Chapter 39

31 7 0
                                    

Allyson's POV

Minggu ini berjalan cukup baik. Setiap menit yang kuhabiskan dengan Harry membawa jawaban-jawaban dari setiap keraguan tentang perasaanku. Sekarang aku yakin bahwa aku memanglah mencintai pria itu sejak awal. Itu berbeda dengan cinta yang kurasakan untuk Maxell. Aku mencintai Maxell karena dia baik dan dia adalah satu-satunya support system yang kumiliki. Aku bersungguh-sungguh saat aku mengatakan bahwa aku tidak mau dia pergi dan ingin dia tetap ada dihidupku. Namun, alasannya berbeda dengan apa yang kurasakan pada Harry, aku ingin Maxell berada di dekatku karena aku sudah terbiasa ada didekatnya, terlebih dia juga selalu membantuku dalam segala situasi sehingga aku merasa aku harus mencintainya padahal tidak.

Jika Harry, aku ingin dia berada didekatku karena aku merasa nyaman dan bahagia saat melihatnya. Dia memberikanku berbagai ketenangan dan kebahagian yang belum pernah kudapatkan dari siapapun.

"Aku sudah di depan. Kau dimana?" tanyaku lewat telepon. Harry menyuruhku bersiap dan keluar dari apartemen pagi-pagi begini, tetapi saat aku keluar, dia ternyata tidak ada.

"Sebentar lagi aku sampai. Tunggu aku, oke?"

"Baiklah. Hati-hati." Aku segera menutup panggilannya dan memutuskan untuk menunggu Harry.

Perhatianku terfokus pada sebuah bus berwarna merah yang melambat dan berhenti tepat di depanku. Kerutan didahiku semakin dalam ketika melihat orang pertama yang turun dari bus itu adalah Harry.

"Harry, apa ini?" Aku memghampirinya.

Pria itu tersenyum dengan manis sebelum menjawab, "Aku membuat acara untuk para penggemarku."

"Dan apa itu?" tanyaku masih tidak mengerti. Kupikir hari ini kami akan pergi berjalan-jalan biasa.

"Kita akan mengelilingi kota dan mungkin ke St James’s Park seperti keinginanmu kemarin. Beberapa penggemarku yang lain juga sudah ada di dalam."

Mataku berbinar mendengar penjelasan Harry barusan. Jadi hari ini kami akan berkeliling dan menghabiskan waktu dengan para penggemarnya yang lain? Betapa menyenangkannya itu? Dulu, aku selalu membayangkan bagaimana jadinya jika aku berteman dengan para penggemar Harry yang lain. Mungkin kami akan membicarakan hal-hal menyenangkan tentang Harry kemudian pergi ke tempat karoke untuk menyanyikan lagu-lagunya.

"Apa aku juga diundang?" tanyaku dengan geli.

"Justru kau penggemar pertama yang diundang. Ayo masuk." Harry meraih tanganku dan menuntunnya ke dalam.

Aku tersenyum lebar saat melihat sekitar ada lima belas orang di dalam bus ini.

"Hai semua!" Aku berujar dengan semangat sambil melambaikan tanganku. Mereka membalasnya dengan ramah, bahkan mereka tampak sangat bersemangat sepertiku.

"Mau duduk denganku?" Seorang gadis dengan mata cokelat menawarkan saat aku melewatinya.

Aku menganggukan kepalaku dengan cepat tanpa berpikir dua kali. Gadis itu menggeser posisinya sehingga dia berada di dekat jendela dan aku duduk di sebelahnya. Aku tersenyum tipis saat melihat Harry menaikkan sebelah alisnya padaku. Namun, dia tidak mengatakan apapun dan memilih untuk duduk di bagian paling depan.

Aku mau mau saja duduk dengan Harry, hanya saja gadis ini sudah menawarkan dan aku juga ingin berkenalan dengan mereka selama perjalanan ini.

"Aku Zea." Gadis di sebelahku mengulurkan tangannya padaku.

"Ally," ujarku dan meraih uluran tangannya.

"Aku tahu," jawab Zea sambil tersenyum tulus.

"Kau tahu?"

Truly Madly DeeplyWhere stories live. Discover now