27|Cium

755 123 12
                                    

SEBELUM BACA JANGAN LUPA VOTE DAN ABSEN AKUN KALIAN DITIAP PARAGFAP YYA!!

JANGAN JADI PEMBACA YANG MALAS

Selamat Membaca !

Brian melirik Sasa, lalu berdecak pelan. "Lo bilang gak mau bikin gue repot lagi, sekarang liat, lo sendiri bikin diri lo makin repot ujung - ujung nya gue juga kan yang turun tangan."

Alina yang sempat berdiri, memilih duduk kembali. Menunggu kejelasan cerita dua orang dihadapannya ini. "Maksud kamu apa?" Alina menatap Brian bingung. Jadi, Brian sudah lebih dulu mengenal Sasa?

Brian lagi - lagi menghela nafas, sejujurnya dia sama sekali malas untuk bercerita panjang lebar. Apalagi perasaan marah terhadap Nizar masih mendominan.

Sasa semakin menunduk, dia benar - benar merutuki dirinya sendiri. Seharusnya dia tidak usah berada disekeliling Brian untuk saat ini.

Tapi, demi ketenangan hidupnya di sekolah ini, dia harus menjelaskan semuanya. Terutama kepada Alina.

"Jadi sebenernya kalian ada hubungan apa?" Tanya Nayla dengan tingkat penasaran yang tinggi. Jelas! kalau kalian lupa siapa Nayla, satu - satu nya cewek yang tau seluk beluk kabar panas di SMA Pelita Bangsa. Sang ratu informan yang tidak pernah ketinggalan gosip apapun.

Brian melirik Sasa. "Lo jelasin sendiri," titah Brian. Semua terdiam, pandangan mereka lurus menatap kearah Sasa, meskipun gadis itu hanya menunduk.

Sasa semakin gugup dengan pandangan semua orang menatap kearah nya, teruma cowok dingin di hadapan nya ini. Gio.

"Saa, gak usah takut kalo semisal kamu ngerasa gak ngelakuin kejahatan."

Suara Alina memasuki pendengaran Sasa. Benar sekali, seharusnya dia tidak usah takut. Toh, dia sama sekali tidak merasa salah disini.

Dengan ragu, Sasa mengangkat kepalanya. Lalu menghembuskan nafas panjang.

"Sebenernya, waktu itu aku lagi bawa ibu yang lagi sakit ke Rumah Sakit. Terus, aku gak sengaja ketemu kak Brian. Karena kondisi ku juga yang lagi gak punya biaya, kak Brian yang bantuin kita," jelas Sasa.

Alina melirik kearah Brian sekilas meminta penjelasan. Sementara itu Brian tersenyum seraya mengangguk membenarkan ucapan Sasa.

"Trus maksud lo ngasih luncbox ke loker Brian apa? kenapa gak ke loker gue aja?"

Nayla meringis mendengar pertanyaan konyol Daffa. Tingkat kepedean nya sudah sampai mana?

"Lo bisa gak sii, serius dikit napa?" Kesal Nayla.

"Yeuu biar ga tegang elah, serius mulu idup lo!" Respon Daffa.

Sasa sedikit tersenyum mendengar pertanyaan Daffa, setidaknya itu sedikit mengurangi rasa gugupnya.

Sasa menoleh kearah Alina, "Kak, maaf aku lancang ngasih - ngasih kak Brian makanan. Tapi, aku beneran gak punya niat apa - apa. Aku gak tau harus bales apa sama kebaikan kak Brian. Dan itu yang bisa aku lakuin. Maaf, kalo semisal cara aku salah dimata Kak Alin."

Alina tersenyum manis mendengar semua penjelasan Sasa. Dia sudah yakin, kalau Sasa tidak seperti yang dibicarakan oranglain. "Kamu gak salah, gapapa kok. Gimana kondisi Ibu kamu sekarang?"

Sasa tertegun mendengar pertanyaan Alina barusan. Dibanding membicarakan perkara masalah itu, Alina lebih tertarik menanyakan kondisi Ibu nya. "Diaa udah mendingan."

***

"Paaah, Stella mau pertunangan Stella sama kak Brian dipercepat."

CALCULATORWhere stories live. Discover now