14.

1.5K 241 12
                                    


Bahasa non-baku!

Suna menghelakan nafasnya untuk yang ke sekian kalinya, pemuda itu menatap gadis di hadapannya yang menunjukan raut datar.

“Masih ngambek?”

[Name] tak menjawab, gadis itu malah berjalan melewati Suna dan masuk kedalam kamar mandi.

‘Ya ampun! Cuma gara-gara ayam nggak ada yang jual doang!’ batin Suna ingin berteriak.

“NGGAK USAH NGEDUMEL DI HATI!” Teriak [Name] dari kamar mandi, Suna sontak berjengkit kaget, gadis itu bisa membaca pikiran?! Atau ini hanya kebetulan?

“S-siapa yang ngedumel.”

---

[Name] kini sedang menatap fokus layar ponselnya, ia menunggu balasan pesan dari Mikasa.

[Name] cantik se isekai : Woi! Mikasa!

[Name] cantik se isekai : Lo beli ayam warna-warni yang tadi pagi lo post di insta story di mana?

[Name] cantik se isakai : Jawab dong!

“Padahal ceklis dua, kok nggak di-read sih?! Nih orang sengaja yak!?” gerutu [Name].

Suna yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan sebuah handuk yang melilit pinggangnya mengerutkan keningnya, ngapain bocah tengil itu ngomel-ngomel? Kira-kira seperti itulah batin Suna.

“Liat apa sih?” tanya Suna sambil mendekat kearah [Name] yang merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil menatap ponselnya.

“Kepo!” ucap gadis itu sambil menyembunyikan layar ponselnya dari penglihatan Suna.

“Ih! Chat siapa kamu itu?” pemuda bermata tajam itu melotot.

“Pacar baru aku, wlee'!” ejek [Name].

“[Full Name], aku pake handuk doang loh ini..”

[Name] melototkan matanya, “HEH! Jangan macem-macem, ya!”

Suna menyedekapkan kedua tangannya di depan dada telanjangnya, ia tersenyum misterius.

[Name] mengerucutkan bibirnya, “Nggak-nggak.. aku chat Mikasa kok.”

“Oh..” Suna mengangguk-angguk lalu berjalan kearah lemari untuk mengambil pakaian.

“Tumben chat tuh cewek bucin?”

“Mau tanyain sesuatu ke dia,” ucap [Name] sambil menatap chat-nya yang masih belum di-read, “Nih orang modar ya? Kok nggak di-read-read sih!?” gumam [Name] kesal.

Suna mengambil piyama hitamnya dari dalam lemari lalu ia kembali masuk kedalam kamar mandi untuk memakainya, setelah memakai piyama itu ia keluar dan berjalan ke arah kasur untuk merebahkan tubuhnya yang lelah seharin mencari orang yang jual ayam warna-warni.

“Aduh.. leganya, bebanku rasanya langsung lepas..” ucap Suna tak bermaksud menyindir [Name], tapi entah kenapa ucapan Suna barusan membuat [Name] tersindir.

“Kamu nyindir aku, Sun?” ucap [Name] dengan nada ketara jengkel, ia dikata beban?! Emang iya sih.

“Hah? Apa?” bingung Suna.

“Gak!” [Name] menggeleng, wajahnya masam, Suna kebingungan, “Apa? Nyindir kamu? Maksud kamu apa?”

“Kamu bilang 'Aduh! Leganya! Bebanku rasanya langsung lepas~',” setelah menirukan ucapan Suna dengan nada-nada dibuatnya, [Name] menatap sinis pemuda itu.

“Ya ampun!” Suna memijit pelipisnya, “Aku-”

“Udah sana tidur buat cas tenaga! Besok 'beban' mau ngrepotin kamu lagi! Direpotin butuh tenaga!” ucap [Name] sebelum beranjak dari kasur dan masuk kedalam kamar mandi untuk bersih-bersih sebelum tidur.

---

I Love You For INFINITY [SUNA RINTAROU X Reader]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora