkesiap karena tubuh polosnya hanya tertutup handuk yang tadi kuberikan. Sial! Kenapa aku jadi seperti pedofil. Tubuh kurus itu tidak akan menarik minatku.

Shit, tapi paha Ava sangat mulus. Payudaranya juga terlihat lebih besar dari perkiraan otakku. Adit! Hentikan pikiran kotormu sekarang juga!

"Pak?" panggil Ava.

Belah dadanya terlihat mengintip malu-malu.

Tarik dit, tarik!

"Pak?" panggil Ava membuyarkan lamunan kotorku.

"Eh, iya. Kamu nggak pakai baju?" tanyaku sedikit grogi. Wajah Ava terlihat memerah, ia memalingkan wajahnya dariku.

"Saya gak punya baju ganti,"

"Ehm, tadi udah saya siapkan. Ayo ikut saya," ujarku yang langsung berjalan duluan.

Dalam setiap langkahku, detak jantungku berpacu cepat. Aku mengumpati keputusanku yang memilih mengenakan jeans setelah mandi tadi. Sekarang, aku sendiri yang harus menahan sakit karena si kecil yang bangun tidak pada saat yang tepat.

Inginku menarik handuk minim itu, menciumnya dengan sangat panas dan dalam, lalu membawanya ke ranjang.

Tidak!

Maaf, aku mungkin tak bisa menghentikan fantasy liarku. Dan aku tahu ini salah.

Tapi aku tidak akan merusak muridku sendiri.

Dia terlalu mahal, untuk diperlakukan secara murahan.

Dark SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang