Cerita ke-Tujuh

343 71 22
                                    


Situasi di sekre siaran sekarang ini dihadapkan dengan situasi canggung. Saling pandang, sebelum berakhir memandang dua gadis yang saling berhadapan. Mereka mewanti-wanti apa yang akan terjadi selanjutnya.

Terkecuali sosok Jaehyun, yang dari tempatnya santai menikmati nasi bungkus, sesekali ikut menjatuhkan perhatiannya.

"Kamu Bulan, ya?" Tanya gadis itu tersenyum lebar, mengulurkan tangannya untuk berjabat. "Aku Selena."

Bulan tersenyum tak kalah lebarnya, membalas jabatan tangan Selena yang menggantung di hadapannya. "Salam kenal, ya. Kayaknya kamu udah kenal aku."

Selena tertawa ringan menganggukkan kepala, "Jungwoo biasa cerita tentang teman-temannya, termasuk kamu." Katanya menunjuk Jungwoo singkat, membuat Bulan melirik ke arah laki-laki yang berdiri tepat di belakangnya.

Jungwoo tersenyum kaku, membuat Bulan tersenyum kecil saat memandang nya.

Perhatian Bulan kini mengedar pada sekitar, tepatnya pada mereka yang tengah duduk di masing-masing tempat. Alasan mereka tampak canggung, bukan pada kenyataan Bulan bertemu Selena, tapi Jaehyun yang membawa Selena di ruang sekre tidak seperti biasanya laki-laki itu. Sejauh ini mereka saling mengenal, seorang gadis yang Jaehyun benar-benar berani bawa ke ruang sekre siaran hanyalah Bulan. Sebanyak apapun Jaehyun berpacaran dengan gadis-gadis kampus, tidak ada satupun dari mereka yang pernah Jaehyun bawa.

Hanya Bulan, tidak ada lain selain Bulan. Dan Bulan pun sadar akan hal itu, namun sekarang keadaannya berubah. Entah atas dasar apa, Jaehyun membawa Selena tanpa beban padahal gadis itu terbilang baru untuk Jaehyun kenal.

Harum nasi Padang menguar di sekre, tanpa ditanya pun, Bulan sudah tahu apa yang mereka nikmati itu. Bulan tersenyum tipis memandang mereka satu-persatu.

Selena ikut memandang sekitar, menyadari senyum tipis Bulan tapi tidak menyadari apa maksud dari senyum itu. Ia menepuk pundak Bulan pelan, gadis itu menoleh ke arahnya.

"Masih ada satu nih, nasi nya." Kata Selena memberikan sebungkus nasi Padang pada Bulan, "sengaja belinya dilebihin satu, kata Jaehyun takut ada yang butuh."

Bulan melirik ke arah Jaehyun yang tampak berdebat pelan dengan Joy di tempatnya. Ia pun menggelengkan kepala, menolak pemberian Selena. "Gapapa, Sel. Aku rencananya ada janji sama temen. Ke sini cuma singgah, kok."

"Temen siapa, Lan?" Tanya Jaehyun, sedang Joy yang sedaritadi tampak sensi dengan sosok Jaehyun mendengus kesal. "Ngurusin banget Bulan mau pergi sama siapa." Cibir gadis yang tua setahun dari Jaehyun itu, membuat Haechan yang duduk di tempat yang sama meringis kecil.

"Gak mau makan dulu, Lan?" Tanya Selena menambahi, Bulan menjawab hanya dengan gelengan.

"Gue pergi ya, guys. Sengaja mau mampir sebentar, kok." Kata Bulan pamit hendak pergi, Yuta dari sudut ruangan menginterupsi Bulan, menahannya sebentar. "Pulang nya lo gimana, Lan?"

"Sama gue aja, kak." Renjun menawarkan diri, bangkit dari duduknya. "Gue udah selesai makan, kak. Tenang aja."

"Gak usah, Jun." Bulan menggeleng, menolak halus, "gue bisa sama temen gue, kok."

"Udah lah, kak." Haechan menghela napasnya pelan, "kalau gak mau sama Renjun, sama gue aja, deh."

Joy lalu menyenggol lengan Jaehyun, "gak mau nawarin?"

Jaehyun menggeleng, "sama Selena." Ia menunjuk Selena yang sudah tersenyum, mengangguk kecil ketika Joy menatapnya.

Semua juga sadar, kalau seorang Joy jelas menunjukkan ketidaksukaannya pada Selena. Terlebih untuk Yuta dan Johnny, mereka sebagai seseorang yang mengenal Joy lebih lama dari yang lain, tentu kenal bagaimana blak-blakan nya seorang Joy. Mereka jadi merasa tak enak dengan Selena.

