It's Always You

344 92 21
                                    

"Kalau begitu ayo masuk ke mobilku." Ajak Sana.

"Ne." Angguk Jihyo.

Begitu memasuki mobil Sana, Jihyo langsung begitu kagum melihat interior mobil itu.

"Astaga aku dapat mencium bau bangsawan didalam sini." Pikir Jihyo.

"Semoga kau nyaman jika kita menaiki ini." Ucap Sana.

"Ne, tentu saja sunbaenim, ini sangat nyaman." Angguk Jihyo.

"Astaga aku bahkan bisa tidur dengan lelap disini." Pikir Jihyo.

"Tolong pakai seatbeltnya ya, Jihyo." Ucap Sana sambil memakai seatbeltnya.

"Oh, iya tentu." Angguk Jihyo.

"Astaga Jihyo bodoh, ayo bersikaplah elegan. Jangan terlihat seperti orang miskin." Jihyo merutuki dirinya sendiri di dalam hati.

"Pak, tolong antarkan ke restoran pizza ya." Pinta Sana.

"Ne, baik nona." Jawab supir Sana.

"Astaga perbedaan kelas terasa begitu kuat disini. Aku benar benar menjadi tidak enak karena Sana sunbae harus mencium bau keringatku yang begitu memalukan ini. Astaga apakah dia bahkan berkeringat? Bagaimana bisa dia sangat wangi bahkan saat sudah pulang dari sekolah??" Pikir Jihyo.

.
.
.

"Pizza ukuran medium 2, pastanya 2, dan colanya 2." Pesan Sana.

"Ne, mohon ditunggu." Ucap Sang pelayan.

"Sunbaenim memesan banyak sekali. Apakah tidak apa apa? aku jadi tidak enak. Padahal aku hanya mentraktir sunbaenim sup iga kemarin." Jihyo menggaruk  belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Aniyo, makanan kemarin sangat enak. Aku senang bisa makan bersama kalian kemarin." Ucap Sana.

"Ahh begitu ya." Jihyo mengangguk angguk.

"Jihyo, kau memotong rambutmu ya?" Tanya Sana.

"Ahh, ne sunbaenim." Angguk Jihyo.

"Kenapa dipotong? Padahal rambut panjangmu sangat bagus." Tanya Sana.

"Ah, aku hanya ingin mencoba model rambut baru." Jihyo terkekeh.

"Ahh, begitu ya. Oh iya, sejak lama aku melihatmu selalu memakai sweater ini. Terlihat sangat bagus, dimana kau membelinya?" Tanya Sana.

"Hahaha, aku tak membeli ini, sunbaenim. Ini punya Jeongyeon, aku sering meminjam sweater sweater miliknya tapi lupa mengembalikan kepadanya sampai akhirnya ini menjadi milikku hehehe." Jihyo terkekeh.

"Ahh, begitu ya.." Sana mengangguk.

Sempat terjadi keheningan diantara keduanya selama beberapa menit.

"So, tell me about your self." Sana kembali membuka obrolan.

"Ne?" Bingung Jihyo.

"Aku tau kau orang yang suka berbicara. Kau pasti akan merasa sangat canggung jika kita kembali berdiam." Ucap Sana.

"Ahahaha apakah sangat kelihatan?" Jihyo terkekeh.

"Sial, apakah dia menstalk diriku juga? astaga aku jadi merasa tidak aman berada di dekat Jeongyeon." Pikir Jihyo.

"Sejak kemarin hanya kau yang terus berusaha membangun percakapan. Jadi aku rasa kau memang suka mengobrol." Ucap Sana.

"Sial, dia benar benar memperhatikan semua dnegan detail." Pikir Jihyo.

"Ahh aku ketahuan deh hahaha." Jihyo pura pura terkekeh.

"Jadi, bagaimana kehidupanmu? Apakah menyenangkan bisa mudah memulai pembicaraan dengan orang lain?" Tanya Sana.

"Eum.. sebenarnya tidak begitu sih. Aku sebenarnya tak memiliki banyak teman. Awalnya memang aku jarang bergaul karena selalu bersama Jeongyeon setiap saat. Tapi makin kesini sepertinya selain karena hal itu, aku rasa banyak yang membenciku karena terlalu dekat dengan Jeongyeon." Cerita Jihyo.

