Lost Memories (Bagian 3)

189 35 0
                                    

Sosok yang merasa namanya dipanggil hanya menoleh dengan penuh tatapan heran ke arah Atsumu.

Atsumu merasa dadanya semakin sesak, kemana hilangnya tatapan penuh cinta yang selalu Sakusa tunjukkan? Kemana tatapan penuh kehangatan yang selalu Sakusa berikan ketika ia melihat Atsumu merasa takut?

Tatapan pria yang dicintainya itu kosong, seakan-akan ia tidak mengenal siapa itu Atsumu. Tanpa sadar air mata mengalir turun dari kedua bola mata Atsumu. Ia menangis.

“Kamu, kenapa?” Setelah cukup lama keempat orang itu terdiam, barulah Sakusa mulai membuka suaranya. Ia menatap penuh keheranan kepada Atsumu yang kini tengah menangis.

Mendengar ucapan Sakusa, Atsumu justru semakin terisak. Tanpa berpikir panjang ia segera saja membalikkan badannya dan pergi meninggalkan ruang perawatan Sakusa.

“Kau bohong Sakusa. Kau benar-benar seorang pembohong.”

. .

Atsumu kini sedang duduk di sebuah bangku taman. Ia tidak mungkin langsung meninggalkan rumah sakit karena tujuan awalnya adalah menjenguk Osamu.

Atsumu menghela napas berat, ia merasa hatinya sangat hancur sekarang. Begitu banyak perubahan yang terjadi pada Sakusa. Membuat Atsumu seperti tidak dapat melihat diri Sakusa di sosok pria yang ia temui tadi.

Ia meremas dadanya perlahan, sungguh rasa sakitnya bukan main. 3 tahun ia menunggu Sakusa pulang, tetapi apa yang ia dapatkan sekarang?

Sakusa melihatnya seperti orang asing dan pria itu kini membawa seorang wanita? Dunia pasti sedang bercanda kan?

. .

Setelah merasa cukup tenang, Atsumu mulai berjalan ke arah kamar perawatan Osamu. Ia membuka pintu ruangan dan langsung disambut oleh Osamu.

“Kemana aja? Udah 1 jam lebih di luar?” Ucap Osamu heran.

Atsumu yang sudah terlalu lelah bukannya menjawab justru membaringkan tubuhnya di atas sofa.

Osamu kemudian melirik ke arah Suna. Ia seakan-akan bertanya apa yang terjadi dengan Atsumu. Suna yang tidak tahu menahu hanya mengindikkan bahunya sebagai jawaban.

Merasa keadaannya dipertanyakan, Atsumu akhirnya mulai membuka suara agar kedua manusia itu bungkam “Gue ketemu Sakusa tadi.”

“Loh iyakah? Kalau gitu harusnya lo senang dong kok loyo bener.”

“YA MASALAHNYA.”

“Apa?”

“Dia kek gakenal gue, mana tadi pas gue masuk ruangannya ngeliat dia lagi disuapin cewe lain.”

“Hah? Ko bisa? Biasanya juga bulol banget.”

“Ya makanya gue gatau, dah ah gue mau pulang.” Atsumu yang tiba-tiba merasa badmood langsung saja berdiri.

Osamu yang mendengar nada suara Atsumu yang marah justru makin heran, kenapa lagi nih bocah?

Begitu kira-kira isi pemikiran Osamu.

“Besok gue mampir lagi. Jaga diri baik-baik. Suna awas aja lo aneh-aneh sama adek gue ya. Bye.” Belum selesai Osamu menjawab, Atsumu sudah terlebih dulu berjalan keluar.

“Dia gapapa kan Rin?”

“Mungkin, lagian dia udah dewasa. Pasti bisa nyelesain. Mending kamu istirahat biar cepat sembuh. “

“Iyaya oke.”

. .

Di sepanjang perjalanan pulang Atsumu lebih banyak melamun. Bahkan sesekali ia bisa saja menabrak trotoar karena sibuk dengan lamunannya sendiri.

Jujur saja, masih banyak pertanyaan yang tertanam di pikiran Atsumu. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Sakusa? Dan siapa wanita itu?

Atsumu mengusak surainya prustasi, ia kini merutuki dirinya sendiri karena memutuskan untuk kabur sebelum meminta penjelasan terlebih dahulu.

. .

Cukup lama perjalanan, Atsumu akhirnya sampai di sebuah apartement. Ia langsung saja berjalan masuk ke dalam dan membaringkan tubuhnya di sofa empuk apartementnya.

Namun, baru saja Atsumu ingin memejamkan mata ia teringat dengan ponselnya yang ia matikan sedari tadi. Atsumu kemudian merogoh kantung celananya dan menyalakan ponselnya.

Tidak ada hal yang menarik yang dapat ia lihat. Tetapi tak lama Atsumu mendapati ada sebuah notifikasi pesan dari nomor yang tak ia kenal.

Siapa ini?

To be continued

Lost Memories (Sakuatsu) Место, где живут истории. Откройте их для себя