"Kalau gitu gue pamit, ya."

__________


"Gue paham kalau Bulan tuh adek kesayangan lo, tapi sikap lo ke Selena tuh harusnya enggak gitu." Nasihat Johnny pada Joy yang memasang wajah masam, sibuk membuka tutup botol minumannya.

Melihat bagaimana Joy kesusahan, Yuta menghela napas pelan lantas mengambil alih botol minuman Joy dan membukanya.

"Makasih." Kata Joy begitu Yuta selesai membukakan botol minumannya.

"Lagian, lo kan tau kalau Selena tuh enggak salah. Jaehyun yang salah. Tapi, kenapa ikutan kesel sama Selena?" Tanya Yuta memandang Joy keheranan.

Mengingat bagaimana baiknya Selena pada mereka padahal baru pertama kali bertemu dan saling mengenal, diperlakukan sedemikian tidak baiknya. Baik itu Yuta dan Johnny maupun anggota radio lainnya selain Joy, menurut mereka itu sangat tidak pantas. Menghargai adalah kuncinya, tapi Joy mengabaikan itu. Ah, tidak. Joy menghargai baiknya Selena memberikan nasi Padang padanya, tapi Joy tidak bisa membohongi ekspresi ketidaksukaan nya terhadap Selena.

Joy berdecak nyaring, "emang gue keliatannya suka juga sama Jaehyun?" Johnny dan Yuta tidak menanggapi, Joy menggelengkan kepalanya kembali melanjutkan, "gue juga gak suka kali, sama Jaehyun. Ya maaf aja kalau gue enggak bisa kontrol muka pas liat Selena, cuma mikir aja lah, Selena pasti tau gimana Jaehyun sama Bulan, kan?"

"Oke, gue paham." Johnny menganggukkan kepalanya, "tapi, Jaehyun sama Bulan enggak ada hubungan lebih, kan? Yang kita tau, Jaehyun suka sama Bulan tapi Bulan nya enggak."

"Selama ini juga lo enggak suka kalau Jaehyun bakal sama Bulan, kan?" Yuta bertanya, Johnny menambahi, "Lo ribet juga, ya."

Joy menghela napas singkat. Johnny dan Yuta menunggunya buka suara, tapi yang Joy lakukan hanya memilih bungkam.

"Kita ribet banget ngurusin percintaan orang." Helaan napas Joy terdengar kembali, Johnny terkekeh pelan sementara Yuta menanggapinya dengan ujung bibir yang ditarik membentuk lengkungan tipis.

"Jaehyun tuh, ya, kalau dia enggak playboy gitu juga gue bakal dukung dia sama Bulan." Joy berdecak kesal, meneguk minumannya kembali.

Yuta menengadahkan tangannya pada Joy, meminta minuman milik gadis itu. Joy memberikan nya pada Yuta, selepas ia meneguk minumannya. "Yang bikin gue enggak suka kalau Jaehyun sama Bulan nanti jadi, ya karena Jaehyun kalau pacaran enggak lama. Kalian tau kan, Bulan tuh keliatan banget kalau sayang sama orang tulus."

Johnny mengangguk setuju, "dia bilang kalau udah dapet Bulan, dia bakal berhenti."

"Dia bilang, dia kayak gini karena mau perhatiannya Bulan." Yuta terkekeh geli.

Joy mendengus, nadanya yang tak jauh dari kata ketus menyanggah cepat. "Dia cuma penasaran aja. Percaya, deh. Laki-laki kalau kayak gitu tuh bahasanya, cuma penasaran. Dikejar terus, nanti kalau udah dapet ya sama aja."

"Lo punya masalah apa sih, sama Jaehyun?" Tanya Yuta mengernyit sempurna, lalu menggelengkan kepala mengoreksi ucapannya, "lo punya masalah apa sama laki-laki?"

"Masalah hati!" Sungutnya pada Yuta, "benci gue liat cowok buaya-buaya kayak lo semua!"

Yuta dan Johnny saling melempar pandang, menertawakan kekesalan Joy yang menurut mereka lucu. Gadis itu dengan wajah memberengut kesal, berlalu pergi meninggalkan Johhny dan Yuta. Oh, jangan lupakan dengan hentakan kaki yang Joy buat lebih memperjelas suasana hatinya.


•••

Hihihihihihihiririhihirihihiriiri

Cerita Bulan | JaehyunUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum