Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Aniki!"
Kamu berlari-lari kecil sambil meneriakkan nama kakakmu di sepanjang perjalananmu menuju ke tavern Angel's Share milik kakakmu itu. Begitu memasuki tempat tersebut, kamu memandangi Diluc yang tengah meracik minuman, dengan tatapan kesalmu yang terarah padanya.
"Hm?"
Kamu buru-buru menghampirinya yang memasang wajah tanpa dosa, dan kamu menggebrak meja keras-keras. Netramu yang sewarna dengannya memandang lekat-lekat netra kakakmu itu. "Aniki ... kenapa kau menyita semua anggurku?!"
Diluc menghela napas berat ketika mendengar perkataanmu. Ini adalah kesekian kalinya kalian akan berdebat-karena satu alasan yang sama; sebab Diluc menyita semua anggur milikmu.
"Kau sudah terlalu banyak minum. Empat puluh persen persediaan anggur di Dawn Winery semuanya kau habiskan. Hanya dalam waktu dua minggu," jawab Diluc sambil terus melanjutkan racikan minumannya.
Kamu memutar bola matamu malas. Itulah jawaban yang selalu diberikan oleh kakakmu itu, dan kamu sudah terlalu bosan mendengar jawaban yang sama darinya. "Memangnya kenapa? Toh, aku membayarnya, dan aku tidak mengambilnya secara cuma-cuma!"
"Terlalu banyak anggur tidak baik untuk kesehatanmu," jawab Diluc sesaat setelah ia menghela napas berat.
Diluc selalu mengingatkanmu berulang kali supaya tidak terlalu banyak minum anggur. Karena kamu adalah adik kandungnya, maka Diluc selalu memerhatikanmu-walaupun sehari-hari ia selalu bersikap dingin dan terkesan tak peduli.
"Oh, ayolah, Diluc-aniki!" Kamu berdecak pelan dan kemudian duduk di salah satu kursi di depan kakakmu. "Berikan padaku, ya? Sudah dua hari aku sama sekali tidak minum anggur."
"Benarkah?" tanya Diluc.
Kamu menganggukan kepalamu dengan yakin, supaya kakakmu akan bermurah hati dan mengembalikan semua anggur yang telah ia sita. "Benar. Mana mungkin aku berbohong."
"Lalu, siapa yang kemarin kulihat sedang meminum dandelion wine bersama dengan penyair itu di Windrise?"
Mendengar pertanyaan Diluc, kamu menelan ludahmu. Bagaimana bisa Diluc mengetahuinya? Bukankah kakakmu itu sehari-hari selalu berada di Dawn Winery atau di kota Mondstadt-alih-alih berjalan-jalan ke sekitar Windrise? Oh-berarti selama ini ... Diluc terus mengawasimu. Kamu merasa bodoh karena tidak pernah menyadarinya.
'Ini salah Venti! Padahal katanya dia yakin Diluc-anikitakkan mengetahuinya kalau aku minum anggur di Windrise!' batinmu kesal.
"Dilihat dari reaksimu, berarti aku benar. Kau pasti minum anggur lagi kan?"
Pertanyaan Diluc hanya kamu balas dengan anggukan enggan.
Diluc menyelesaikan racikan minumannya dan menuangkan minuman tersebut dalam sebuah gelas. Ia meletakkan beberapa taburan daun mint untuk hiasan, dan kemudian menyodorkannya ke arahmu. "Minum ini saja, (Name)."