Move

285 83 7
                                    

"Sebenarnya appa tidak tega mengatakan ini. Mengetahui kamu sudah punya banyak teman dan sahabat di Seoul, tapi sangat tidak memungkinkan jika appa tiap hari pulang pergi Seoul-Busan." Sesal ayah Jihyo.

"Maafkan appa, tapi kita sekeluarga akan pindah kesana. Karena banyak keluarga appa tinggal disana, itu akan sangat memudahkan kita untuk pindah. Kita akan tinggal dirumah nenek." Lanjut ayahnya.

Jihyo terdiam mendengar ucapan ayahnya dan sedikit berpikir.

"Tolong jangan marah pada appa dan eomma. Eomma berpikir kalau kau merasa nyaman disini, kita bisa mencarikanmu apartment kecil untuk tinggal sendiri hingga sekolahmu selesai-" Ucapan ibu Jihyo terpotong.

"Aniyo." Jawaban Jihyo membuat kedua orang tuanya sedikit bingung.

"Ne?" Tanya ayahnya.

"Aku tidak keberatan sama sekali." Ucap Jihyo.

"A-ahh benarkah??" Tanya ibunya.

"Kami tidak menyangka kau akan mengiyakan semudah itu." Bingung ayahnya.

"Aku sama sekali tak memiliki masalah dengan itu." Ucap Jihyo datar.

"Tapi bagaimana dengan teman temanmu? Bagaimana dengan Jeongyeon? Apakah tidak apa apa kau berpisah dengan sahabat kecilmu?" Tanya ayahnya.

"Mengapa appa bertanya seakan pendapatnya akan mempengaruhi kepindahan kita?" Tanya Jihyo.

"Ne?" Ayahnya tidak percaya dengan apa yang baru Jihyo ucapkan.

"Jihyo, kau masih belum berbaikan dengan Jeongyeon?" Tanya ibunya dengan lembut.

"Huh? Kalian bertengkar?" Tanya ayah Jihyo.

"Jadi kapan kita akan pindah?" Tanya Jihyo yang enggan menjawab pertanyaan orang tuanya.

"Ah itu.. Secepatnya. Setelah kau setuju seperti ini, eomma akan mengurus surat kepindahanmu. Bila semuanya lancar, kita akan pindah dalam 1 minggu lagi." Jawab ayahnya.

"Besok aku akan mulai berkemas kalau begitu." Ucap Jihyo sambil berdiri dan berjalan menuju kamarnya.

Ia meninggalkan kedua orang tuanya dengan tatapan bingung.

"Apa yang terjadi padanya?" Tanya ayah Jihyo.

"Ntahlah, kurasa ia memiliki masalah dengan Jeongyeon. Mereka bahkan tidak berangkat bersama sejak beberapa hari yang lalu." Jawab ibu Jihyo.

.
.
.

3 hari kemudian..

"Selamat siang, cantik." Sapa Sana yang bertemu dengan Jihyo di kantin.

"Hey, unnie." Sapa Jihyo sambil tersenyum.

"Aku barusan melihat ibumu dari ruang kepala sekolah. Kalau tidak salah 2 hari yang lalu juga. Apakah ada sesuatu?" Tanya Sana sambil mendudukan dirinya di kursi samping Jihyo.

"Yeah.." Jihyo mengangguk pelan sambil menatap makanannya.

"Ada apa? Apa kau baik baik saja?" Khawatir Sana.

"Ne, tentu saja." Jihyo mengangguk.

"Hanya saja.." Jihyo ragu ragu.

"Hanya saja?" Tanya Sana.

"Hanya saja beberapa hari yang lalu keluargaku merencanakan untuk pindah ke Busan karena ayahku dipindahkan ke kantor yang ada disana." Jawaban Jihyo membuat Sana terdiam.

"Mwo?" Tanya Sana dengan lembut.

"Benarkah?" Sana meyakinkan.

"Maafkan aku, unnie." Sesal Jihyo.

I Hate You, Like I Supose toWhere stories live. Discover now