Lost Memories (Bagian 4)

177 30 2
                                    

Langit menggelap menandakan bahwa malam telah tiba, Atsumu duduk di tempat tidur dengan laptop di pangkuannya. Jari-jarinya sibuk menggulir dan mengetik penuh kekalutan.

Alzheimer.

Halaman dimuat dan Atsumu langsung membaca isi halaman tersebut.

Alzheimer adalah penyakit progresif dimana koneksi sel otak dan sel-sel pasien menjadi merosot dan mati. Penyakit ini pada akhirnya dapat menghancurkan memori dan fungsi mental penting lainnya.

Atsumu terus membaca paragraf pengantar itu berulang-ulang, seakan-akan tidak percaya dengan apa yang sedang ia baca.

Setelah pertemuannya dengan Komori. Sepupu Sakusa itu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

Ia memberitahu Atsumu bahwa Sakusa menderita penyakit Alzheimer. Keadaannya semakin memburuk sampai akhirnya dia dipulangkan kembali ke Jepang.

Dan soal wanita yang ia lihat, wanita tersebut bernama Kageyama Miwa. Perawat pribadi Sakusa sekaligus kakak kandung dari Kageyama Tobio.

Segala kesalahpahaman yang Atsumu pikirkan ternyata menjadi lebih buruk dari yang ia bayangkan.

Bibir Atsumu bergetar ketika ia sampai di paragraf akhir halaman tersebut “Perawatan dapat membantu, namun penyakit ini tidak dapat disembuhkan.”

Atsumu tidak habis pikir dengan apa yang ia baca. Jadi, perawatan hanya dilakukan untuk memperlambat kematiannya? Sungguh tidak berguna.

Atsumu mengusap kepalanya yang berdenyut pelan. Ia menyandarkan kepalanya di dashboard kasur sembari mengelus dagunya.

“Omi pasti sudah tau kalau ia menderita penyakit ini bukan? Obat-obatan yang selalu ia bawa itu bukan sembarang obat.”

“Omi, kenapa kamu tidak pernah memberitahukan hal itu kepadaku? Kita adalah sepasang kekasih, seharusnya kau percaya kepadaku. Tetapi, kenapa kau justru berbohong kepadaku?”

Atsumu terkekeh pelan. Ia menangisi nasib buruknya, apa kekasihnya begitu tidak percaya dengan dirinya sampai menyembunyikan semua hal itu?

Setelah selesai membaca seluruh isi halaman, Atsumu kemudian mematikan laptopnya dan membaringkan tubuhnya di kasur.

“Aku akan menemuinya besok.”

To be continued

Lost Memories (Sakuatsu) Where stories live. Discover now