"Well, aku dan Jeongyeon, kami tidak memiliki masalah, jadi selagi kita bersahabat dekat, mengapa aku harus menjauhinya karena penggemar gilanya?" Jihyo terkekeh, namun Sana bisa melihat ada kesedihan disitu.

"Kau mendapatkan banyak ancaman ya?" Tanya Sana.

"Ne?" Jihyo yang terkejut pun langsung menatap Sana.

"Ah... itu sebenarnya tidak juga. Tapi beberapa orang sering melakukan itu. Tapi aku sudah biasa dengan itu, jadi tidak ada masalah." Bohong Jihyo.

"Jeongyeon tidak mengetahuinyakan?" Tanya Sana sambil menatap kedua mata Jihyo.

"Dia.. eum.. aku berencana memberitaunya jika memang harus. Tapi-" Ucapan Jihyo terputus.

"Apakah kau merasa masih kuat?" Tanya Sana.

"Ah, aku baik baik saja sunbaenim, tidak ada masalah dengan itu." Jihyo menjawab sambil tersenyum.

"Apa dia tau kalau dalam bulan ini sudah 3 kali mejamu sudah dicoret coret dengan kata kata kotor?" Pertanyaan Sana membuat Jihyo kaget.

"B-bagaimana sunbaenim tau?" Tanya Jihyo.

"Apakah dia tau kalau kau tak pernah berhenti dikirimi pesan pesan ancaman? Lokermu di masuki benda benda aneh? Dibully secara verbal habis habisan?" Tanya Sana.

Jihyo benar benar tebelalak.

"Apakah dia pernah tau itu? Bahkan saat kau disiram air bekas mengepel di kamar mandi, kau beralasan bahwa kau baru saja terpeleset di kamar mandi." Tanya Sana.

"S-sunbaenim.. bagaimana kau bisa mengetahui semua itu??" Tanya Jihyo yang tubuhnya sudah menengang.

"Kau yang sudah menahan lapar sepanjang siang hanya untuk menunggunya selesai eskul bahkan ditinggal begitu saja karena dia ingin mengajak orang yang dia sukai untuk pulang bersama. Dia tega meninggalkanmu, Jihyo! Berhentilah menjadi gadis bodoh dan sadarilah jika dia hanya menganggapmu sebagai 'sabahatnya'!!" Ucapan Sana membuat Jihyo betul betul terdiam.

"Aku tak mengerti maksud sunbaenim." Jihyo menggeleng.

"Kau mencintai Jeongyeon, Jihyo. Kau menganggapnya lebih dari sahabat ataupun saudara. Berhenti menjadi gadis bodoh dan sadarilah, jika sejak dulu kau bersamanya, kau sudah merasakan itu. Bahkan saat kau berpacaran dengan laki laki lain, dia masih selalu ada di hatimu. Kau tidak menyadarinya karena kau selalu meyakinkan dirimu sendiri bahwa kalian adalah sahabat." Ucap Sana.

"B-bagaimana sunbaenim tahu?" Tanya Jihyo.

"Jihyo, caramu menatapnya sungguh berbeda. Kau pikir kenapa gadis gadis yang mengejarnya itu menyerangmu? Karena kau selalu menatapnya penuh cinta walau tanpa sadar. Buktinya kau bisa langsung lupa dengan mantan pacarmu begitu bersama Jeongyeon." Jawab Sana.

"Mengapa sunbaenim bisa mengetahui segala cerita yang aku alami? Aku yakin aku tak pernah bercerita kepada siapapun. Kurasa tidak mungkin jika kau kebetulan memperhatikanku saat mengikuti Jeongyeon." Ucap Jihyo.

"Jihyo, aku tak pernah mengikuti Jeongyeon. Aku tak pernah menyukainya dari dulu. It's not her, it's you. It's always you from the begining." Ucapan Sana membuat Jihyo terbelalak.




































it's youuuuuuuuuu
you're my love, my life, my beginning🎶

ea ea mulai seru ni mwehehehehe

I Hate You, Like I Supose toOnde histórias criam vida. Descubra agora