👋 Epilog 👋

3.8K 367 58
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم
All about Zaffran family
-- happy reading --
MarentinNiagara
📝📝

Pada akhirnya setiap keluarga pasti memiliki tujuan yang akan dicapai bersama. Pun demikian halnya dengan kehidupan Zurra dan keluarga kecilnya. Bukan hanya tentang bagaimana cinta berbicara, hingga hati bermuara dalam dermaga keluarga yang seolah tanpa pantai.

Tanjakan, turunan, bahkan tikungan tajam dalam romansa cinta yang terjadi dalam sebuah keluarga tentu saja menambah pengalaman baru, bagaimana dewasa tetap menjadi pilihan sementara hidup akan terus berjalan. Mengambil sikap dan menetapkan keputusan untuk kebaikan bersama.

Devi tidak pernah menutup mata akan hal itu. Sedikit banyak dia telah tahu bagaimana keluarga besar suaminya memperlakukan keluarganya. Tidak ada yang sempurna, semua memiliki celah dan kurangnya masing-masing. Terlebih karena dia juga menjadi menantu perempuan satu-satunya di keluarga Zaffran. Meski tidak pernah berseteru dengan ibu mertua namun ketidakcocokan selalu ada. Beruntunglah dirinya memiliki suami sebijaksana seorang Zurrauf Zaffran. Bisa menjadi penengah yang baik saat dirinya berselisih pendapat bukan hanya dengan mertua melainkan juga dengan seluruh keluarga Zaffran.

Ditambah lagi hidup berdampingan dengan orang tua suami. Butuh keikhlasan yang luar biasa, satu hal lagi yang membuat Devi semakin banyak bersyukur. Walau ibu mertuanya banyak sekali berbicara, katakanlah seorang Kartika Maimun ini adalah orang yang supel dan pandai bergaul di masyarakat, namun belum pernah sekalipun dalam urusan rumah tangga Zurra dan Devi, beliau ikut campur turun tangan jika tidak dimintai pendapat. Sekedar membantu atau lebih tepatnya, wanita yang telah melahirkan suaminya itu menurut Devi terlalu mandiri dan tidak banyak permintaan.

Selain itu nyatanya percaya kepada pasangan adalah kunci dimana memperkecil adanya perselisihan. Walau harus dibicarakan sebelumnya, namun sekali lagi kepercayaan itu adalah dasar dan komunikasi merupakan kunci. Keduanya harus seiring untuk bisa berjalan sebagaimana mestinya.

"Mas__"

"Hmm, apa?" Devi mendekatkan diri kepada Zurra. Proyek besarnya bersama Hafizh telah berjalan dan bisa dikatakan sukses besar. Proyeksi perhitungan skala laba dan juga kelihaian Hafizh membidik pasar dengan memperhatikan market share dan segala tetek bengeknya, nyatanya sangat bisa diandalkan.

"Abang emang top ya Mas." Zurra menatap Devi dengan seksama, lalu tersenyum tipis.

"Hafizh juga perlu bimbingan, itu sebabnya dia selalu meminta pendapat kami sebagai pelaku ekonomi yang jauh lebih dulu bermain di pasar. Semua perlu belajar Sayang, dan memberikan kesempatan kepada mereka yang optimis bisa bukankah itu juga suatu kebaikan?" Devi mengangguk setuju.

"Hafizh itu masih menggelora, dia butuh legitimate dan sudah sepantasnya aku sebagai pamannya memberikan support. Setidaknya jika apa yang direncanakan gagal, dia pasti akan belajar dari kegagalan itu."

"Tapi ada mas Ibnu dan mbak Qiyya juga, Mas, sebagai orang tuanya."

"Itu artinya, Hafizh percaya kalau suamimu ini berkompeten untuk bisa menggembleng dia menjadi seorang entrepreneur yang handal. Nyatanya kini sudah mulai berkembang, usaha Hafizh. Dia butuh modal dan tidak ingin mengambil utang di bank. Itu sebabnya dia memilih untuk membuka penanaman saham dan membagi hasilnya dengan baik. Kamu lihat sendiri kan? Margin laba perusahaannya dalam sepuluh tahun terakhir ini seperti apa. Itu juga karena diversifikasi usaha yang menurutku sangat tepat pemilihannya."

"Itu sebabnya Mas, aku bilang kalau abang itu hebat. Bisa seulet itu bermain dengan pasar yang fluktuatif seperti sekarang ini."

"Jiwanya Hafizh memang sudah di sana, Sayang. Berbeda lagi dengan masnya. Hanif itu mirip sekali dengan mas Ibnu. Ibarat kata, apa yang dilakukan oleh mas Ibnu seakan tercopy dengan baik oleh keponakan kita itu."

LELAKI TERHEBAT [Completed]Where stories live. Discover now